4 Cara Menulis Esai yang Baik dan Mudah untuk Dikirim ke Media Online
Bagi penulis yang menjadikan aktivitas menulis sebagai ladang mencari uang, menulis esai satu atau dua artikel setiap hari tentu menjadi target tersendiri. Setelah artikel itu dikirim ke media online, dan kebetulan sering dimuat. Maka, anggapan dari penulis lain seperti "Kamu produktif" akan sering didengar. Itu sebabnya kalau pengin dianggap seperti itu maka butuh yang namanya cara menulis esai yang baik dan mudah.
Saya akui, bagi tipe penulis yang perfeksionis seperti saya susah untuk membuat dua artikel lebih. Paling target saya satu artikel setiap hari. Ya terutama buat artikel di blog penulis Garut lah. Berbeda bikin artikel buat dikirim ke media online, butuh mikir yang sangat panjang sekali. Tidak cuma tulis, lalu kirim. Sebab, kalau menggunakan cara seperti ini, kemungkinan sering ditolaknya besar.
Saya pernah konsisten selama delapan hari nulis artikel setiap hari buat dikirim ke media online, namun di hari berikutnya tidak bisa. Bukan tidak ada waktu atau kehabisan ide, tetapi kebanyakan mikir. Tapi, itu sih dulu. Sekarang bisa konsisten lah.
Nah, dari pengalaman saya selama menulis esai, saya memiliki empat cara menulis esai yang baik dan mudah. Dan mungkin, cara ini berguna bagi kamu yang pengin terlihat produktif. Berikut penjelasannya.
Menulis esai yang baik dan mudah: gali semua ide
Ada baiknya sebelum betul-betul menulis satu tema, kamu kumpulkan dulu ide yang ada. Gali semua ide yang dekat-dekat saja dengan kamu. Saya pernah membahas cara mendapatkan ide dengan mudah di sini.
Maksud saya adalah kalau kamu punya target menulis esai lebih dari dua artikel, cari ide sebanyak mungkin untuk kamu tulis. Mungkin saja kamu lebih suka, ada ide, lalu tulis artikelnya. Ini sebenarnya tidak apa-apa. Bebas. Tapi, kekurangannya adalah kamu tidak mempertimbangkan mana ide yang kiranya bakal dimuat di media online yang kamu tuju dan tidak.
Saya sering mengumpulkan 5 tema. Lalu, saya mempertimbangkan lagi. Ambil dua tema yang akan saya angkat untuk saya jadikan artikel. Dan kebetulan dua artikel itu dimuat di kemudian hari. Ini sih untuk mengantisipasi penolakan naskah yang kita kirim. Dan agar tidak membuang-buang waktu selama kamu menulis.
Saya tahu bahwa seorang penulis itu terkadang banyak ide-nya. Sering mikirin ini-itu. Tapi, untuk mempertimbangkan mana ide yang kiranya bakal dimuat, pasti jarang dipikirin.