Rahasia Saya Membuat Konflik Novel agar Dilirik Penerbit
Jadi, bagi saya, sederhananya, konflik adalah salah satu elemen terpenting dalam setiap cerita.
Tanpa adanya konflik, cerita cenderung dianggap membosankan oleh pembaca dan penerbit. Sebab, notabennya, pembaca maupun penerbit ingin mengikuti cerita yang kita tulis karena munculnya berbagai konflik. Entah konflik internal atau eksternal.
Dalam postingan ini, saya akan membongkar beberapa rahasia penggunaan konflik secara efektif dalam novel. Jadi, perhatikan baik-baik.
Misalnya, jika tokoh protagonis jatuh cinta terhadap seseorang, temukan cara agar mereka tidak bisa bersama. Caranya, sisipkan tokoh pembantu yang tujuannya untuk mengganggu kisah cinta mereka. Atau tolak saja pernyataan cintanya.
Dengan konflik seperti ini, maka pembaca akan terkejut. Dan mau baca terus cerita kita.
Ini seperti pada novel-novel luar negeri yang kemudian diangkat menjadi film, selalu saja ada ancaman dari penjahat terhadap anggota keluarga tokoh utama.
Dalam postingan ini, saya akan membongkar beberapa rahasia penggunaan konflik secara efektif dalam novel. Jadi, perhatikan baik-baik.
Cara membuat konflik novel
Setidaknya, ada 6 tips untuk membangun konflik. Dan silakan pahami semuanya dengan benar.1. Bikin banyak hambatan bagi karakter yang kalian ciptakan
Untuk menggapai poin pertama ini, buat dulu apa yang diinginkan karakter kalian, dan kemudian bikin rintangannya.Misalnya, jika tokoh protagonis jatuh cinta terhadap seseorang, temukan cara agar mereka tidak bisa bersama. Caranya, sisipkan tokoh pembantu yang tujuannya untuk mengganggu kisah cinta mereka. Atau tolak saja pernyataan cintanya.
Dengan konflik seperti ini, maka pembaca akan terkejut. Dan mau baca terus cerita kita.
2. Cari tahu apa yang dipedulikan oleh si karakter
Kalian dapat menambahkan konflik dengan mengancam sesuatu yang dipedulikan oleh karakter utama, seperti anggota keluarganya, misalnya.Ini seperti pada novel-novel luar negeri yang kemudian diangkat menjadi film, selalu saja ada ancaman dari penjahat terhadap anggota keluarga tokoh utama.
3. Bikin tegang pembaca
Meskipun tujuan membuat novel harus jelas, menarik, dan bagus, tapi perjalanannya tidak boleh mudah. Tentu harus ada ketegangan konstan antara karakter, lingkungan, atau dari diri si protagonis itu sendiri.4. Buat hal-hal yang bikin tokoh utama takut
Apa yang membuat tokoh utama kalian takut? Apa yang membuat ia insomnia mulu? Di sini lah wujudkan ketakutan terburuknya, tapi bikin juga bagaimana ia mampu menghadapi ketakutannya itu.5. Beri pilihan yang sulit bagi tokoh yang kita bikin
Coba sesekali beri pilihan yang mustahil (seperti harus memilih sahabat atau pacarnya?). Nah jenis konflik ini tidak hanya masuk ke konflik eksternal, tetapi juga konflik internal (Btw, setelah ini saya akan kupas tuntas jenis-jenis konflik).6. Percepat konfliknya
Konflik akan meningkat secara bertahap sampai mencapai klimaks cerita. Klimaksnya adalah ketegangan dan ia harus mewakili point of no return. Apabila sebuah konflik tidak dipercepat, ini juga cenderung akan membosankan pembaca. Jadi, seimbangkan saja.Jenis-jenis konflik untuk penulisan novel
Berikut 7 jenis konflik yang dapat digunakan dalam novel untuk menekan karakter yang kalian ciptakan.1. Karakter melawan dirinya sendiri
Dalam konflik ini, karakter menghadapi perjuangan internal. Misalnya, si karakter melawan ketakutan, ketidakamanan, atau melawan egoisme dirinya sendiri.
2. Karakter melawan karakter
Di konflik ini, dua karakter atau lebih bertengkar satu sama lain. Mereka tidak bertengkar secara fisik dan bahkan tidak berada di ruang yang sama, tapi keinginan mereka bertentangan satu sama lain lah sehingga terjadi konflik yang hebat.
Konflik juga bisa muncul dari bentroknya kepribadian dua karakter, yang kemudian mengarah ke ketegangan.
Konflik juga bisa muncul dari bentroknya kepribadian dua karakter, yang kemudian mengarah ke ketegangan.
3. Karakter melawan masyarakat
Dalam konflik ini, karakter menentang struktur atau institusi masyarakat
Contohnya, ada yang tahu film The Hunger Games? Di film ini, Katniss Everdeen berjuang untuk hidupnya dalam sebuah permainan, tapi juga berjuang melawan sistem yang menindas.
Contohnya, ada yang tahu film The Hunger Games? Di film ini, Katniss Everdeen berjuang untuk hidupnya dalam sebuah permainan, tapi juga berjuang melawan sistem yang menindas.
4. Karakter melawan alam
Dalam konflik ini, karakter bertarung melawan lingkungan atau keadaan alam mereka. Ini dapat mencakup cuaca, hewan, atau pun penyakitnya.
5. Karakter melawan hal-hal yang supernatural
5. Karakter melawan hal-hal yang supernatural
Dalam konflik ini, karakter kalian bertarung melawan makhluk dunia lain, seperti monster, alien, atau hantu.
6. Karakter melawan teknologi
Jenis konflik ini dikenal sebagai manusia yang melawan mesin. Jadi, cerita novel kalian mengeksplorasi konflik dengan ciptaan buatan manusia, seperti melawan robot atau komputer.
7. Karakter melawan takdir
Dalam konflik ini, karakter berjuang dengan takdirnya sendiri. Akankah mereka dipaksa menempuh jalan yang mungkin tidak ingin mereka ambil, atau apakah mereka mampu mengendalikan nasib mereka sendiri?
Kalian dapat memasukkan beberapa jenis konflik di atas untuk sebuah novel. Saya pikir, 7 jenis konflik itu out of the box banget. Jarang penulis di negara kita ada yang menulis konflik novel se-menarik itu.
Untuk menghidupkan karakter novel, baca postingan saya tentang cara menghidupkan karakter novel.
Kalian tidak dapat memiliki konflik jika tidak memiliki dua elemen yang saling bertentangan. Benturan elemen-elemen itulah yang menciptakan terjadinya konflik.
Kekuatan lawan sangat baik untuk karakter yang kita ciptakan. Sebab, kita menekan mereka dan memberi mereka alasan untuk bertindak.
Kekuatan lawan ini bisa berupa pertempuran internal atau eksternal. Akan lebih baik lagi jika kalian dapat mengeksplorasi bagaimana konflik internal merembes ke aspek lain, atau bagaimana konflik eksternal dapat memengaruhi jiwa protagonis.
Konflik menambah minat dan ketidakpastian pada cerita. Terkadang, konflik dapat digunakan untuk memprovokasi karakter kita untuk bertindak.
Bagi saya, konflik sangat penting karena memberikan tujuan pada cerita. Kalau tidak penting, tidak perlu menceritakannya. Intinya, pembaca akan berhubungan terhadap cerita yang dikemas dengan adanya konflik.
Saya dapat menemukan banyak konflik dalam novel fantasi epik JRR Tolkien The Lord of the Rings, tetapi konflik pendorong ditemukan pada Frodo dan tugasnya untuk menghancurkan cincin di Mount Doom.
Perjalanan Frodo cukup sederhana pada awalnya, tetapi rintangan demi rintangan menghalangi Frodo untuk mencapai tujuannya. Konflik utama Frodo adalah internal, di mana ia berjuang untuk melawan kontrol cincin itu.
Seperti yang kalian lihat, konflik membantu karakterisasi dan menciptakan minat. Tanpa adanya konflik, cerita akan mati. Percaya sama saya.
Jika kalian ingin tahu bagaimana sebuah novel dapat diadaptasi menjadi film, baca juga tulisan saya: cara agar novel dijadikan film.
Kalian dapat memasukkan beberapa jenis konflik di atas untuk sebuah novel. Saya pikir, 7 jenis konflik itu out of the box banget. Jarang penulis di negara kita ada yang menulis konflik novel se-menarik itu.
Untuk menghidupkan karakter novel, baca postingan saya tentang cara menghidupkan karakter novel.
Memahami apa itu konflik dan apakah konflik penting dalam cerita?
Konflik terjadi ketika seorang karakter tidak dapat memiliki apa yang diinginkannya. Ini bermuara pada: tujuan bertemu komplikasi, dan kemudian konflik lahir.Kalian tidak dapat memiliki konflik jika tidak memiliki dua elemen yang saling bertentangan. Benturan elemen-elemen itulah yang menciptakan terjadinya konflik.
Kekuatan lawan sangat baik untuk karakter yang kita ciptakan. Sebab, kita menekan mereka dan memberi mereka alasan untuk bertindak.
Kekuatan lawan ini bisa berupa pertempuran internal atau eksternal. Akan lebih baik lagi jika kalian dapat mengeksplorasi bagaimana konflik internal merembes ke aspek lain, atau bagaimana konflik eksternal dapat memengaruhi jiwa protagonis.
Konflik menambah minat dan ketidakpastian pada cerita. Terkadang, konflik dapat digunakan untuk memprovokasi karakter kita untuk bertindak.
Bagi saya, konflik sangat penting karena memberikan tujuan pada cerita. Kalau tidak penting, tidak perlu menceritakannya. Intinya, pembaca akan berhubungan terhadap cerita yang dikemas dengan adanya konflik.
Saya dapat menemukan banyak konflik dalam novel fantasi epik JRR Tolkien The Lord of the Rings, tetapi konflik pendorong ditemukan pada Frodo dan tugasnya untuk menghancurkan cincin di Mount Doom.
Perjalanan Frodo cukup sederhana pada awalnya, tetapi rintangan demi rintangan menghalangi Frodo untuk mencapai tujuannya. Konflik utama Frodo adalah internal, di mana ia berjuang untuk melawan kontrol cincin itu.
Seperti yang kalian lihat, konflik membantu karakterisasi dan menciptakan minat. Tanpa adanya konflik, cerita akan mati. Percaya sama saya.
Jika kalian ingin tahu bagaimana sebuah novel dapat diadaptasi menjadi film, baca juga tulisan saya: cara agar novel dijadikan film.
Semoga bermanfaat!