Membaca pamflet kelas menulis yang bertebaran di Facebook bikin saya mengernyitkan dahi.
Saya sering ngedumel, apa manfaat ikut kelas menulis?
Ditambah lagi, narasumber yang saya lihat tidak begitu saya kenal. Masih mending penulis terkenal, kadang ada sedikit tertarik pengin ikut kelas menulis.
Saya belum pernah ikut kelas menulis selama menekuni hobi menulis. Pertama, uang yang harus dikeluarkan untuk ikut kelas menulis kadang lumayan besar.
Setidaknya, ini yang pernah saya baca di sebuah pamflet. Kalau pun tidak besar, agak sayang dan berat gitu.
Kedua, sering kali berpikir, misal setelah ikut kelas menulis, tulisan saya bakal gimana nantinya?
Apakah tulisan saya bakal tembus media online apa gimana? Kalau tujuannya untuk ini, saya sudah pernah punya pengalaman artikel saya tembus di media online.
Pertanyaan yang tidak kalah penting lagi adalah, kalau ikut kelas menulis lalu masih saja tulisan gagal tembus di media online, apakah media atau orang yang menyelenggarakan kelas menulis itu bakal tanggung jawab buat membingbing saya hingga tulisan saya bisa dimuat di media online
Kan sayang toh, uang sudah saya transfer misalnya.
Pikiran-pikiran itu sering muncul di otak saya. Hingga akhirnya, setelah berdiskusi dengan seseorang yang pernah ikut kelas menulis, dan tulisan dia jadi bagus, saya percaya bahwa dengan adanya kelas menulis ternyata ada feedbacknya.
Apa feedbacknya?
Bukan, bukan soal tulisan bisa tembus saja. Tapi, lebih dari itu. Mari saya rangkum alasan logis kenapa harus ikut kelas menulis.
Dan kedepannya, sekira ada narasumber yang sudah saya tahu tulisannya bagus, maka saya pengin ikut kelas menulis.
Mendapatkan trik rahasia
Katanya di beberapa acara kelas menulis, tiap orang yang ikutan bakal ditanya begini kira-kira, "Apa tujuan kamu ikut kelas menulis?"
Dari semua orang yang ikut kelas menulis, jawabannya beragam. Ada yang menjawab, pengin tulisannya terlihat santai. Pengin bisa keluar dari zona nyamannya.
Artinya, ia sering nulis cerpen lalu pengin menggeluti tulisan-tulisan selain menulis cerpen. Dan ada juga seorang dosen atau mahasiswa yang suka menulis jurnal dengan tulisan formal, lalu pengin lebih asyik tulisannya.
Mungkin kalau saya ditanya begitu, jawaban saya bakal terus terang saja, yaitu ingin tulisan saya bisa tembus Detik misalnya. Sebab dengan tembus media tersebut, uang yang saya keluarkan dari ikut kelas menulis dapat balik modal lagi. Logikanya seperti itu.
Ternyata benar. Di acara kelas menulis, narasumber sering bilang, bebas mau tanya apa saja katanya. Ini kalau narasumbernya sudah ahli dalam menulis semua tulisan bergenre apapun.
Salah satunya dia bakal memberikan tips dan trik rahasia agar tulisan bisa tembus media online.
Tidak sedikit orang yang sudah ikut kelas menulis, tulisannya kemudian tembus Detik, Mojok, dan media online lainnya.
Menambah Relasi
Yang tidak kalah penting lagi adalah alasan kedua ini. Dengan ikut kelas menulis maka akan menambah relasi.
Banyak kenalan lah. Saya sendiri mengakui bahwa banyak teman yang sefrekuensi dari dunia literasi, jadi enak aja gitu.
Apalagi dengan ikut kelas menulis. Mungkin saja orang yang sudah ikutan, kenal dengan narasumbernya.
Lalu si narasumbernya membingbing atu memberi arahan atau masukan di luar kelas menulis atau setelah kelas menulis itu selesai.
Buat si narasumbernya sendiri, kalau saya perhatikan, ada semacam kebanggaan buat dirinya ketika mendengar orang yang ikut kelas menulis, eh tulisannya tembus di media online. Nanti ada testimoni, ucapan terima kasih, dan lain sebagainya.
Tak jarang, mereka membagikan di akun media sosialnya.
Emang sih buat saya pribadi mah punya banyak relasi itu penting. Bisa berbagi pekerjaan. Diskusi segala macam tentang dunia kepenulisan. Dan masih banyak lagi.
Menambah Wawasan
Banyak ilmu baru yang mungkin selama ini kita tahunya nulis itu harrus begini dan begitu. Berbeda lagi setelah ikut kelas menulis, menurut orang yang saya tanya-tanya, kita nanti bakal terkejut dengan ilmu-ilmu baru yang si narasumber katakan.
Pertanyaan seperti, "Kamu kalau mau nulis artikel, artikelnya membahas apa? Ini tulisan kalau dikirim ke media online, harus runut. Jangan melebar". Lebih dari itu, "Paragraf pertama harus begini. Kesimpulannya harus begini."
Wawasan kita bakal bertambah, kata teman saya.
Agaknya, pikiran negative di diri saya ini harus saya usir jauh-jauh dah tentang kelas menulis ini. Mungkin harus mencoba dulu kali ya biar tahu kelas menulis itu kayak gimana.