3 Cara Mengemas Ide Tulisan untuk Dikirim ke Media Online

3 Cara Mengemas Ide Tulisan untuk Dikirim ke Media Online

Setiap hari, mau tidak mau, saya harus mikirin ide atau konten tulisan untuk dikirim ke media online. Sebab, setelah tahu celah-celahnya agar bisa dimuat, saya jadi lumayan rajin menulis. Bagi yang belum baca bagaimana cara agar tulisan dimuat di media online, silakan baca di sini.

Nah, terkait ide tulisan, kadang-kadang sering kali muncul di mana dan kapan saja. Biasanya, ide tulisan saya suka muncul ketika saya mau tidur. Atau, memang dengan sengaja saya pikirin. Hal ini dikarenakan saya tidak mau melamun secara sia-sia, kudu menghasilkan.

Lantas, bagaimana cara mengemas ide tulisan untuk dikirim ke media online yang, tentu saja punya keinginan agar bisa dimuat? Saya punya tiga caranya. Perhatikan baik-baik.

Tulis di Memo

Ini langkah utama saya, adalah menulis ide tulisan di memo hape. Setiap penulis, beda-beda cara ketika merampungkan tulisannya. Ada yang langsung nulis tanpa mikirin judul. Ada juga yang mikirin judul, baru lah menulis.

Kalau saya pribadi, lebih memikirkan tema dulu. Mau tema apa nih yang saya tulis. Baru lah nulis judul. Tapi, yang penting, menurut saya, tema aja dulu yang kudu kuat. Sebab, judul suka diubah sama redaktur media online yang kita tuju.

Tema yang seperti apa? Ini yang menarik bagi saya. Kalau bisa, bikin tema itu yang memancing pembaca, yang dekat dengan kita dan media online yang memuat tulisan kita dapat engagment. Misal, kayak tema kedaerahan, makanan-makanan khas daerah kamu, film, atau tema mengangkat nama seorang artis, organisasi dan masih banyak lagi.

Ada juga penulis yang suka nulis tema pengalaman pribadi. Tapi sial, saya belum pernah nulis pengalaman pribadi. Kayaknya bagi saya tidak menarik ini.

Baca juga: Strategi Menjual Buku Karya Kita Sendiri.

Lalu, begitu udah mendapatkan tema,  langsung catet di memo. Jangan langsung ke Microsoft Word, suka jadi mentok idenya. Salah satu kenikmatan nulis di memo hape, suka lancar. Berbeda ketika langsung buka Microsoft Word.

Nah, untuk memperkuat ide tulisan, saya biasanya nulis paragraf pembuka yang mampu mengunggah redaktur. Jangan yang membosankan redaktur atau pembaca. Dan tulis apa adanya dulu. Baru lah setelah itu, pindahin ke Microsof Word.

Keberadaan aplikasi memo di hape, bagi saya sangat luar biasa hebat. Ada ide, catet. Ada tema baru, catet. Inilah cara mengemas ide yang efektif bagi penulis yang suka lupa seperti saya..

Eksekusi Tulisan

Dalam mengeksekusi tulisan, biasanya di media online suka ada ketentuan kirim tulisan. Di sana  tercantum minimal 600 atau 700 kata.

Nah, kita tidak perlu punya patokan harus 600 atau 700 kata. Tulis aja melebihi minimal kata tersebut. Sebab, suka ada nilai plusnya bagi si penulis yang menulisnya melebih dari minimal kata. Maka dari itu, tulisan saya bisa sampe 800 kata.

Memang, saya pernah mendengar bahwa dengan nulis minimal 600 atau 700 kata manfaatnya agar pembaca tidak bosan. Namun, bagi saya, lebih nyaman menulis bisa sampai 1000 kata tapi gaya nulisnya nggak bosan pembaca. Itu, sih.

Selain itu, untuk mengeksekusi tulisan, saya sering nulis yang informatif bagi pembaca. Artinya, nulis yang tidak umum diketahui redaktur atau pembaca. Sehingga, mereka jadi nambah ilmu. Jadi tidak sia-sia juga baca tulisan kita.

Ada cara lain juga yang penting banget untuk kalian ketahui yaitu dalam mengeksekusi tulisan, harus dalam keadaan rileks. Saya pernah menulis dalam keadaan tidak rileks, gila sih ditolak mulu. Tapi, pas rileks mah diterima. Nanti bakal tahu kondisinya ketika puas yakin bakal dimuat dan ragu. Pas ragu, perbaiki lagi dan lagi.

Baca juga: Apakah Menulis Memerlukan Jeda?

Artinya, jangan malas memperbaiki tulisan..

Baca Ulang Tulisan

Sebelum yakin dikirim ke media online, coba baca ulang lagi tulisan kamu. Bahkan, dianjurkan untuk ketika selesai menulis, simpan dulu 30 menit, lalu baca lagi agar tidak banyak typo atau kalimat yang tidak dimengerti pembaca. Ini buat memanjakan redaktur meski redaktur tidak keberatan.

Saya pribadi saat menulis masih suka mengaplikasikan menulis dan mengedit di waktu yang bersamaan. Ini dikarenakan saya tipe penulis yang perfeksionis. Hal ini pernah saya tulis di sini.

Ada banyak artikel yang ditolak oleh media online yang penulisnya mengandalkan produktivitas. Saya tahu ini dari salah satu media online yang pernah ngobrol sama saya. Katanya, si penulis produktif ini biasanya ngejar poin. Takut poinnya kesusul oleh penulis lain sementara tulisannya kacau. Atau, temanya jelek.

Wah, saya selama menulis buat dikirim ke media online merasa tidak produktif. Target saya, satu hari satu artikel. Makanya, saya salut sama penulis yang bisa bikin banyak artikel dalam satu hari. Mungkin kedepannya saya bisa, tapi belum saya coba.

Nah, cara mengemas ide tulisan ketiga ini penting. Baca ulang terus, yakin ide yang kita tulis bakal tembus? Kalau ragu, alihkan dulu ke tema lain. Simpan tema yang kamu anggap ragu, lalu eksekusi di waktu lain. Ini untuk meminimalisir penolakan, kecuali merasa tidak apa-apa ditolak juga.

Itulah 3 cara mengemas ide tulisan untuk dikirim ke media online.

BACA JUGA: 5 Media Online yang Membayar Kontributornya dengan Bayaran Wah.

Artikel Selanjutnya Postingan Selanjutnya
Tidak Ada Komentar
Tambahkan Komentar
comment url