5 Cara Menulis Novelet atau Novela supaya Greget

Cara Menulis Novelet atau Novela

Cara menulis novelet atau novela sebenarnya mirip-mirip seperti menulis novel atau cerpen. Patokan saya saat membuat novelet atau novela selalu berdasar pada strukturnya.

Oke, sebelum saya membahas struktur novelet atau novela, yang mana nantinya akan saya jelaskan tata cara penulisannya, sebaiknya pahami dulu novela atau novelet itu apa. Dan apa yang membedakan antara novel dan novela.

Apa itu Novela atau Novelet?

Untuk mempermudah memahami karya sastra yang satu ini, novelet atau novela boleh dibilang cerita dongeng. Makanya tema yang diambil dari novelet biasanya selalu berlatar pada zaman dulu.

Namun, bukan berarti isi cerita pada novela selalu berlandaskan pada sebuah fakta, melainkan menulis dari hasil imajinasi pengarang pun bisa. Dan pengarang boleh menulis novela tentang persahabatan, kehidupan, lalu ada unsur politiknya, atau terdapat kisah-kisah romantis.

Perbedaan Novel dan Novela

Ada banyak perbedaan dari kedua jenis karya sastra ini, tapi yang wajib diketahui oleh seorang penulis yakni dalam hal jumlah kata.

Novel lebih panjang tentunya, kurang-lebih 40 ribu hingga 100 ribu kata. Sebaliknya, novela kira-kira 15 ribu hingga 17 ribu kata.

Dalam menulis novela, jumlah kata yang ditulis tidak sepanjang novel, tapi tidak sependek cerpen juga. Katakanlah novela ada di tengah-tengah novel dan cerpen. Itu yang membedakannya, hanya dalam jumlah kata saja sebenarnya.

Contoh Novelet atau Novela

Sebelum mulai menulis novelet, sebaiknya cari tahu dulu buku-buku yang termasuk kategori novela. Dengan mengetahui buku-buku mana saja yang tergolong sebagai novela, maka kalian bakal mudah untuk menulisnya. Katakanlah kalian bisa meniru atau mencontoh gaya penulisan novela dari sebuah buku yang relevan.

Berdasar pengamatan saya, jenis buku yang termasuk novela diantaranya:

Toha Mohtar - Pulang (1958)

Sitta Karina - Imaji Terindah (2005)

Hujan Bulan Juni - Sapardi Djoko Damono

Di Indonesia sendiri eksistensi novelet atau novela tidak begitu populer jika dibandingkan dengan novel. Makanya buku-buku yang termasuk novela terhitung sedikit.

Lebih dari itu kalau saya perhatikan, penulis Indonesia jika menulis novela sering kali mengemas tulisannya seperti menulis teenlit.

Nah, untuk panduan kalian membuat novelet, sebaiknya baca juga tulisan saya soal teenlit. Baca artikelnya melalui: cara membuat novelteenlit.

Jadi lumayan mirip-miriplah novela sama teenlit. Baca aja.

Cara Menulis Novelet atau Novela

Kita masuk ke inti pembahasan, berikut cara saya dalam menulis novela yang parameternya berdasar pada struktur novela itu sendiri:

1. Buat sinopsis novelanya

Buat sinopsis novelanya

Dalam struktur novelet, sinopsis disebut dengan abstraksi. Jika kalian sedang mengikuti loma menulis novela atau ingin mengirimkan naskah novela ke penerbit, baca dulu syarat & ketentuannya.

Maksud saya, jika pihak lomba atau penerbit meminta sinopsis kepada penulis, praktis kalian harus membuat sinopsis. Jika tidak, abaikan saja. Ini fleksibel.

Akan tetapi, saya sengaja memasukkan sinopsis dalam panduan menulis novelet ini. Kenapa? Sebab dengan membikin sinopsis, tentu kalian akan tahu jalan cerita atau keseluruhan cerita yang kalian tulis.

Saran saya, meskipun pihak lomba atau penerbit tidak meminta sinopsis, sebaiknya kalian inisiatif bikin sinopsis aja.

Untuk pembuatan sinopsis, silakan baca artikel saya yang paling ramai dibaca oleh para penulis: cara membuat sinopsis novel yang simple.

2. Kenalkan tokoh-tokoh novelet kepada pembaca

Cara menulis novelet atau novela poin kedua dalam struktur novela disebut dengan orientiasi. Orientiasi tertuju pada pengenalan tokoh.

Tokoh yang dikenalkan secara detail bukan hanya tokoh utama saja, namun tokoh pembantu pun harus dijelaskan secara rinci. Mulai dari latar belakangnya, karakter, maupun watak.

Baca tulisan saya yang satu ini: cara membuat karakter novelyang kuat.

Oke, sinopsis sudah, lalu mengenalkan tokoh anggap saja sudah menjadi kebiasaan penulis fiksi, ya. Jadi gampang lah.

3. Buat konflik secara pelan-pelan atau bertahap

Baik, kita masuk ke poin serius di mana ada perbedaan antara konflik yang terkandung pada novel, cerpen, dan novela.

Jadi, saya selalu memerhatikan bahwa konflik pada novel pasti berbelit dan rumit. Intinya dalam novel banyak konflik yang beragam. Wajar saja karena jumlah kata dalam novel panjang banget.

Sedangkan cerpen, namanya juga cerita pendek, konfliknya memang harus kuat, tetapi fokus konfliknya selalu tidak lebih dari dua permasalahan.

Novela berbeda dari keduanya. Ia harus memiliki konflik yang bertahap. Mulai dari pembukaan konflik hingga ke tahap akhir penyelesaian konflik atau yang disebut dengan ending.

Jujur saja, saya tidak bisa memberikan contoh konflik pada novela. Sebab, terlalu luas untuk saya bahas. Solusinya kalian harus baca salah satu buku yang saya sebut tadi.

Tapi, agar kalian tahu cara bikin konflik yang menarik, sebaiknya baca artikel ini: cara membuat konflik dalam cerita.

4. Ada evaluasi dan resolusi dalam penulisan novela

Menulis cerita sudah pasti ada konflik. Dan setiap ada konflik, pasti ada solusinya.

Nah pada struktur novelet, konflik harus mereda dulu dan bisa teratasi dengan baik. Penulis harus pandai memperkecil intensitas problem atau konflik yang ditulis.

(Jadi, seperti yang saya bilang tadi, nulis novelet harus bertahap).

Oke, setelah terjadi konflik, masuk ke tahap evalusi. Ini disebut dengan tahap mereda dulu.

Setelah mereda, baru ke resolusi. Yang artinya tokoh utama harus mempunyai jalan keluar atau jawaban untuk menangani setiap permasalahan atau konflik tersebut.

Sesimpel itu tahapannya. Dan kalian dengan jumlah kata menulis novelet yang tidak panjang dan tidak pendek, harus bertahap. Tidak bisa dibalik, tahapannya harus konflik, evaluasi, dan resolusi.

5. Boleh menyelipkan amanat dalam menulis novela

Memang ‘amanatnya’ tidak terus terang kalian jelaskan kepada pembaca, biarkan saja pembaca menemukan amanat pada cerita novela yang kalian tulis. Misal amanat ditaruh dalam dialog atau narasi.

Akan tetapi ini opsional sih. Boleh ada, boleh tidak. Tapi kalau mengikuti struktur memang harus ada koda (amanat cerita). Begitu.

Disclamier

Cara menulis novelet atau novela ini berdasar pengalaman pribadi saya. Saya memberikan panduan ini patokannya pada struktur novela yang saya pahami.

Sekian.

Semoga artikel ini bermanfaat…

Artikel Selanjutnya Postingan Selanjutnya
Tidak Ada Komentar
Tambahkan Komentar
comment url