Gaya Menulis Novel, Sebaiknya Bagaimana sih?

Gaya Menulis Novel


Pada awalnya saya tidak pernah mementingkan gaya menulis novel. Saat itu, bagi saya, yang penting adalah naskah novel saya terbit. Itu sudah cukup. Soal orang suka sama novel saya atau tidak, saya tidak peduli.

Akan tetapi, lima tahun setelah merilis novel pertama dan seiring dengan kecintaan saya terhadap membaca novel semakin bertambah, ditambah lagi sering ngobrol-ngobrol dengan banyak novelis, saya kemudian sadar bahwa gaya penulisan novel penting banget ternyata. Apalagi kalau naskah kita ingin dikirimkan ke penerbit.

Kalau pun tidak dikirimkan ke penerbit, tetap saja penting karena novel yang kita tulis mungkin sudah pasti ingin dibaca oleh orang lain. Dan seenggaknya, kita harus ngasih gaya tulisan terbaik kepada pembaca.

Berdasar pengalaman, tulisan yang buruk, katakan lah tidak sesuai dengan kaidah PUEBI, pasti bakal dikomentari. Dikomentarinya justru oleh orang-orang yang hobi menulis juga. Sedangkan pembaca yang tidak suka dengan aktivitas menulis, justru kadang fine-fine aja.

Saya ngerasin sendiri ketika karya saya dinyinyirin oleh sesama penulis. Saya masih ingat orang-orangnya. Dan apa penyebabnya? Adalah gaya penulisan novel saya tidak sesuai dengan PUEBI.

Padahal, kalau mereka sadar, di luar sana banyak novelis yang tidak terlalu memikirkan mana kata baku dan dan mana yang bukan kata baku, karena konteksnya adalah "gaya menulis". Dan setiap penulis, sudah pasti memiliki gaya dan ciri khas menulis masing-masing.

Cobo baca ini tentang: pola pikir seorang penulis.

Jadi, bagaimana sebaiknya gaya menulis novel itu?

Untuk menjawab pertanyaan ini, silakan pahami baik-baik beberapa poin yang sudah saya kumpulkan selama ini.

Menulis novel, gaya penulisannya apa adanya saja dulu

Khusus untuk penulis novel pemula, tidak ada gaya tulisan terbaik selain apa adanya saja dulu. Kalau sudah dicekoki harus begini dan begitu, nanti malah pusing sendiri. Sebab, hal paling utama yang harus ditekankan kepada penulis novel pemula adalah semangat menulisnya aja dulu, konsistensinya aja dulu.

Risiko yang akan diterima apabila gaya menulis kalian apa adanya aja, ya paling dikomentari oleh sesama penulis lagi. Atau, naskah ditolak oleh penerbit. Kecuali kalau kalian menerbitkan novel secara gratis di penerbit gratisan.

Baca artikel yang pernah saya tulis terkait: cara menerbitkan novel gratis.

Kalau menerbitkan novel lewat penerbit gratis, sudah pasti terbit.

Penulisan novel harus enak dibaca

Salah satu cara agar tulisan kita enak dibaca, termasuk pada penulisan novel, adalah memaksimalkan penggunaan tanda titik dan koma yang jelas. Utamanya tanda koma, kita harus pandai memanfaatkannya.

Selain itu, agar novel nyaman dibaca oleh orang lain, yaitu edit lah berulang-ulang kali sampai sempurna. Caranya, tempatkan dulu diri kalian sebagai pembaca setelah menyelesaikan novel tersebut. Atau, suruh orang lain (teman misanya) untuk membaca karya kalian.

Dengan demikian, novel cendurung tampak enak dibaca. Baca juga ini: menulis di Novelme.

Gunakan teknik menulis kalimat pendek

Untuk melengkapi trik supaya novel enak dibaca, yaitu gunakan teknik menulis kalimat pendek saat kita menarasikan cerita. Kalau kalimatnya terlalu panjang, nafas pembaca bisa jadi malah tersengal-sengal.

Contohnya..

Rina menampar wajah Aldi. Dan Aldi kaget, mengapa wanita yang dicintainya itu tiba-tiba menamparnya.

 

Hindari dulu menyisipkan diksi-diksi sebelum kalian berpengalaman

Pada dasarnya, diksi memang memberikan pengaruh besar terhadap naskah novel. Penerbit, kebanyakan suka sama penulis novel yang kerap memaksimalkan pemberdaharaan kata. Dan sialnya, penulis pemula kadang tertarik akan hal itu. Padahal, dirinya belum berpengalaman.

Yang ada saat kalian belum berpengalaman, naskah nantinya malah terlihat kikuk. Oleh sebab itu, hindari dulu menyisipkan diksi-diksi pada cerita.

Balik lagi, sebaiknya apa adanya dulu. Perbanyak banyak dulu. Nanti, penggunaan diksi bakal enak diletakkan setelah memiliki pengalaman yang luar biasa di dunia penulisan novel.

Tiru gaya menulis penulis idola

Ikuti dan tiru gaya penulisan penulis idola kalian. Baca tiap hari novel-novelnya. Perhatikan cara dia menulis. Lalu aplikasikan. Dengan begitu, walaupun sudah pasti nggak bakalan terlalu mirip, tapi setidaknya mau belajar.

Kesimpulan

Jadi, untuk menyimpulan bagusnya gimana terkait gaya menulis novel, adalah lakukan lima hal di atas. Mulai dari nulis apa adanya aja dulu, lalu fokus ke tulisan agar enak dibaca, gunakan juga menulis dengan kalimat pendek, hindari penggunaan diksi yang berlebihan, dan tiru gaya menulis idola kalian.

Dengan lima hal itu, adalah sebaik-baiknya gaya menulis novel, khususnya bagi novelis pemula.

Sekian.

Artikel Selanjutnya Postingan Selanjutnya
Tidak Ada Komentar
Tambahkan Komentar
comment url