6 Saran untuk Moderator Acara Literasi


 
6 Saran untuk Moderator Acara Literasi
Sumber gambar: gurudigital.id

Sebagai orang yang aktif di dunia literasi, menghadiri acara bedah buku sudah semacam kewajiban. 

Namun, saya kerap dibikin jengkel oleh ulah moderator yang banyak melakukan kesalahan-kesalahan saat memandu jalannya kegiatan.

Misalnya, beberapa kesalahan yang bikin saya jengkel adalah ketika menyaksikan moderator yang sering menempatkan posisinya seolah-olah sebagai narasumber, lalu memotong tiba-tiba saat narasumber menyampaikan materi, berusaha melucu tapi garing dan lain-lain.

Terlepas dari kesalahan-kesalahan moderator, EO dan panitia pelaksana seharusnya menunjuk moderator yang memang paham betul dengan tema yang akan dibahas.

Kalo bikin acara bedah buku maka pilihlah moderator yang ahli di bidang tersebut.


Nah, teruntuk siapapun yang sering ditunjuk sebagai moderator acara literasi, saya punya lima saran yang sebaiknya kalian lakukan.

Cari tahu informasi tentang narasumber

Di beberapa acara literasi yang pernah saya ikuti, masih banyak moderator yang suka mempersilakan narasumbernya untuk memperkenalkan diri.

Padahal, hal ini jelas keliru. Sebab sudah menjadi tugas moderator untuk mengenalkan narasumbernya kepada audience.

Bagaimana cara mengenalkan narasumber kepada audience?

Ya cari tahu dulu informasi tentang narasumber. Cari tahu apa profesi utamanya, buku-buku apa saja yang sudah diterbitkan, aktivitas apa yang saat ini sedang mereka lakukan, latar belakang pendidikannya apa dan seterusnya.

Barulah setelah itu perkenalkan narasumber kepada audience.

Pelajari tema acara

Sering terjadi, mentang-mentang sudah terbiasa menjadi moderator maka mempelajari tema yang akan dibahas kerap diabaikan. Terlebih di kota saya sendiri acara literasi itu dianggap acara yang sepele, jadi katanya gampang kalo memandu acara nggak perlu mempelajari tema.

Justru impactnya, kalo tidak mempelajari tema yang akan dibahas pasti pertanyaan-pertanyaan klasik seperti ini akan muncul, “Tips menulisnya bagaimana, Pak? Inspirasi menulisnya datang dari mana?” 

Saya yakin para audience sudah kenyang dan bosan mendengar pertanyaan-pertanyaan seperti itu. 

Seharusnya, kalo acaranya bedah buku maka moderator sudah membaca buku yang mau dibedah. Dan nanti kembangkan pertanyaan dari buku tersebut.

Koordinasi dengan panitia

Saya sering menggelengkan kepala ketika melihat terjadinya miss komunikasi antara moderator dengan panitia.

Masa iya acara belum selesai mereka saling melempar pertanyaan tentang durasi waktu acara kapan selesai, terus penonton yang memberikan pertanyaan diberi hadiah atau nggak. Dan herannya komunikasi mereka berlangsung di sekitar audience. Memalukan.

Saran saya, moderator sebaiknya datang ke acara lebih awal untuk melakukan koordinasi dengan panitia guna menyiapkan segala hal yang dibutuhkan dalam acara agar lancar. Bagaimana pun koordinasi itu penting. Penting sekali.

 

Bangun komunikasi dengan narasumber

Ketika narasumber sudah berada di lokasi acara lalu siap diajak berbicara maka hampiri dia dan kenalin diri kalian bahwa kalian adalah moderator yang akan memandu acara.

Ketika sudah mengenalkan diri, perlihatkan profil narasumber yang sudah kalian cari informasinya itu, lalu apakah profilnya sudah benar atau belum. Kalo ada yang kurang tepat atau ada yang perlu ditambahkan, bisa kemudian didiskusikan bareng-bareng.

Didiskusikan juga mengenai berapa waktu yang akan digunakan narasumber dalam menyampaikan materi, bahkan boleh meminta maaf dulu apabila nanti jawaban narasumber dipotong sebab misal tidak relevan dengan pertanyaan (ini untuk mengefektifkan waktu).

Menutup sesi dengan kesimpulan yang jelas

Kebanyakan, para moderator saat membuat kesimpulan nggak sesuai dengan jalannya diskusi. Kesimpulan yang mereka bikin malah ngawur sebab keseringannya mereka mengambil kesimpulan lewat pikirannya sendiri.

Padahal, kesimpulan itu ambil saja dari materi yang sudah narasumber sampaikan (tujuannya untuk menegaskan kembali pentingnya materi agar diingat audience).

Di sesi penutup, hindari juga menanyakan kepada audience seperti, “Ada lagi yang mau ditanyakan? Yakin nih nggak ada yang mau ditanyakan lagi?” kalo nggak ada yang nanya, yasudah. Tutup. Barangkali audience sudah paham.

Jangan pernah memaksa audience untuk bertanya dan jangan berpikir rame nggaknya suatu acara dilihat dari banyaknya audience yang bertanya. Ini salah besar.

Lagi pula, yang pantas nanya-nanya ke audience dengan pertanyaan konyol seperti itu bukan dari moderator, tetapi MC. Jelas beda dong tugas antara MC dan moderator.

Kalo MC pemegang kendali seluruh kegiatan sedangkan moderator adalah pemegang kendali di sesi tertentu dalam kegiatan.

Jadi kalo ada moderator yang suka mancing-mancing audience untuk bertanya, apalagi tiba-tiba menunjuk audience agar bertanya, dih moderator apaan. 


Artikel Selanjutnya Postingan Selanjutnya
Tidak Ada Komentar
Tambahkan Komentar
comment url