5 Contoh Program Literasi Desa yang Seharusnya Ada di Setiap Daerah
Coba kita lihat, hampir di seluruh wilayah, program literasinya tidak kelihatan. Kalau pun ada sebuah desa yang aktif dalam kegiatan literasi, itu bisa kita hitung dengan jari. Padahal, salah satu cara agar orang melek literasi, justru seharusnya diedukasi dulu di lingkungan desanya. Baru lah setelah itu masuk ke ranah pendidikan.
Saat ini di sekitar rumah kita, mungkin masih ada saja orangtua yang belum pandai membaca, menghitung, dan menulis. Masih banyak juga anak-anak yang tidak melanjutkan sekolah karena masalah ekonomi. Otomatis, saat anak tersebut tidak melanjutkan pendidikannya, masalah membaca dan menghitung menjadi agak kurang cakap.
Lalu, sudah sejauh mana pihak desa memikirkan orang-orang seperti itu? Coba kalau pihak desa menggerakkan kegiatan literasi secara konsisten, pasti anak-anak tersebut setidaknya akan terbantu.
Kalau tidak bisa membantu dalam memberikan biaya, coba fasilitasi dong anak-anak itu dengan adanya kegiatan literasi, seperti mengajak membaca buku dan mengajarkan cara menulis.
Dengan adanya kegiatan-kegiatan seperti itu, sekali lagi, seenggaknya pihak desa sudah peduli. Ini mah boro-boro peduli, program literasinya saja masih belum direncanakan..
Apa itu program literasi desa?
Yang namanya program erat kaitannya dengan rencana. Sedangkan literasi, pada dasarnya, memang cakupannya luas. Bukan hanya literasi baca-tulis saja. Namun, untuk level masyarakat desa, jangan jauh-jauh mengedukasi soal literasi numerasi dan semacamnya. Cukup literasi baca-tulis saja dulu.
Nah, ringkasnya, program literasi desa adalah kegiatan-kegiatan di lingkungan desa yang berhubungan dengan membaca dan menulis. Seperti halnya pada program literasi di sekolah, di lingkungan desa pun seharusnya dibuat juga programnya. Hal ini ditujukan agar masyarakat tahu tentang ada informasi terbaru apa saja di desanya, ada kegiatan apa saja tiap minggunya, dan lain sebagainya.
Untuk menyederhanakannya, silakan simak beberapa contoh program literasi di lingkungan desa melalui penjelasan berikut ini.
Contoh program literasi desa
1. Memiliki media sendiri di setiap desa
Katakan lah setiap desa seharusnya memiliki website sendiri. Website tersebut ditujukan untuk memberikan gambaran kepada orang luar bahwa di desa kita ada kegiatan A, B, C, D. Masyarakatnya juga kebanyakan berprofesi sebagai A, B, C, D. Penduduknya ada sekitar sekian ribu orang. Tempat wisatanya ada A, B, C, dan D.
Dengan adanya website, pihak desa pun dapat memberikan informasi terbaru seputar Pos Yandu, Vaksinisasi, acara-acara, jadwal pencoblosan, dan lain-lain. Ini merupakan program literasi yang berhubungan dengan menulis dan membaca.
Menulis, dilakukan oleh perangkat desa. Dan kegiatan membaca, diaplikasikan oleh masyarakat desa. Sebab, masyarakat sekarang, rata-rata sudah memiliki ponsel. Sehingga, mudah untuk memberikan info-info terupdate.
Apakah sudah banyak pihak desa yang memiliki media sendiri? Ada, tapi masih sedikit. Atau, kalau dirata-ratakan, mungkin masih belum banyak yang bikin. Padahal, modal untuk membuat website tidak akan berjuta-juta. Maka dari itu, untuk menjalankan program literasi, silakan bikin website khusus perangkat desa.
Baca juga: contoh literasi digital sekolah.
2. Aktif di berbagai media sosial untuk menginformasikan kegiatan desa
Solusi lain kalau tidak memiliki website, adalah aktif di sosial media. Bikin Instagram khusus perangkat desa. Bikin halaman Facebook khusus juga. Dengan demikian, semua info yang ingin disampaikan dapat dengan mudah diinformasikan.
Kalau sudah begitu, maka tinggal ajak saja masyarakat untuk mengikuti Instagram atau halaman Facebook yang sudah dibuat. Sehingga, mereka tahu segala kegiatan yang dilakukan oleh perangkat desanya.
3. Tiap desa membuat taman baca atau perpustakaan mini
Ini dia salah satu cita-cita saya selama tinggal di kampung, yakni ingin membikin taman baca sendiri. Sayang, keinginan ini masih belum bisa tercapai karena pihak desa selalu saja mengabaikan masukkan dari warganya.
Akan tetapi, meski belum sukses membikin taman baca di kampung sendiri, alhamdulilah justru saya malah mendirikan taman baca di kampung orang lain. Cerita lengkapnya, silakan baca pengalaman saya saat mendirikan taman baca lewat artikel: cara membuat taman baca.
4. Mengedukasi masyarakat desa yang masih buta huruf
Dengan adanya taman baca, justru taman baca tersebut akan menjadi fasilitas yang bagus untuk masyarakat yang katakan lah ingin belajar membaca dan menulis. Sebab, seperti yang saya sampaikan di awal, masih banyak masyarakat yang buta huruf.
Dengan demikian, ketika fasilitasnya sudah ada, maka tampung semua orangtua yang masih belum bisa membaca, dan ajak juga anak-anak kecil untuk meluangkan "sedikit" waktunya agar dapat membaca buku.
Jadi, pada intinya, lebih bagus ada fasilitasnya dulu. Sehingga, program yang direncanakan mudah untuk diaplikasikan.
5. Menggaet atau membentuk pegiat literasi
Empat program di atas tidak akan terlaksana dengan baik apabila pegiat literasinya tidak ada. Oleh sebab itu, pihak desa seharusnya inisiatif mencari anak muda yang suka sama kegiatan literasi. Dan kalau bisa, gaji mereka.
Dengan demikian, semua program literasi desa akan terbantu oleh anak muda pegiat literasi tersebut. Ada semacam kerjasama antara pihak desa dan pegiat literasi. Kerjasama inilah yang akan mengantarkan literasi desa menjadi berkembang baik.
-
Itulah contoh program literasi desa yang saya pikir seharusnya ada di setiap daerah. Sekian.
BACA JUGA: Contoh Literasi Musik