Saya Menulis Novel Fantasi, Ini Hal-hal yang Saya Lakukan
Bagi kalian yang tertarik ingin menulis novel fantasi, di sini saya akan berbagi pengalaman tentang hal-hal apa saja saja yang perlu dilakukan saat membuat cerita fantasi, dan aturan-aturan apa saja yang mesti kalian larang.
Sebab, seperti yang kita tahu, fantasi ialah genre atau kategori fiksi yang kerap dianggap "mustahil" oleh sebagian penulis.
Fantasi sering dibilang novel berbentuk sihir. Fantasi sering dikaitkan dengan legenda, mitos, cerita rakyat, dan selalu dianggap ada hubungannya dengan unsur-unsur peristiwa yang terjadi di masa lalu.
Novel fantasi juga cenderung banyak action atau aksi.
Respon saya mendengar anggapan seperti itu, tentu biasa saja. Sebab, saya rasa, membuat cerita fantasi itu unik, dan penuh tantangan. Ditambah lagi imajinasi saya liar sekali saat mengeksekusi naskah fantasi.
Buat kalian yang ingin mencoba membuat novel fantasi, ada beberapa hal yang perlu kalian lakukan. Dan saya kira, ini perlu kalian tiru.
Cara menulis novel fantasi - hal-hal yang tidak boleh kalian lakukan
Saat membuat cerita, pertama, kalian tidak perlu sepenuhnya memberi tahu kepada pembaca tentang karakter tokoh dan dunia magic yang kalian ciptakan. Artinya, tidak perlu memberikan penjelasan sedetail itu.
Tiru lah buku Harry Potter.
JK Rowling, sebagai penulis buku Harry Potter, ia menulis cerita Harry penuh dengan teka-teki. Sehingga, beragam pendapat bermunculan dari pembaca dan penontonnya.
Dan luar biasanya, perbedaan pendapat itu masih terjadi hingga sekarang. Dan itu disebabkan karena ia tidak transparan menjelaskan cerita Harry Potter.
Ringkasnya, biarkan pembaca novel kalian menafsirkan sendiri isi cerita yang kalian tulis. Ini lebih bagus daripada menjejali pembaca dengan informasi-informasi detail tentang karakter dan cerita yang kalian buat.
Jangan juga membuat cerita fantasi yang berlebihan, yang tidak masuk akal bagi pembaca. Ini aturan kedua yang wajib kalian pegang.
Apabila aturan kedua ini dilanggar, bisa-bisa pembaca berhenti membaca karya kalian. Sebab, mereka sudah tidak percaya lagi terhadap cerita yang kalian buat.
Aturan kedua ini masih kerap saya temui dari para penulis fantasi. Mereka, selalu saja, membuat cerita yang tidak masuk akal. Jadi, ada baiknya, hentikan menulis cerita yang berlebihan.
Aturan ketiga lebih penting lagi, yakni jangan pernah meniru cerita, karakter, dan setting dari penulis lain. Meskipun fantasi erat kaitannya dengan unsur-unsur cerita lama, tetapi coba lah membuat sesuatu yang baru.
Caranya, gunakan imajinasi kalian untuk menciptakan cerita fantasi yang belum pernah ada sebelumnya.
Tips menulis cerita fantasi - hal-hal yang wajib kalian lakukan
Berhubung saya suka membuat dunia fantasi, saya memiliki tips-tips yang selama ini saya simpan sendiri. Setidaknya, ada lima tips yang sering saya praktekan.
1. Banyak membaca buku fantasi
Ini adalah kunci pertama saat mengarang cerita fantasi.
Dan sebenarnya bukan hanya untuk cerita fantasi saja, pokoknya kalau kalian ingin menulis novel fiksi maupun nonfiksi, banyak membaca buku atau novel yang relevan itu perlu dilakukan sebagai referensi utama.
Cari buku-buku fantasi. Dan cari cerita-cerita fantasi di banyak daftar platform menulis online. Entah di GoodNovel, NovelMe, maupun NovelToon, pasti satu atau dua cerita ada.
2. Bikin outline kisah fantasi
Untuk memudahkan kalian dalam menggarap novel fantasi, dalam hal ini, outline berperan penting. Tips kedua ini masih umum seperti kebanyakan genre novel lainnya bahwa, ketika bikin novel, outline harus ada. Novel fiksi sejarah pun ada kerangkanya.
Lantas, bagaimana cara membuat outline novel fantasi beserta contohnya? Silakan baca tulisan saya terkait kerangka atau outline novel yang sudah dibaca ribuan orang: cara membuat outline novel.
3. Teliti cerita fantasi yang kalian bikin
Jika kalian membuat kisah fantasi yang diambil dari cerita masa lalu atau di abad-abad tertentu, teliti cerita tersebut hingga sedalam mungkin.
Dengan cara seperti ini, maka kalian akan dianggap pembaca sudah menguasai cerita yang kalian bikin sendiri.
4. Bikin tokoh pendukung dengan beragam sifat
Dalam genre novel ini, tidak cukup dengan dua karakter; pahlawan dan penjahat. Tetapi, bikin lah tokoh pendukung lain; si pengecut, pendendam, pembohong, si tukang meringis, dan si pesimis.
Semakin banyak tokoh pendukung, maka cerita fantasi kalian tidak akan membosankan pembaca.
Meski fokus utama pada tokoh utama (si pahlawan) dan si penjahat, tapi dengan adanya tokoh-tokoh lain, pembaca bakal mengidolakan tokoh pendukung lain yang mereka anggap unik.
5. Berani menulis dengan imajinasi sendiri
Kesimpulan dari tips ini adalah memiliki keberanian menulis. Seperti yang saya bilang di awal, banyak anggapan "aneh" untuk penulis fantasi. Berbeda dengan novel romance yang cenderung disenangi pembaca.
Jadi, kumpulkan keberanian untuk menulis novel fantasi. Sebagai referensinya, saya pernah membuat tulisan contoh tema novel. Di dalam tulisan tersebut, tema fantasi ini tidak begitu populer, tetapi bukan berarti tidak akan laku.
Bisa laku dipasaran, asal cerita kalian menarik bagi pembaca.
Cara membuat novel fantasi - menentukan setting
Dalam tahap merencanakan cerita fantasi yang terdapat pada kerangka novel, salah satu faktor krusialnya adalah menentukan setting.
Sedikit saja saya mendapati novel fantasi yang setting utamanya diambil dari sekolahan. Dan saya rasa, kurang nyaman saja. Meski di luar negeri, kampus masih sering digunakan untuk cerita fantasi.
Barangkali, ide setting di bawah ini bisa kalian aplikasikan.
1. Abad 80-an
2. Luar angkasa
3. Hutan
4. Kastil
5. Setting dari cerita legenda-legenda kuno
Cara membuat judul novel fantasi
Setelah membuat setting, lantas bagaimana membuat judul novel fantasi? Saran saya, lakukan hal ini.
1. Ambil judul dari karakter yang kalian ciptakan
2. Ambil judul dari setting novel fantasi yang kalian ceritakan
3. Hubungkan duka karakter novel yang paling penting untuk pembuatan judul
-
Setelah kalian membaca postingan ini, semoga langsung mengaplikasikannya.
Semoga bermanfaat! Baca juga tulisan saya tentang cara membuat novel thriller.
