Saya bakal merunutkan tentang bagaimana cara membuat karakter novel yang kuat. Kuat dalam arti ketika pembaca perlahan membaca novel karya kita, mereka ingat sama karakter yang kita ciptakan.
Bahkan, setelah mereka mengkhatamkan novel kita, katakan lah "nama" dan "fisik" tokoh yang kita deskripsikan teringat terus di benak pembaca. Pendeknya, itu kata "kuat" yang saya tulis dalam judul postingan ini.
Nah perlu kalian ketahui dulu bahwa, fungsi karakter adalah sebagai pendorong cerita. Pembaca dapat merasakan dunia yang kita ciptakan melalui karakter yang kita bikin. Dan singkatnya, karakter harus mengilustrasikan dan mempersonifikasikan tema novel yang kita tentukan.
Inilah cara membuat karakter novel yang kuat
Bikin nama karakter yang menarik
Saya rasa, kata "menarik"di sini beragam. Dan tergantung pada selera masing-masing pembaca. Boleh jadi pembaca A bilang bahwa, nama tokoh novel seperti "Dodo" atau "Rere", itu menarik baginya. Atau, bagi pembaca B nama tokoh novel kayak "Virgiana" dan "Rustam" justru lebih menarik.
Lalu nama karakter yang menarik sebaiknya harus seperti apa? Pertanyaan ini balik lagi ke materi awal saya tentang
cara menentukan tema novel. Maksud saya, pemberian nama tokoh harus disesuaikan dengan genre novel yang kita tulis.
Misalnya genre romance yang happy ending, ada baiknya memberikan nama-nama yang kekinian. Misalnya genre komedi, mungkin pemberian nama idelanya diambil dari nama orang-orang yang hidup di masa lampau.
Langkah pertama ini fleksibel sih. Tapi, bukan berarti harus asal-asalan. Kalian justru harus bikin seunik mungkin sehingga pembaca hafal sama nama karakter yang kita buat.
Deskripsikan biografi karakter
Jujur, proses menulis novel yang bikin saya excited , salah satunya terletak pada gambaran karakter. Terutama pada biografinya.
Jarang sekali penulis novel membikin gambaran biografi karakternya dengan detail yang "wah". Mereka hanya fokus menulis dan menulis. Padahal, langkah kedua ini seharusnya tertuang dalam outline novel.
Lantas, apa maksud mendeskripsikan biografi karakter? Gampang saja. Usai menentukan nama tokoh, harusnya bikin juga gambaran seperti: usia dia berapa, lulusan kampus mana, kerja di mana, dan profesinya apa.
Kok seperti manusia nyata? Ya memang begitulah kalau ingin mengarang novel yang mampu menggetarkan jiwa pembaca. Harus hidup, gitu, seperti di real life.
Kira-kira seperti itu lah langkah kedua. Next..
Identifikasi ciri khas karakter dengan jelas
Terutama pada tokoh utama, ciri khasnya harus jelas. Atau mungkin pasangan si tokoh utama.
Cara bikin ciri khas?
Ilustrasikan saja bagaimana potongan rambutnya. Lalu, apakah dia berkacamata? Apakah kulitnya sawo matang? Apakah matanya belotot? Apakah lehernya panjang? Apakah ada bekas luka di bagian pipi kanannya karena pernah dicakar kucing miliknya?
Apakah lengannya berurat? Apakah dia tinggi?
Saya yakin, kalian bisa memahaminya.
Gali hubungan karakter dengan teman, pasangan, dan orangtuanya
Guna memperkuat karakter yang kita buat, bikin lah semacam ragam perbedaan antara hubungan dia dengan kawannya, pacarnya, dan juga keluarganya.
Dan kulik juga, apa alasan dia bisa seperti itu?
Apakah disebabkan karena masa lalunya yang suram sehingga hubungan dia dengan pacarnya rumit mulu. Apakah sosoknya yang introvert sehingga hubungan dia dengan temannya gitu-gitu aja. Pun dengan keluarganya, silakan pikirkan.
Buat suara yang konsisten
Ini dia langkah terakhir dalam membuat karakter novel yang kuat, yang jarang sekali penulis novel mengetahuinya.
Begini.
Perlu saya jelaskan bahwa di dalam novel, setidaknya kalian berurusan dengan tiga suara. Pertama, ada suara penulis. Kedua, suara karakter berbicara. Ketiga, suara internal karakter. Selain itu, kalian juga akan memiliki banyak karakter lain yang berbicara.
Suara, tujuannya, adalah bagaimana cara karakter kalian melihat dunia. Ini bukan hanya tentang pemilihan kata, ini tentang bagaimana karakter kalian menafsirkan dan merespons peristiwa secara internal. Sebab. dialog internal karakter memengaruhi cara mereka berbicara, dan apa yang mereka pilih untuk dikatakan.
Cara bikin suara yang konsisten?
Salah satunya adalah:
Asah saja dialog internal pada karakter
Saat membuat dialog, usahakan apakah saat karakter kalian berbicara kerap memakai tanda seru yang menandakan emosi mulu tiap ngobrol dengan teman atau orang yang mengusiknya.
Apakah saat berbicara dengan orangtuanya justru cuek. Cuek banget. Ngejawab seperlunya aja. Katakan lah begitu.
Atau apakah ngobrol dengan pacaranya justru lemah lembut.
Saya rasa, suara-suara seperti itu yang harus konsisten.
-
Barangkali itu lah cara membuat karakter novel yang kuat, yang saya rasa gampang lah buat dipelajari.
Semoga bermanfaat!