Contoh Program Budaya Literasi di Sekolah untuk Mengembangkan Minat Baca Siswa

contoh program literasi

Setelah mengetahui cara menumbuhkan budaya literasi, mari masuk ke pembahasan tentang beberapa contoh program budaya literasi di sekolah yang harus ada untuk mengembangkan minat baca siswa.

Mungkin masih banyak di antara guru dan siswa yang kebingungan saat akan membuat program literasi di sekolahnya. Oleh sebab itu, saya menawarkan beberapa contoh program literasi.

Kenapa program budaya literasi di sekolah penting dibuat?

Karena dengan adanya program, maka ada gambarannya di situ. Tugas setelah para guru dan peserta didik membuat program budaya literasi, maka kedepannya kudu konsisten dilakukan.

Ditambah lagi warga sekolah harus kompak menjalankan program literasi tersebut.

Lantas apa saja contoh program budaya literasi di sekolah untuk mengembangkan minat baca, sekaligus juga mungkin untuk minat menulis siswa? Berikut saya berikan contohnya secara runut.

Contoh program budaya literasi di dalam kelas siswa

Membuat dinding motivasi

Di setiap kelas, ada baiknya guru memberikan arahan kepada muridnya untuk membuat dinding motivasi.

Sederhananya, dinding motivasi adalah sebuah hiasan dinding di dalam kelas yang isinya kata-kata motivasi.

Apakah dinding motivasi efektif? Tentu.

Tujuannya bukan hanya untuk mengembangkan minat baca, tapi juga minat menulis siswa.

Kalau kita perhatikan, banyak anak-anak sekolah yang jago banget bikin quotes di Instagram. Itu artinya, mereka sudah punya dasar.

Nah dasarnya itu tampung di sekolah lalu suruh untuk membuat kata-kata yang kemudian ditempel di dinding motivasi.

Membuat pohon literasi

Berikutnya, contoh program budaya literasi di sekolah yang diaplikasikan di dalam kelas yaitu siswa ditugaskan membuat pohon literasi.

Pohon literasi bisa dibuat juga oleh siswa secara mandiri. Nantinya, daun-daun yang berada di pohon literasi tersebut ditulis dengan nama-nama siswa satu kelas. Misalnya mereka menulis cita-cita.

Saya yakin, beberapa guru paham mengenai hal ini.

Membaca buku non pelajaran di dalam kelas sebelum proses belajar dimulai

Langkah pertama untuk menjalankan program budaya literasi ini, siswa diinstruksikan membawa buku non pelajaran ke sekolah.

Setelah mereka mematuhi perintah, maka sepuluh menit sebelum proses belajar mengajar dimulai, baca lah buku yang mereka bawa itu.

Entah membaca dua atau tiga halaman, seberesnya saja sesuai menit membaca yang disepakati.

Posterisasi sekolah

Sebagai tambahan, ini hampir sama dengan dinding motivasi.

Posterisasi ini adalah siswa diperintah untuk membuat poster-poster yang berisi ajakan semangat hidup. Entah kata-kata motivasi atau kata-kata mutiara yang kemudian digantung di beberapa sudut kelas.

Mereview sebuah novel

Masih di dalam kelas, yang terakhir adalah siswa ditugaskan mereview sebuah novel.

Biasanya yang memberikan tugas mereview sebuah novel adalah guru Bahasa Indonesia. Tapi di beberapa sekolah masih banyak guru yang belum menjalankan program budaya literasi ini.

Minat siswa dalam mereview sebuah novel banyak banget sih kalau saya perhatikan. Terbukti, tulisan saya mengenai contoh mereview buku yang baik dan simple hampir trending tiap hari. Dan kebanyakan dibaca oleh kalangan pelajar.

Contoh program budaya literasi yang dibikin oleh pihak sekolah

Next, setelah guru dan peserta didik membuat program budaya literasi di dalam kelas, pihak sekolah perlu juga membikin program.

Intinya, semua warga sekolah harus ikut andil dalam mengembangkan budaya literasi di lingkungan sekolahnya. Karena percuma saja kalau program budaya literasi hanya dibikin oleh siswa dan guru, sedangkan pihak berwenang (anggaplah seperti itu) cuek dalam membuat program literasi.

Apa saja contoh program budaya literasi di sekolah?

Membuat sudut baca

Sudut baca adalah tempat khusus di bagian sekolah. Di mana, ia tersedia kumpulan buku bacaan dan tempat duduk.

Untuk tempatnya, bisa di depan kelas siswa, kantin, ruang guru, samping mushola, dan masih banyak lagi.

Saya pikir jika sekolah membuat sudut baca, itu akan terlihat indah.

Pihak sekolah mengajak peserta didik mengaktifkan mading sekolah

Di banyak sekolah, madingnya banyak yang tidak terisi. Bahkan, sudah lama tidak aktif.

Entah salah siapa sebenarnya. Di OSIS sudah ada seksi mading, tapi tidak berjalan.

Intinya, jika mading sekolah ingin aktif dan ramai, sekolah perlu mewajibkan untuk mengisi mading tersebut kepada siswa. Tanpa terkecuali.

Di lain waktu, saya ingin membahas soal ini.

Sekolah bikin jadwal rutin bagi siswa untuk mengunjungi perpustakaan

Perpustakaan, ibaratnya, sarang literasi sekolah. Namanya sarang, jika tidak dibuat pondasi yang kuat maka akan runtuh.

Banyak perpustakaan yang saya perhatikan, sepi dan ditempatkan bukan untuk membaca. Malah untuk main siswa.

Nah dengan membuat jadwal rutin agar siswa ke perpustakaan, setidaknya perpus digunakan dengan baik.

Pengelola perpustakaan juga harus aktif memikirkan agar tempatnya nyaman bagi siswa.

Mengadakan lomba duta literasi sekolah

Program ini adalah salah satu alternatif untuk memotivasi siswa dalam berliterasi. Sekolah, ada semacam apresiasi bagi siswa, istilahnya seperti itu.

Sedikit gambaran, untuk memilih siapa yang menjadi duta literasi sekolah misalnya dilihat dari siapa yang paling meminjam buku perpus terbanyak dalam per semester.

Siapa yang paling banyak membaca buku. Siapa yang paling aktif menulis di mading. Dan masih banyak penilannya lagi.

Ini akan menjadi daya tarik siswa.

***

Jadi, contoh program literasi di sekolah itu ada yang dibuat khusus di dalam kelas. Dan juga ada yang dibuat oleh pihak sekolah.

Contoh program budaya literasi di dalam kelas:

1. Membuat dinding motivasi
2. Membuat pohon literasi
3. Membaca buku non pelajaran sebelum proses belajar dimlai
4. Poterisasi sekolah
5. Mereview sebuah novel

Contoh program budaya literasi yang dibuat oleh pihak sekolah:

1. Membuat sudut baca
2. Mengaktifkan mading
3. Bikin jadwal rutin siswa ke perpustakaan
4. Mengadakan lomba duta literasi sekolah

Artikel Selanjutnya Postingan Selanjutnya
Tidak Ada Komentar
Tambahkan Komentar
comment url