Cara Menjadi Penulis Novel - Step by Step sampai Terbit!

Cara Menjadi Penulis Novel


Seorang teman yang baru saja mencintai dunia literasi, khususnya literasi baca-tulis, bertanya kepada saya. Pertanyaannya klasik sih. Tapi, kalau saya jawab, jawabannya bisa sampai berlembar-lembar halaman. Sebab, prosesnya memang panjang banget.

Begini isi pertanyaannya, "Bagaimana cara menjadi penulis novel?".

Sekilas, pertanyaan tersebut agak terdengar mudah untuk dijawab. Tapi, sumpah deh tidak cukup hanya dengan empat atau lima poin saja untuk menjawab pertanyaan itu.

Makanya, berhubung topik ini belum saya ulas, maka ingin saya ulas melalui blog ini.

Begini.

Pondasi utama untuk jadi penulis novel sebenarnya ada pada "kesungguhan". Jangan terpatok dulu pada tips-tips atau teknik-teknik menulis. Soal tips dan teknik menulis, bisa dipelajari setelah kalian sungguh-sungguh pengin jadi novelis.

Lebih dari itu, jangan mikirin pendapatan atau royalti dulu. Sebab, royalti penulis (khususnya penulis novel) tidak begitu banyak. Apalagi untuk novelis pemula. Coba baca ini untuk menambah wawasan kalian terkait berapa royalti seorang novelis: gaji penulis novel.

Sekali lagi saya katakan bahwa, kesungguhan merupakan dasar utama untuk menjadi seorang novelis. Saya buktinya, saat sungguh-sungguh ingin mengarang novel sendiri atau menerbitkan novel pertama, hasilnya pun berhasil.

Terbit lah novel pertama pada 2016 saat itu. Meski novel tersebut tidak begitu populer dan tidak diterbitkan oleh penerbit mayor, tapi seenggaknya saya senang. Seenggaknya saya sukses membuat novel sendiri berangkat dari kesungguhan tersebut.

Untuk menjelaskan lebih dalam lagi, mari saya bimbing secara step by step untuk jadi penulis novel yang menghasilkan buku sendiri sampai terbit.

Cara jadi Penulis Novel



Cara menjadi penulis novel

1. Siapkan mental

Setelah kesungguhan, terbitlah mentality. Alasan mental ditaruh pada poin pertama karena tak sedikit orang-orang yang gagal menjadi novelis, dan itu ulah tidak siapnya mental.

Maksud saya begini.

Ada sebagian penulis novel yang berhasil menerbitkan novel pertama dan kedua, tapi kemudian stress karena novelnya sulit terjual. Stress juga karena dirinya tidak terkenal layaknya penulis-penulis novel best seller.

Terlebih, stress saat karyanya dikritik mati-matian oleh penerbit dan pembacanya. Saat stress terus-menerus menimpanya, ia lalu tidak mau lagi jadi seorang penulis.

Padahal, dari awal, dia sudah mempunyai semangat luar biasa. Sudah sangat sungguh-sungguh juga. Eh, malah mundur dari niat awal tadi.

Ringkasnya semua persoalan itu disebabkan karena mentalnya rapuh, lemah, dan tak berdaya. Oleh sebab itu, sebelum ingin menjadi penulis novel, siapkan dulu mental.

Siap tidak jika karya kalian dikritik?

Siap tidak jika novel kalian susah banget mendatangkan pembeli?

Siap tidak jika novel kalian dianggap jelek karena kata-kata di dalam novel tidak sesuai aturan PUEBI?

Siap tidak dianggap, "Lu siapa sih" sama pembaca?

Silakan pikirkan. Dan silakan siapkan mental mulai dari sekarang!

Baca ini untuk menguatkan mental: jiwa seorang penulis.

2. Perbanyak membaca dan fokus menulis

Katakan lah kesungguhan dan mental sudah ada pada diri kalian, maka langkah kedua ialah perbanyak lah membaca, lalu mulai lah menulis.

Membaca dan menulis, ngomong-ngomong, dua aktivitas yang tidak boleh diabaikan oleh seorang penulis. Keduanya membantu mengembangkan tulisan.

Membaca, dalam arti, membaca buku atau artikel yang berkaitan dengan tema novel yang kalian sukai dan kalian kuasai. Jangan membaca hal-hal lain agar tidak kepincut oleh ide-ide yang kerap muncul sembarangan di tengah pengerjaan novel.

Satu hal yang pasti juga, adalah fokus menulis. Tuangkan semua cerita yang ada di kepala kalian. Fokus terus mengembangkan naskah. Tiap hari: menulis, menulis, dan menulis.

Hal ini ditujukan agar naskah semakin cepat rampung. Sehingga, keinginan kalian menjadi penulis novel dapat dengan mudah tercapai.

Untuk mempermudah kalian dalam merampungkan naskah, silakan baca artikel saya yang sudah dibaca ratusan ribu orang: cara menyelesaikan naskah novel.

3. Miliki ciri khas sebagai penulis novel

Poin ketiga ini lebih kepada; daripada menjadi penulis novel yang terkenal, yang didamba-dambakan oleh penulis pemula, lebih baik jadi penulis novel yang memiliki ciri khas tertentu. Salah satunya, hanya menguasai atau menulis satu tema novel saja atau satu genre novel saja.

Contohnya Raditya dika. Ia terkenal dengan judul-judul novelnya yang mengambil dari nama-nama binatang. Contohnya lagi, ada Risa Saraswati, penulis novel misteri. Dan, tentu saja masih banyak lagi.

Dengan cuma menguasai satu genre novel saja, maka kelak akan mendapatkan pembaca setia. Ditambah lagi, novel dapat dikembangkan secara terus-menerus dengan membuat serial-nya.

Ini yang saya lakukan saat itu. Dan kalian, silakan tiru jika tertarik. Asyik lho nulis novel satu genre saja. Selalu dikenang dan ditunggu novel berikutnya sama para pembaca.

Lantas, yang jadi pertanyaan saya adalah, sudahkah kalian menguasai satu genre novel? Jika belum, silakan mampir ke beberapa tema novel terbaik yang paling laris di kalangan novel, baca ini: kumpulan contoh tema novel.

Cara jadi Penulis Novel



4. Mulai menerbitkan novel pertama

Kalian tidak akan dikasih label sebagai penulis novel oleh orang lain jika belum pernah membukukan novel. Maka dari itu, usai menggarap naskah hingga tuntas, langsung saja terbitkan novel tersebut lewat penerbit mayor maupun indie.

Mungkin, agak lumayan berat kalau bisa sampai tembus penerbit mayor meskipun nggak mustahil juga. Tapi, untuk melekatkan label sebagai novelis, terbitkan saja naskah kalian ke penerbit indie. Salah satunya bisa melalui bantuan blog penulis Garut.

Moto kami adalah membantu penulis pemula untuk menerbitkan karya pertamanya. Tapi, tentu saja, harus ada uang yang dikeluarkan.

Solusi jika tidak mempunyai biaya, terbitkan saja ke penerbit gratisan, salah satunya ke penerbit Guepedia. Silakan baca ulasan saya terkait penerbit gratisan yang satu ini: review Guepedia.

Jadi, intinya, untuk menggarisbawahi topik cara menjadi penulis novel, ya kalian harus menerbitkan novel dulu. Baru lah orang lain bakal mengenal kalian sebagai seorang novelis.

Mau tidak mau memang harus seperti itu. Sebab, pandangan tersebut sudah lumrah di kalangan penulisan.

5. Jangan malu menjadi penulis novel

Setelah novel pertama terbit, maka jangan malu memiliki label seorang novelis. Sebab, masih banyak stigma buruk terhadap novelis, terutama novelis romance.

Memang sih penulis novel tidak sekritis penulis-penulis opini yang bisa menyinggung-menyindir, tapi penulis opini juga belum tentu bisa menulis novel beratus-ratus halaman. Dan kalau mereka tahu, penulis novel justru bisa menyisipkan nilai-nilai kritis pada isi cerita.

Jadi, jangan pernah merasa malu menjadi penulis novel. Sekalipun novel kalian tidak laris di pasaran. Sekalipun nama pena kalian tidak begitu dikenal banyak orang.

Yang terpenting, keinginan kalian menjadi penulis novel sudah terbukti dengan mengeksekusi cara keempat, yakni menerbitkan buku sendiri.

6. Bikin situs web novel sendiri

Poin ini yang menurut saya menarik. Sebab, untuk menambah branding, selain dibuktikan sama buku pertama, juga dibuktikan pula dengan adanya situs web sendiri.

Katakan lah kalian membuat blog sendiri secara profesional dengan alamat blog atas nama pena kalian sendiri dan berdomain TLD (.com, terutama). Lalu cantumkan URL blog di semua media sosial milik kalian sendiri. Dan jangan lupa, isi blog oleh cerita-cerita perjalanan tentang proses mengarang novel.

Saya pikir, ini bagus untuk menaikkan personal branding. Dan setidaknya dengan membuat situs web sendiri, anggaplah sebagai rekam jejak digital kalian di internet.

Bermanfaat banget, bukan?

7. Menikmati prosesnya

Saya tidak menyarankan penulis pemula untuk bertahan hidup dari menulis novel. Ada sih ada yang melakukan hal itu, tapi ya ampuun...dari cerita-cerita penulis-penulis lain, perjalanannya berat banget untuk menggapai keberhasilan (sebut saja memiliki banyak pembaca setia). Sampai-sampai frustasi dan sempat pengin berhenti saja katanya.

Semua harus diperhatikan untuk menuai keberhasilan tersebut. Mulai dari sosial media, interaksi dengan calon pembaca, dan masih banyak lagi. Semua juga diperhatikan oleh pihak penerbit atau oleh orang-orang yang bekerja sama dengan seorang novelis.

Jadi, sebagai penutup, saya pengin mengajak kalian untuk nikmati saja prosesnya. Saya sendiri kini tidak sedang menulis novel lagi, lebih ke realistis aja; ke arah nulis-nulis yang mampu menghasilkan uang. Nulis di blog ini, dan nulis orderan artikel dari website lain.

Untuk nulis novel, memang bisa dan tertarik lagi. Tapi, posisinya sudah bukan di situ lagi.

Saya yakin, kalian bisa sabar menikmati semua itu. Saya yakin, cita-cita kalian menjadi penulis novel, kelak, sesukses novelis lain.

-

Itulah cara menjadi penulis novel. Selamat mencoba

Artikel Selanjutnya Postingan Selanjutnya
Tidak Ada Komentar
Tambahkan Komentar
comment url