5 Tips Menulis di Media Online agar Artikel Kamu Dimuat

5 Tips Menulis di Media Online agar Artikel Kamu Dimuat

Tips menulis di media online - nulis artikel agar dimuat di media online yang membayar penulisnya gampang-gampang susah. Saya mengalaminya sendiri.

Tapi, belakangan ini artikel yang saya kirim ke beberapa media online sudah agak jarang menerima email penolakan. Kalau dulu mah iya, hampir tiga hari sekali artikel saya ditolak karena modal "nyobain aja dulu".

Modal "nyobain aja dulu" ternyata bagi saya pribadi kurang relate. Sebab, saya tipe penulis yang perfeksionis. Artinya, kalau artikel saya ditolak, maka saya suka bete sendiri. Dan saya suka protes, "Lha, kok ditolak".

Padahal, artikel yang saya tulis sudah bagus. Tapi ternyata, modal bagus nulis aja nggak cukup. Mengapa modal bagus nulis aja nggak cukup?

Saya nggak tahu juga soalnya saya dikasih tahu oleh redaktur media online-nya saat saya pedekate dengan mereka.

Di postingan kali ini, saya ingin berbagi pengalaman soal bagaimana menulis di media online agar artikel kamu dimuat.

Saya punya 5 tips berdasarkan pengamatan saya sejauh ini. Eh, bagi kamu yang punya prinsip "nyobain aja dulu" dan nggak sakit hati ketika ditolak, lanjutkan saja, ya. Jangan ikut-ikutan prinsip saya. Sebab, tiap penulis kan beda-beda karakter.

Kalau saya, sekali lagi, tipe penulis yang perfeksionis dan ini tentu menyiksa saya.

Baca juga: 6 Kepribadian Unik Seorang Penulis.

Berikut 5 tips menulis di media online agar artikel kamu dimuat.

Sering-Sering Mengunjungi Situs Media Online yang Kamu Tuju

Tips pertama yaitu baca setiap arikel yang mereka muat. Perhatikan standar menulis di media yang kamu tuju. Dulu, ketika artikel saya sering ditolak, saya terus mencari tahu. Ini media nerima artikel yang kayak gimana, sih.

Setelah saya mencari tahu, saya berkesimpulan bahwa oh media ini tuh penginnya kayak gini. Nggak sembarangan nerima artikel.

Saya pernah jengkel terhadap salah satu media yang suka memuat artkel-artikel yang menurut saya nggak penting. Kok artikel gini aja dimuat, sih. Tapi, ya itu sudah standar media mereka. Mau gimana lagi?

Pikiran kayak artikel ini buat saya nggak penting! Tapi, buat mereka mah penting, katanya. Artikel-artikel receh dan absurd bisa mereka terima.

Tapi, heran juga ketika saya mencoba menulis artikel nggak penting, lucu-lucuan, eh nggak diterima juga. Semanjak itulah saya suka terhadap media yang susah ketebak penginnya kayak gimana.

Intinya kamu harus terus mengunjungi situs media online yang kamu tuju. Lakukan riset, baca ketentuan media tersebut dan lain-lain. Nanti kamu bakal paham sendiri. Kalau kamu nggak paham, baca tips kedua.

Memilih Tema yang Nggak Umum

"Gampang sih nulis di media kami. Temanya jangan general" ucap salah satu redaktur yang pernah teleponan sama saya. Lantas, memilih tema yang nggak umum itu kayak gimana, sih?

Balik lagi, riset dan riset. Sebelum kamu menulis tema A, coba cari di media online itu apa sudah ada yang nulis tema tersebut? Kalau nggak ada, berarti eksekusi. Itu kesempatan kamu. Biasanya dimuat sih..kalau berhasil.

Saya pribadi nulis di media online yang sering saya tuju sudah punya ciri khas. Beda dari penulis lain. Saya kalau nulis tema receh, yakin bakal ditolak.

Saya kalau nulis dengan gaya tulisan lucu-lucaun, pasti ditolak. Sebab, tulisan-tulisan saya sebelumnya nulis hal-hal serius dan temanya juga memang belum pernah ditulis penulis lain.

Kadang-kadang, kalau saya punya tema bagus, suka saya bicarain ke redakturnya. Dan mereka nyuruh saya untuk coba aja kirim. Dan taraa saat itu diterima.

Paragraf Pertama Sebisa Mungkin Mampu Memancing Redaktur

Ini nih tips paling penting menulis di media online agar artikel kamu dimuat. Paragraf pertama artikel kamu itu harus mampu memancing redaktur untuk mau mereka baca.

Selain bikin judul yang menggugah, paragraf pertama jangan bikin bosan mereka. Semanjak saya memerhatikan paragraf pertama di artikel saya, saya ngerasa..wah ini salah satu alasan artikel saya dimuat.

Coba, dari judul postingan ini kan kamu sendiri sudah tertarik buat ngeklik dan pengin baca sampai tuntas. Nah, gambarannya seperti itu.

Perhatikan paragraf pertama di tulisan ini, langsung bercerita soal pengalaman pribadi. Yah, namanya pengalaman pribadi pasti mata melek pengin baca terus. Biasanyaa..

Kerapian Tulisan

Selanjutnya, menurut redaktur yang pernah diskusi sama saya, dia bilang bahwa banyak tulisan yang masuk ke redaksi kami, tema bagus, judul bagus, ada keresahan yang dia tumpahkan, tapi nulisnya nggak rapi.

"Nggak rapi gimana, Mas" tanya saya.

Dia bilang tulisannya itu acak-acakan. Kalau typo mah nggak masalah, katanya. Tapi kalau sudah salah menempatkan tanda koma, itu bikin dia puyeng.

Terus nggak baca lagi syarat dan ketentuan di media kami. Masa, katanya, tiap paragraf panjang-panjang per barisnya. Terus nggak sampai sekian kata yang kami tentukan.

Baca juga: Typing Ganteng sebagai Latihan Dasar Bagi Seorang Penulis.

Jadi, nulisnya harus rapi. Dalam artian, enak dibaca. Nggak apa-apa nggak terlalu sesuai EYD, asal enak aja dibacanya. Dan nggak membosankan. Selalu ada hentakan dan bikin kami senyum-senyum bacanya.

Kata mereka gitu, sih.

Runut

Tips terakhir menulis di media online agar artikel kamu dimuat, kamu nulisnya harus runut. Tiap paragraf meninggalkan bekas jejak. Saling berkaitan paragraf pertama hingga akhir. Jangan melebar dari tema yang kamu bikin. Fokus pada tema tersebut.

Selama saya menulis dari sekian tulisan yang dimuat, saya suka menilai bahwa tulisan saya sudah runut. Informatif. Puas buat saya pribadi. Dan akhirnya memang dimuat.

Faktor rileks pas nulis juga penting, sih, terkait nulis harus runut ini. Tapi, ini di luar bahasan, lain kali saya bahas, deh.

Barangkali itu saja 5 tips menulis di media online agar artikel kamu dimuat. Selamat mencoba!

***

BACA JUGA: Film rekomendasi tontonan kami. Film The End Of The Tour: Film Rumitnya Jadi Penulis Terkenal.

Artikel Selanjutnya Postingan Selanjutnya
Tidak Ada Komentar
Tambahkan Komentar
comment url