Cara Menjual Novel Karya Sendiri ke Perpustakaan

Cara Menjual Novel Karya Sendiri


Mari kita sepakati bahwa betapa bangganya apabila buku hasil tulisan sendiri, ada di sebuah perpustakaan. Entah itu perpustakaan daerah maupun perpustakaan kampus atau sekolah.

Sayangnya, berdasar pengalaman saya, tidak mudah bagi seorang penulis untuk dapat memasukkan karyanya ke sebuah perpustakaan. Harus melalui beberapa tahap dulu, harus melewati beberapa teknik penjualan dulu, dan barulah novel atau buku kita dapat terpajang di perpustakaan.

Yang jadi pertanyaan dari permasalahan ini adalah, memangnya bagaimana sih cara menjual novel karya sendiri ke perpustakaan? Biar ada rasa bangga, gitu, novel atau buku kita dibaca oleh siswa maupun mahasiswa.

Nah, untuk memahami panduannya, silakan simak beberapa langkah yang saya lakukan. Sebut saja langkah-langkah yang saya tulis di bawah ini berdasar pada pengalaman pribadi saat saya berhasil menjual novel saya sendiri ke banyak perpustakaan.

Berikut adalah penjelasannya.

(By the way, sebelum saya menjelaskan semuanya, tolong simak juga artikel saya yang lainnya, yang cukup relevan dengan artikel ini, yaitu artikel terkait cara mempromosikan novel sendiri).

Cara menjual novel karya sendiri ke perpustakaan

1. Menentukan perpustakaannya dulu

Seperti halnya menentukan target pembaca saat kita membuat novel, dalam memasukkan buku ke perpustakaan pun harus ditentukan juga jenis perpusnya. Mau perpustakaan daerah (perpusda) atau perpustakaan di bidang pendidikan?

Kalau ke perpusda, biasanya pilih-pilih genre buku. Sedangkan ke perpustakaan pendidikan semacam perpus SMA dan kampus cukup beragam.

Nah, untuk menentukan hal ini, maka tengok dulu genre novel atau buku kita apa, dan target pembacanya ke usia berapa.

Kalau genrenya keluarga dan dapat dibaca oleh usia umum, maka masuk ke ranah SMA. Kalau genre nonfiksi, masuk ke perpustakaan kampus.

Jadi, silakan tentukan sendiri jenis kampusnya.

2. Mencatat nama sekolah atau kampus yang ingin didatangi

Cara kedua ini lebih kepada, apabila kalian ingin menjual buku karya sendiri ke banyak perpus.

Kalau berpikiran seperti itu maka lakukan langkah kedua ini, yakni silakan catat atau data dulu nama sekolah dan nama kampus yang ingin kalian datangi dan ingin diajak kerjasama untuk membeli atau mempromosikan novel sendiri.

Untuk awalan, minimal 3 sekolah dan 2 kampus terdekat di sekitaran rumah kalian.

3. Mendekati salah satu guru atau dosen untuk diajak diskusi

Perlu dipahami bahwa biaya yang dikeluarkan oleh instansi pendidikan itu tidak perorangan sifatnya, namun selalu ada pendanaan dari pemerintah, BOS, dan lain-lain.

Maka, proses menjual buku ke perpustakaan sekolah atau kampus, kadang terbilang rumit.

Oleh sebab itu, solusi untuk mempermudahnya adalah dekati salah satu guru (lebih bagus guru bahasa Indonesia) atau dekati dosen untuk diajak diskusi dan kerjasama.

Katakan saja bahwa apabila mereka membeli novel atau buku kalian, maka bisa direview oleh semua siswa. Entah itu per kelompok atau perorangan. Dan katakan juga, akan ada bonus buat Pak/Bu Dosen atau Pak/Bu Guru.


4. Menawarkan novel karya sendiri ke kepala sekolah

Sebenarnya cara ini suka dibilang tidak terstruktur, masa langsung ke kepsek? Katanya begitu.

Akan tetapi, berdasar pengalaman saya dengan menggunakan cara keempat ini suka berhasil. Karena kalau di sekolah itu wewenangnya memang di pihak kepala sekolah.

Saya suka langsung saja menawarkannya ke kepala sekolah. Dengan demikian, buku saya pun dibeli.

5. Gunakan teknik menggratiskan

Kalau kalian punya banyak modal, dan benar-benar ingin menebar manfaat, maka gratiskan saja buku novel kalian satu eksemplar ke tiap kampus.

Alih-alih menggratiskan, justru ada marketingnya di situ. Tetep ada cuannya juga buat kita.

Berdasar pengalaman saya, kalau sudah digratiskan, dan buku kalian terlihat bagus, maka suka ada sekolah atau kampus yang membeli borongan. Tiba-tiba beli 10 misalnya buat keperluan sekolah.

Jadi, jangan khawatir dengan teknik menggratiskan ini. Suka ada feedback-nya.

Artikel Selanjutnya Postingan Selanjutnya
Tidak Ada Komentar
Tambahkan Komentar
comment url