Cara Menulis Senandika berdasar Keresahan Hati

Cara Menulis Senandika


Cara menulis senandika pada prinsipnya mudah saja. Kita tinggal menuangkan segala keresahan yang ada di hati ke dalam bentuk tulisan. Katakan lah seolah lagi curhat.

Namun, meski terbilang gampang, tentu masih ada saja penulis yang kebingungan dalam merangkai kata, atau mungkin masih belum nangkep pengertian dari senandika itu sendiri.

Saya pribadi mengenal senandika sudah sejak lama. Bahkan melalui blog pribadi, saya kerap menulis senandika.

Untuk memahami apa itu senandika dan bagaimana cara penulisannya, silakan perhatikan artikel ini dengan saksama agar kalian dapat memahaminya.


Apa itu senandika?

Sependek pemahaman saya, senandika ini merupakan jenis tulisan yang bertujuan untuk menumpahkan segala perasaan, pikiran, dan konflik batin pada diri seorang penulis.

Penulis pun dapat mengilustrasikan perasaannya kepada seorang tokoh yang diciptakannya. Katakan lah dalam sebuah puisi, penulis puisi menciptakan tokoh bernama Arian. Ia menulis segala keluh kesah Arian. Padahal, faktanya, si penulis lah yang mengalami semua keluh kesah itu. Arian, dalam hal ini, hanya sekadar wayang saja ibaratnya.

Dalam penulisan senandika, fokus seorang penulis hanya menulis saja. Menulis sebebas-bebasnya dan juga semampunya. Tidak perlu terpatok pada majas dan harus begini-begitu.

Akan tetapi, meskipun tidak ada aturan baku, tetap saja menulis senandika harus bisa menyajikan informasi yang dibutuhkan pembaca. Sebab, senandika juga identik dengan introduction (perkenalan).

Berdasar pengalaman, begini cara saya dalam membuat senandika.

Cara menulis senandika

1. Menulis lah saat kita sedang pilu

Ada kalimat menarik dari Wikipedia saat menjelaskan tentang senandika. Katanya, ungkapkan "konflik batin yang paling dalam". Ini kalau saya terjemahkan, lumayan dalem pembahasannya.

Jadi, memang, berdasar pengalaman saya, menulis senandika itu paling nyaman saat kondisi hati lagi sedih banget. Dan entah mengapa, ketika lagi sedih banget, semua kesedihan itu langsung tersampaikan aja. Langsung enak aja pas ditulis.

Memang boleh-boleh saja menulis senandika saat perasaan lagi senang atau bahagia. Tapi, faktanya, paling mantep itu ketika lagi kecewa banget, ketika lagi patah hati. Semua langsung tertuang aja, gitu.

Nah, begitu kira-kira cara pertama. Ini balik lagi, berdasar pengalaman pribadi.

2. Tulisan harus enak dibaca

Mentang-mentang kondisi hati sedang pilu, dan mentang-mentang menulis senandika harus sebebas-bebasnya, itu bukan berarti tulisan harus apa adanya saja. Tidak begitu konsepnya.

Intinya, tulisan kalian harus enak dan nyaman dibaca. Harus mudah dipahami pembaca. Titik.

Caranya, menulis lah pelan-pelan saja. Kumpulkan semua keresahan serunut mungkin. Sehingga, tulisan kalian, boleh jadi relate juga bagi pembaca.

3. Hindari pemakaian diksi yang berlebihan

Salut apabila ada orang yang nulis senandika dengan pemakaian diksi yang luar biasa. Sayangnya, sebagian orang kadang tidak sadar bahwa banyak pembaca yang tidak tahu arti dari diksi-diksi yang ditulisnya.

Oleh karena itu, hindari aja pemakaian diksi yang berlebihan. Gunakan lah diksi yang sekiranya bakal dimengerti pembaca. Itu sudah jauh dari sekadar cukup.


4. Maksimalkan sinonim kata

Usahakan dalam satu paragraf, jangan ada kata yang diulang-ulang dengan bentuk kata yang sama. Silakan cari bentuk kata yang berbeda dengan memaksimalkan sinonim kata.

Contohnya..

Sinonim kata membuat, yaitu membikin.
Sinonim kata kecewa, salah satunya mengurut dada.

Hari ini dia sukses membuatku kecewa. Dan entah mengapa seniat itu dia membikin diriku mengurut dada.

 Kira-kira contoh sederhananya seperti itu..

5. Utamakan kejujuran saat menulis senandika

Ibarat menulis diary, senandika pun sama. Paling nyaman itu ditumpahkan secara jujur. Dengan catatan kejujuran tersebut cukup kalian dan Tuhan yang tahu.

Berbeda ketika hasil karya senandika kalian dipublikasikan di blog maupun buku. Jujur boleh, asal jangan kelewatan. Nanti ruang privasi kalian malah diketahui banyak orang.

Kesimpulan

Sejauh ini, masih banyak penulis novel atau puisi yang tidak tahu tentang senandika itu apa. Nah alasan saya mengangkat tulisan ini berhubung sudah sejak lama sering menulis senandika.

Namun, baru kali ini terdorong pengin membagikan artikel cara menulis senandika. Tulisan ini pun berangkat juga dari pertanyaan, "Jenis tulisan Boy Candra dalam buku-bukunya itu apa sih bang namanya?"

Yah, sepemahaman saya, termasuk juga tulisan senandika.

Sekian.

Artikel Selanjutnya Postingan Selanjutnya
Tidak Ada Komentar
Tambahkan Komentar
comment url