5 Cara Mengatasi Kesalahan Penulis Indie Berbayar

Cara Mengatasi Kesalahan Penulis Indie Berbayar

Setelah saya mempublikasikan artikel tentang beberapa kesahalan penulis, ada banyak sekali penulis pemula yang baru menerbitkan buku merasa relate usai membaca artikel tersebut. Rata-rata problem mereka sama. Mulai dari merasa salah tidak membranding diri hingga cuek sama karya sendiri.

Untuk itu, pada artikel ini, saya akan berbagi cara dalam mengatasi kesalahan-kesalahan tersebut. Dan  saya pun mengemas artikel ini dengan judul: cara mengatasi kesalahan penulis indie berbayar.

Alasan saya pribadi ingin mengangkat tema ini karena, setelah saya kulik dan ngobrol dengan banyak penulis, ternyata kesalahan penulis indie berbayar itu hampir sama. Bener-bener sama! Maka dari itu, saya ingin memberikan solusi untuk mengatasinya.

Apa itu penulis indie berbayar?

Istilah penulis indie berbayar ini sebenarnya ditujukan untuk penulis-penulis yang menerbitkan naskahnya melalui penerbit indie berbayar.

Penerbit indie berbayar sendiri merupakan penerbit yang siap menerbitkan naskah penulis, dengan catatan si penulisnya mengeluarkan uang untuk membayar biaya penerbitan dan biaya cetak naskah.

Tidak semua penerbit indie itu berbayar, tentunya. Ada juga penerbit indie yang justru mencari naskah penulis atau menyeleksi naskah penulis.

Bagaimana cara mengatasi kesalahan penulis indie berbayar?

1. Hindari menerbitkan buku secara cepat

Alih-alih produktif menerbitkan buku baru, malah ujungnya kecewa karena tidak sesuai dengan harapan. Ingat bahwa buku kedua, bisa saja tidak sepopuler buku pertama. Makanya, penting sekali bagi penulis pemula untuk mengevaluasi karyanya sendiri.

Bentuk evaluasi terhadap buku karangan sendiri bisa dengan cara memperbaiki oleh diri sendiri, yang kurang ditambahkan, ataupun juga minta kritikan kepada orang yang suka membaca buku.

Berdasar pengalaman dan pengamatan saya, banyak sekali penulis yang terburu-buru menerbitkan buku keduanya, sedangkan buku pertama saja tidak diperbaiki, bahkan tidak diurus dan dipikirkan tentang, berapa banyak orang yang sudah beli, kemana saja selama ini memasakan buku tersebut, dan masih banyak lagi kekurangannya.

Jadi, daripada buru-buru menerbitkan buku kedua, sebaiknya perkuat dulu branding buku pertama. Capai dulu target di buku pertama. Sebab, banyak penulis yang merasa kecewa karena terlalu buru-buru bikin kedua, sedangkan di buku pertama saja masih banyak yang perlu dibenerin.

2. Penulis pemula selalu ingin populer

Untuk menjadi populer itu sangatlah susah. Apalagi kalau buku kita diterbitkan melalui penerbit indie berbayar. Kalian bisa saja populer, tapi hanya di hadapan orang-orang yang mengenal kalian. Sehingga orang-orang mengenal kalian tahu bahwa kalian itu seorang penulis.

Jadi, hindari keinginan untuk menjadi populer. Karena popularitas itu akan menghampiri seiring dengan kualitas buku kita yang dianggap bagus sama penerbit atau pembaca. Dan tapi, untuk bisa populer layaknya penulis-penulis penerbit mayor, itu butuh effort yang besar. Mulai dari buku kalian harus terbit mayor, misalnya. Lebih dari itu, harus terjual banyak, alias best seller.

Sebaiknya terus berkarya saja. Terus ciptakan buku-buku yang bagus.

3. Branding diri kalian sebagai penulis di media online

Berhubung media sosial perkembangannya semakin pesat, buktinya adalah dengan adanya Tiktok, maka, mau tidak mau, profesi penulis pada diri kalian perlu dibranding dengan matang.

Caranya?

Silakan baca artikel saya mengenai: cara meningkatkan personal branding penulis novel.

Jadi, kesalahan umum yang terjadi pada penulis pemula adalah, branding mereka mentok disitu-situ aja. Misalnya tidak kepikiran untuk membuat blog atau website sendiri, tidak membuat second account Instagram untuk buku sendiri, dan masih banyak lagi. Sehingga, penjualan buku sendiri susah meningkat.

Saran saya, untuk mengatasi kesalahan di poin ketiga ini, silakan baca saja artikel saya yang di atas. Kalian pasti bakal paham maksud saya. Dan kemudian kalian bakal mengaplikasikan cara-cara yang sudah saya suguhkan pada artikel tersebut.

4. Fokus pada satu genre

Di mata saya pribadi, menarik sekali apabila saya mendapati seorang penulis yang fokus pada satu genre buku. Misalnya, khusus genre romance saja. Fokus menulis romance. Sehingga nantinya bakal dikenal banyak orang sebagai penulis buku romance.

Semakin fokus pada satu genre, semakin mudah untuk mendapatkan pengikut. Sementara itu, kesalahan penulis pemula adalah, mereka kerapkali loncat dari genre A ke genre yang lain, dengan dalih: bosan nulis genre itu-itu mulu.

Jadi, usahakan saja fokus pada satu genre novel/buku. Kalau fokus pada nonfiksi, yasudah nonfiksi saja. Meskipun ini tidak ada aturan baku, tapi memang lebih keren aja kalau fokus satu genre tulisan.

5. Lebih peduli lah sama karya sendiri

Hal terpenting yang perlu dilakukan sama penulis indie berbayar adalah, mereka harus lebih peduli pada karyanya. Contoh kepedulian itu misalnya dengan menawarkan buku ke berbagai sekolah, kampus, toko buku..

Lalu, adakan launching buku. Bayar tukang pereview buku di sosial media. Taruh buku di website, jual buku di marketplace, kerjasama dengan para pegiat literasi, dan masih banyak lagi bentuk kepedulian sama karya sendiri agar tersebar luas.

Sayangnya, saya masih saja melihat ketidakpedulian penulis pemula terhadap bukunya. Setelah bikin buku, yasudah. Padahal, seharusnya, jangan seperti itu.

-

Baik, mungkin itu saja cara mengatasi kesalahan penulis indie berbayar.

Terima kasih.

(Artikel ini lanjutan dari artikel sebelumnya mengenai postingan beberapa kesalahan penulis buku yang sudah saya tulis pada tahun 2021 lalu).

Artikel Selanjutnya Postingan Selanjutnya
Tidak Ada Komentar
Tambahkan Komentar
comment url