Review Buku Potret Tumbuh Kembang Ameera di Mata Opa karya Merciana
Masih ingat dengan ulasan buku Ameera: Memoar si Opa Membersamai Sang Cucu karya Mardisyaf Ramli di beranda instagram maupun website Penulis Garut?
Pemilik nama pena Merciana itu kembali menerbitkan buku tentang sang cucu berjudul Potret Tumbuh Kembang Ameera di Mata Opa.
Siapa sangka, di buku kedua Merciana tentang Ameera, saya berkesempatan kembali menangkap ilmu parenting dengan pendekatan kesehatan dan spiritual.
Isi buku Potret Tumbuh Kembang Ameera di Mata Opa membuat saya merasa senang dan bersyukur. Lewat jalinan kisahnya, penulis membawa saya untuk bertafakur akan keagungan Tuhan.
Saya yakin sosok Opa Ameera menjadi Opa dambaan para cucu di manapun.
Bagaimana kita membaca keagungan Tuhan melalui kehadiran sosok anak kecil?
Simak ulasan berikut.
Baca Juga: Review Buku Inspirasi Negeri Ppalli-Ppalli
Review Buku Potret Tumbuh Kembang Ameera di Mata Opa karya Merciana
Identitas buku
Judul: Potret Tumbuh Kembang Ameera di Mata Opa
Penulis: Merciana
Penerbit: Adab Adanu Abimarta
Tahun Terbit: 2024
Penulis: Merciana
Penerbit: Adab Adanu Abimarta
Tahun Terbit: 2024
Buku Potret Tumbuh Kembang Ameera di Mata Opa merupakan edisi lanjutan dari buku pertama Ameera: Memoar si Opa Membersamai Sang Cucu.
Kedua buku ini mengabadikan catatan dan potret setiap perkembangan seorang cucu perempuan di keluarga cemara bernama Ameera.
Penulis berharap buku Potret Tumbuh Kembang Ameera di Mata Opa ini dapat memberikan insight bagi para orang tua maupun pengasuh dalam mendampingi anak tercinta agar tumbuh menjadi generasi emas di masa depan.
Buku ini membagi catatan Opa menjadi 3 bagian.
Bagian 1: Berisi catatan dan renungan sang Opa akan keagungan Tuhan melalui hadirnya sang cucu.
Bagian 2: Berisi hasil literasi sang Opa saat belajar dalam sesi pelatihan, webinar, konsultasi dengan dokter hingga psikolog terkait tumbuh kembang Ameera.
Bagian 3: Berisi hasil pengamatan Opa dan komitmen terbaik jangka panjang tumbuh kembang Ameera.
Potret Tumbuh Kembang Ameera di Mata Opa: Wujud Nyata Pemikiran Futuristik Sang Opa
Buku yang dihadirkan sebagai kado ulang tahun ke-2 Ameera ini merupakan bentuk dedikasi pemikiran futuristik sang Opa.
Di bagian awal buku, Merciana mengangkat latar belakang tujuan Indonesia Generasi Emas 2045.
Tentunya dari hal tersebut kita bisa tahu sang Opa sadar betul Ameera akan turut berperan mewujudkan Indonesia Emas sebagai generasi penerus bangsa kelak.
Kesadaran tersebut menjadi pijakan pertama sang Opa dan keluarga untuk memberikan upaya terbaik membersamai tumbuh kembang Ameera.
Tidak sampai di sana saja. Melalui buku Potret Tumbuh Kembang Ameera di Mata Opa, penulis berhasil menularkan kesadaran futuristik tersebut kepada saya.
Meskipun saya sendiri (sebagai pembaca) belum menikah, saya sadar betul perlu memahami hal-hal yang disampaikan penulis melalui buku tersebut.
Yang tidak kalah terharunya, di usia 70 tahun, sang Opa masih bersemangat mengikuti webinar parenting.
Ia begitu antusias untuk meng-upgrade pengetahuannya tentang perkembangan anak dari sisi keilmuan masa kini.
Dalam catatannya, sang Opa menuliskan bahwa anak di zaman sekarang tidak bisa dididik dengan cara yang sama seperti dulu.
Berisi Catatan Panduan Mendampingi Periode 2 Tahun Pertama Kehidupan Tumbuh Kembang Anak
Potret Tumbuh Kembang Ameera di Mata Opa memuat panduan tumbuh kembang anak di periode 2 tahun pertama secara kompleks.
Sang Opa mencatat apapun terkait perkembangan Ameera.
Perkembangan fisik yang berkaitan dengan kemampuan motorik, kebutuhan imunisasi dan nutrisi, serta pemberian stimulasi ditulis dengan rinci.
Perkembangan mental Ameera tak luput dari perhatian. Ia mencatat dengan rapi perkembangan sosial, emosional, spiritual, hingga intervensi dini Ameera.
Alur Kehidupan Keluarga dalam Pernikahan adalah Ibadah
Saya kembali dibuat haru di buku ke-2 penulis tentang potret Ameera.
Pada bagian tertentu penulis kerap berbagi cerita pola relasi dan komunikasi yang dibangun dalam keluarga untuk menciptakan suasana hangat.
Pada buku pertamanya, penulis berbagi tips pengalaman membangun relasi mertua-menantu-anak dalam satu rumah yang harmonis.
Di buku Potret Tumbuh Kembang Ameera di Mata Opa ini penulis berfokus pada cara membangun komunikasi antara orang tua anak, kakek, dan nenek.
Dari apa yang dituturkan penulis, jalinan komunikasi yang baik itu penting agar kedua belah pihak berada dalam satu visi parenting yang sama.
Hal ini saya rasa bisa menjadi insight bagi masyarakat yang kerap mengalami permasalahan keluarga akibat perbedaan prinsip parenting antara orang tua anak dengan kakek-nenek anak.
Kutipan penulis berikut saya rasa bisa menyentuh hati keluarga manapun.
“Papa dan mamanya tetap mempunyai tanggung jawab penuh dalam proses perkembangan dan pendidikan Ameera di masa depan. Sementara Opa, Nena, dan yang ada di rumah merupakan fasilitator.”
Dengan demikian, saya melihat hikmah dan penegasan mengapa pola kehidupan keluarga dan pernikahan disebut ibadah.
Semua yang dilakukan dalam pernikahan, baik manis maupun pahit, penuh dengan tafakur dan dialog dengan Tuhan.
Baca Juga: Review Buku Menguak Kisah Kepulauan Seribu
Pandangan Reviewer Terhadap Buku Potret Tumbuh Kembang Ameera di Mata Opa karya Merciana
Saya begitu senang menikmati catatan dedikasi Opa untuk Ameera. Sayangnya, catatan ini menurut saya masih belum cukup.
Bukan apa-apa, saya masih ingin membaca lebih banyak lagi tulisan penulis. Menurut saya, semakin buku ini saya baca, semakin isi kepala saya diperkaya.
Besarnya kasih sayang Opa kepada Ameera, membuat saya jatuh sayang juga kepadanya.
Lagu Nadin Amizah yang berjudul ‘Semua Aku Dirayakan’ menjadi gambaran sempurna bagaimana Ameera begitu dicintai dengan penuh.
Kedua buku yang ditulis Merciana untuk Ameera memotivasi saya agar suatu saat nanti bisa menjadi nenek seperti beliau.
Seseorang yang selalu merayakan kehadiran anak-cucu dengan penuh sadar. Selain itu, yang terpenting menjadi media dialog dengan Tuhan.
Saya juga dibuat haru, review buku pertama turut ditampilkan menjadi lampiran akhir isi buku.
For your information, buku ini tidak diperjualbelikan. Penulis membuat catatan ini sebagai bukti nyata dedikasi cinta tanpa syarat.
Pembaca yang ingin membaca buku ini maupun buku pertama catatan Opa tentang Ameera, bisa langsung menghubungi email penulis rmadisyaf@gmail.com.
Panjang umur hal-hal baik.
Wawancara dengan Penulis
Reviewer: Di dalam buku disebutkan bahwa Opa dan kawan Opa mengakui adanya perbedaan rasa sayang dan bahagia terhadap cucu dengan anak.Kiranya Opa berkenan berbagi cerita dengan kami, bagaimana gambaran perbedaan rasa tersebut?
Pak Mardisyaf Ramli: Terus terang, sangat sulit melukiskan “rasa kasih sayang” dalam bentuk kata-kata. Akan tetapi, saya akan mencoba untuk menyampaikan berdasarkan pengalaman pribadi atau dalam bentuk analogi.
Saat membesarkan anak, saya sebagai orang tua mempunyai tanggung jawab dalam perkembangannya, mendidik dan mengarahkannya, sampai dia selesai pendidikan dan berumah tangga.
Namun, dengan cucu, perasaannya lebih ringan, penuh kebahagiaan, dan menikmati momen kebersamaan tanpa beban karena tanggung jawab utama ada pada orang tua mereka.
Jika kita analogikan, "Kasih sayang kepada anak bagaikan merawat sebuah pohon sejak bibit, memastikan ia tumbuh dengan kokoh.
Sedangkan, kasih sayang kepada cucu lebih seperti menikmati buah manis dari pohon yang telah tumbuh kuat."
Reviewer: Saya yakin suatu saat nanti Ameera akan sangat bersyukur ketika membaca buku Opa ini . Teman-temannya yang tahu akan menyebut Opa sebagai Opa idaman para cucu.
Dalam membersamai tumbuh kembang dengan rasa excited seperti saat ini terhadap Ameera, apakah dulu Opa juga mempersembahkan hal serupa kepada putra-putri Opa dulu?
Pak Mardisyaf Ramli: Serupa, tetapi tidak sama. Saya lebih suka mengatakan bahwa kasih sayang itu unik dan istimewa.
Dengan kata lain, walaupun kasih sayang kepada anak dan cucu itu berbeda, tapi keduanya sangat berharga dan penting dalam hidup saya.
Reviewer: Saya menemukan beberapa contoh problematika penerapan pola parenting dalam suatu keluarga.
Kebanyakan adalah prinsip dan cara orang tua anak dan kakek-neneknya yang tidak satu frekuensi.
Dalam buku, Opa menyampaikan bahwa orang tua Ameera, Opa, dan Nena senantiasa menyambung komunikasi terkait pola asuh yang akan diterapkan untuk Ameera.
Kiranya opa berkenan berbagi cerita, langkah atau tips spesifik apa saja yang pernah dilakukan keluarga ketika menemukan perbedaan dalam menentukan keputusan yang berkaitan dengan Ameera (khususnya dalam penerapan parenting)?
Pak Mardisyaf Ramli: Bagi saya, komunikasi terbuka merupakan kunci utama jika terdapat perbedaan pola parenting pada cucu.
Jika suatu saat terdapat perbedaan, maka kami kembali pada kesepakatan awal yang telah dibicarakan, seperti:
- Kami saling mengingatkan, bahwa tujuan utama kita adalah demi Ameera-sang cucu. Setelah mengingat kembali, akhirnya kami saling menghargai peran masing-masing.
- Opa dan Nena juga mengikuti berbagai seminar atau membaca buku pola asuh modern dan membagi ilmu tersebut pada orang tuanya.
- Kami berdiskusi sehingga jika suatu saat ada masalah, sepertinya lebih mudah untuk mencapai titik temu. Kami saling belajar dan menguatkan untuk Ameera.
Semua pihak harus saling mendukung dan menghargai peran masing-masing dalam membesarkan anak, sehingga tercipta lingkungan keluarga yang harmonis.
Reviewer: Menurut pandangan Opa, dibandingkan dengan orang tua dari cucu, adakah batasan-batasan sebagai kakek-nenek terhadap cucunya?
Pak Mardisyaf Ramli: Sangat perlu disepakati batasan yang fleksibel antara kakek-nenek dan orang tua.
Bahkan, kami sudah menetapkan harapan dan batasan tersebut sejak Ameera baru saja lahir.
Sehingga, sampai saat ini, insyaAllah frekuensi kami dalam mengikuti tumbuh kembang Ameera tidak ada kendala yang berarti.
-
Penulis buku Potret Tumbuh Kembang Ameera di Mata Opa dapat kamu sapa melalui laman Instagram @mardisyaf
Reviewer: Siti Sunduz
Baca Juga: Review Buku Sleep Healing