5 Alasan Mencantumkan Link Tulisan di Bio Instagram Nggak Efektif untuk Media Kepenulisan

Mencantumkan Link Tulisan di Bio Instagram


Meski tulisan terkait Instagram dibaca banyak orang, tetap saja sumber pembaca blog ini kebanyakan berasal dari Google. Bukan dari Instagram(dot)com.

Tulisan ini misalnya: hobi nulis quotes di Instagram? Jangan malu dibilang bucin dalam satu Minggu bertambah 1000 klik. Tapi, sumber pembacanya bukan dari Instagram.

Mengapa hal ini bisa terjadi?

Sedari dulu saya sudah gregetan ingin menulis artikel ini. Sebab, banyak followers Instagram penulis Garut yang bertanya, "Kenapa jarang aktif di Instagram?".

Alasan penulis Garut tidak begitu aktif di Instagram karena pembaca yang berasal dari Instagram minim. Dari empat ribu pembaca per hari yang mampir ke blog ini, sumber pembacanya, sekali lagi, kebanyakan dari Google. Ditambah Facebook, dan juga Twitter.

Padahal, followers penulis Garut di Facebook dan di Twitter tidak sebanyak di Instagram. Tapi, anehnya, minim banget pembaca di Instagram. Maka dari itu, saya berkesimpulan bahwa mencantumkan link tulisan di bio Instagram nggak efektif untuk media kepenulisan. Bahkan untuk para penulis sekali pun.

Saya mengatakan seperti itu bukan tanpa alasan. Saya sudah merangkum 5 alasan mencantumkan link tulisan di bio Instagram nggak efektif bagi media kepenulisan. Berikut di bawah ini adalah penjelasannya.

Pengguna Instagram itu rata-rata malas baca

Padahal, tiap memposting sesuatu di Instagram sering kali dilengkapi dengan tulisan, "Link di bio!" tapi masih ada saja yang bertanya lewat komentar dan DM, "Di mana saya bisa nonton video ini, Kak?" padahal kan tinggal klik aja link yang ada di bio.

Ini membuktikan bahwa Instagram lebih intens untuk konten visual, captions pendek, dan IG TV daripada bikin captions panjang. Apalagi nyuruh baca tulisan melalui link yang dicantumkan di bio ig akun kita.

Memang tidak semua pengguna Instagram malas baca (klasik). Tapi, rata-rata kan seperti itu. Bahkan, orang yang hobi nulis dan membaca pun masih susah banget kayaknya buat ngeklik link yang tertera di bio seseorang.

Dulu, saya pernah menulis tentang tanda-tanda orang yang berliterasi tinggi. Salah satu tandanya adalah selalu nge-klik link tulisan. Selalu pengin baca. Selalu kepo sama tulisan seseorang. Entah itu yang disebarin di status WA maupun di bio Instagram.

Artikel dibaca kalau isinya dischreenshoot

Pernah lihat media kepenulisan yang isi artikelnya dischreenshoot separuh lalu diposting di Instagramnya? Dan juga diujung captions-nya bilang, "Selengkapnya, link di bio!".

Nah itu tujuannya hanya untuk menarik perhatian followersnya, sedangkan link tulisan (lagi-lagi) yang dicantumkan di bio sedikit yang nge-klik.

Emang seberapa penting sih pembaca bagi media kepenulisan yang memiliki website atau blog?

Ya penting banget dong! Sebuah website atau blog bakalan ada iklan masuk kalau traffic-nya tinggi. Bahkan, pendapatan dari Google Adsense pun bakalan besar kalau blognya banyak pembaca. Apalagi bagi blog niche kepenulisan seperti blog ini, butuh banget pembaca.

Tapi, balik lagi, ini kalau tujuan ngeblognya buat mendapatkan uang. Bukan hanya corat-coret saja.

Hanya diklik oleh pengguna Instagram yang suka sama menulis dan membaca saja, itu pun kalau benar-benar tertarik

Kalau konten media kepenulisannya terlihat menarik, pasti ada yang baca. Tapi, dari dua ratus like misalnya pasti hanya dua puluh followersnya-nya saja yang mampir. Ya siapa lagi kalau dibaca sama orang yang hobi menulis dan membaca.

Pengguna Instagram yang ngefollow akun media kepenulisan, tapi hobinya main-main ya susah buat baca tulisan di website atau blog media kita.

Saya mengatakan seperti ini dari hasil riset. Hasil nanya-nanya. Dan efeknya, banyak media kepenulisan yang hiatus. Dan lebih aktif di sosial media lain seperti Facebook dan Twitter. Jadi Instagram digunakan hanya "yang penting ada ig-nya lah"

Followers masih sedikit

Beberapa akun kepenulisan yang followersnya banyak, yang tinggal nge-swipe aja kalau udah mempublikasikan tulisan (juga) tetep ngerasa nggak efektif.

Nah apalagi media kayak penulis Garut yang followersnya baru dua ribu. Belum bisa ngeswipe. Ya tentu bagi kami nggak efektif mencatumkan link tulisan di bio.


Instagram nggak ada thumbnail kayak di Twitter dan Facebook

Mungkin ini juga salah satu penyebabnya. Kalau penulis Garut membagikan artikel di dua platform ini dengan thumbnail yang enak dipandang, pembaca langsung mengklik artikel yang dibagikan.

Jadi lebih simple. Berbeda dengan Instagram. 1. Orang males ngeklik linktree. 2. Kebanyakan nggak peduli karena malas baca.

***

Jadi, saya rangkum lagi 5 alasan mencantumkan link tulisan di bio Instagram nggak efektif untuk media kepenulisan.

1. Pengguna Instagram rata-rata malas baca
2. Artikel dibaca kalau isinya dischreenshoot
3. Hanya diklik oleh orang yang suka menulis dan membaca saja
4. Followers sedikit
5. Instagram nggak sesimple Twitter dan Facebook.

Artikel Selanjutnya Postingan Selanjutnya
Tidak Ada Komentar
Tambahkan Komentar
comment url