Apakah Menulis Memerlukan Jeda?

Apakah Menulis Memerlukan Jeda?

Berhubung sudah seminggu lebih blog penulis Garut tidak ada postingan terbaru maka saya akan mengawali postingan pertama di bulan Agustus ini dengan pertanyaan, "Apakah menulis memerlukan jeda?"

Pertanyaan ini berkaitan dengan alasan kenapa blog ini tidak diisi setiap hari lagi.

Ya, alasan blog ini tidak diisi setiap hari lagi karena saya sedang mengamalkan jeda dalam menulis dan ternyata fungsi jeda dalam menulis itu sangat perlu.

Jadi dengan adanya jeda, ini membuat saya berpikir, apa gebrakan baru yang harus saya lakukan untuk mengisi konten di blog ini. Saya takutnya terlihat monoton atau tidak berkualitas.

Dengan mengamalkan jeda dalam menulis, saya jadi terus berpikir dulu sebelum menulis ketimbang menuntut diri untuk terus menulis. Dan jeda dalam menulis ini jangan kelamaan juga, minimal tiga hari rehat dan hari keempatnya nulis lagi.

Saya melakukan jeda dalam menulis karena beberapa kali saya mengirim tulisan ke media-media besar dengan berharap tulisan saya dimuat dan dapat uang, eh malah ditolak.

Begitu saya jeda dulu sekitar dua hari tiga hari, menghela nafas sejenak, tulisan saya dimuat. Sebab mengaplikasikan jeda akan timbul segala macam ide, inspirasi, keresahan, yang kemudian saya angkat untuk menjadi bahan tulisan.

Pengaplikasian jeda memang perlu sekali, apalagi bagi penulis yang targetnya bisa tembus media besar seperti saya.

Saya dulu karena pengen uang dan uang malah nulis setiap hari dan ditolak. Saya sekarang punya prinsip begini, lebih baik dalam kurun satu minggu tulisan saya bisa dimuat dua kali ketimbang ekspektasinya bisa dimuat setiap hari tapi nyatanya ditolak terus.

Riset yang saya lakukan perihal jeda ini memang disetujui oleh beberapa followers penulis Garut. Mereka menyatakan kalau menulis memerlukan jeda, asalkan jangan kelamaan.

Lebih dari itu salah satu followers penulis Garut menyatakan dengan sangat wah, katanya tatkala ide menulis tidak ada, buntu, otak cape, nah solusinya dengan jeda dulu aja.

Yang lebih mantap lagi dari akun Instagram bernama Deana, katanya jeda itu perlu untuk mencari banyak inspirasi agar hasilnya bisa memuaskan, jika tanpa jeda nanti malah terpaksa dan kurang memuaskan. Namun sekali lagi jedanya jangan sampai kelamaan.

Saya pribadi ketika mengaplikasikan jeda ini, digunakannya untuk riset, baca-baca, ngonsep buat tulisan, paragraf pertama bagaimana, kontennya seperti apa, poin-poinnya, barulah eksekusi.

Barangkali, jeda mungkin tidak bisa digunakan bagi mereka yang punya target naskahnya harus selesai atau ada ikatan pekerjaan menulis yang diharuskan menulis setiap hari.

Jadi, bagi yang tidak terikat pekerjaan menulisnya, yuk aplikasikan jeda agar tulisan kita memuaskan bagi pembaca.

Artikel Selanjutnya Postingan Selanjutnya
Tidak Ada Komentar
Tambahkan Komentar
comment url