Review Novel ORMOVIDA: Sang Burung Cenderawasih Raja karya Adin Suryaningrat

Review Novel Ormovida Sang Burung Cenderawasih Raja karya Adin Suryaningrat

Kalau bukan karena membaca, saya tak akan bertemu tempat bernama Ormovida. Inilah yang membuat saya selalu merindukan membaca. Membaca mempertemukan saya dengan tempat baru yang bahkan tidak ada di peta dunia nyata. Menakjubkan!

Adin Suryaningrat memiliki daya imajinasi yang liar. Kita patut bangga karena cerita fantasi semacam Narnia diproduksi oleh penulis lokal. Dan saya yakin, ide cerita pada Ormovida bakal sangat mudah disukai oleh semua orang.

Seseru apakah kisah fantasi di dalam novel ini?

Jujur, saya tak sabar mengajak kamu datang ke Ormovida. Namun sebelum itu, simak ulasan berikut.

Baca Juga: Review Buku Obra Maestra

Review Novel Ormovida: Sang Burung Cenderawasih Raja karya Adin Suryaningrat

Identitas Buku

Judul: Ormovida: Sang Burung Cenderawasih Raja
Penerbit: CV. Haebara Group
Pengarang: Adin Suryaningrat
Tahun: September, 2023
Isi: 363 halaman
ISBN: 978-623-5750-44-6

Gambaran Umum Ormovida: Sang Burung Cenderawasih Raja

Ormovida: Sang Burung Cenderawasih Raja bercerita tentang seorang calon ratu bernama Alana Sjahrir. Ia adalah gadis biasa dengan kehidupan yang juga biasa saja.

Namun, hidup Alana berubah drastis setelah bertemu Aslan. Keduanya menjadi tokoh utama dalam cerita ini. Kisah mereka pun penuh intrik. Kental dengan pengkhianatan. Tak hentinya juga dihantam marabahaya.

Sebuah Negeri Misterius

Bayangkan, di tengah hiruk-pikuk kota yang saat ini kita pijaki, sebuah negeri misterius sedang menyembunyikan dirinya dari dunia. Negeri ini tidak ada dalam peta. Bahkan, barangkali hanya akan kita kenal lewat mitos-mitos. Seperti itulah Ormovida.

Hanya orang-orang terpilih yang dapat berkunjung ke sana. Ormovida, sebuah negeri yang memperhatikan kehidupan rakyatnya. Segala kebutuhan rakyat Ormovida telah dijamin oleh kerajaan. Mereka hidup makmur tanpa takut kekurangan. Rakyat bekerja bukan untuk uang, melainkan murni sebagai aktualisasi dirinya.

Selain diberkahi pemerintahan yang adil, negeri ini juga dianugerahi bentang alam yang sangat menakjubkan. Lautan dengan warna-warna yang unik, hewan-hewan yang cantik, tumbuhan-tumbuhan indah, membuat suasana negeri ini tampak seperti surga.

Belum lagi, tata kota yang luar biasa. Semua bangunan di Ormovida merupakan perpaduan art deco klasik dengan sedikit sentuhan modern.

Semua rakyatnya menjunjung tinggi keindahan. Bahkan, di negeri ini, sampah menjadi bahan baku utama untuk membuat graphelle—bahan utama pelindung ajaib Ormovida.

Bisakah kamu bayangkan betapa menyenangkan hidup dan tinggal di Ormovida? Tidak ada kebisingan yang memuakkan seperti di dunia yang kita tinggali. Sayangnya, kedamaian Ormovida, perlahan terusik.

Sebuah kejadian mengerikan sedang menunggu orang-orang yang tinggal di sana. Bagaimanakah nasib kerajaan Ormovida dan rakyatnya? Yang pasti, mereka semua tak bisa menghindari kejadian nahas yang merenggut banyak hal.

Tidakkah ini menyedihkan?

Siapakah yang berani merusak kedamaian di negeri antah berantah ini?

Takdir yang Tak Terduga

Hei, bukankah takdir memang selalu mengejutkan? Tapi kejutan yang disiapkan takdir untuk Alana, teramat luar biasa. Kehidupan biasa yang dimilikinya dijungkirbalikkan begitu saja. Ia tiba-tiba difitnah dan dipecat dari pekerjaannya. Yang paling membuatnya terkejut adalah kedatangan sepupu yang tak ia kenal, Aslan.

Kemunculan Aslan membawa fakta yang menyakitkan sekaligus membahagiakan bagi Alana. Gadis bernama lengkap Alana Sjahrir itu dikejutkan dengan berita bahwa ibunya sedang sekarat. Ibu yang selama ini ia tahu telah tiada, bagaimana bisa kini sedang sekarat? Belum lagi, Aslan menjelaskan bahwa dirinya adalah seorang pewaris tahta. Ia diminta pulang ke Ormovida untuk menggantikan Ratu Marliana.

Kerinduan Alana kepada ibunya, membuat dirinya memilih untuk ikut bersama Aslan. Alana tidak peduli soal ia harus menjadi Ratu, yang terpenting baginya, ia bisa bertemu lalu merawat ibunya. Namun, Alana dan Aslan tidak menyadari bahwa kepergian mereka diintai oleh seseorang.

Di tengah perjalanan, keduanya mengalami kecelakaan hebat. Alana dan Aslan hampir mati tertembak. Ayah Alana, bahkan tak bergerak sedikit pun. Kondisinya sangat kritis. Namun, mereka semua berhasil diselamatkan lalu sampai ke Ormovida.

Kedatangan Alana ke Ormovida merupakan sebuah awal baru bagi kehidupannya. Awal baru yang berat. Meski negeri itu sangat indah, Alana harus menelan pil pahit sejak hari pertama ia menginjakkan kaki di sana.

Perempuan cantik dan periang itu, dihadapkan dengan berbagai kejadian tak terduga lainnya. Psikis dan mentalnya benar-benar diuji habis-habisan.

Bisakah Alana selamat dari kejahatan yang terus mengintainya sepanjang ia berada di Ormovida? Bagaimana bisa, negeri yang indah itu justru menyuguhkan banyak sekali kengerian bagi Alana?

Intrik dan Pengkhianatan

Meski Ormovida merupakan negeri kelahirannya, Alana justru merasa asing berada di tempat itu. Belum lagi, kondisi ibunya ternyata bukan dampak dari kecelakaan biasa. Diduga, seseorang berusaha membunuh ibunya.

Kasus percobaan pembunuhan kepada Ratu Marliana, ibunya Alana, sempat dikaitkan dengan pembunuhan Raja Sulaiman. Raja Sulaiman adalah Ayah Ratu Marliana. Lelaki tersebut merupakan raja pertama Ormovida. Pembunuh Raja Sulaiman saat itu telah berhasil ditemukan. Bahkan, sudah menerima hukuman yang sangat berat.

Namun, Aslan, sang sepupu merasa bahwa pembunuh yang telah ditangkap bukanlah pembunuh yang sebenarnya. Aslan justru merasa kejadian pembunuhan Raja Sulaiman dan percobaan pembunuhan Ratu Marliana terkait dengan satu pihak.

Ada Eclipse Movement yang terang-terangan melawan ibunya. Mereka adalah orang-orang yang ingin menggulingkan kepemimpinan monarki. Mereka merasa bahwa Ormovida tak boleh terus menerus menutup diri dari dunia luar.

Mereka ingin Ratu Marliana memberikan dukungan pada saudara-saudara mereka di Indonesia yang sedang kesusahan. Sayangnya, hal itu tak digubris oleh Ratu. Pemberontakkan itu masih berlangsung, bahkan ketika Ratu dikabarkan telah sekarat.

Kondisi Ormovida saat itu sedang tidak baik-baik saja. Alana dihadapkan pada beberapa kejanggalan. Ia mulai mempertanyakan orang-orang di sekitar ibunya. Terlebih, Alana menaruh rasa curiga pada seseorang yang samar-samar ia lihat saat kecelakaannya dalam perjalanan menuju Ormovida.

Meski Aslan terang-terangan ingin melindungi Alana, gadis itu masih merasa curiga. Ia tak tahu siapa yang harus dipercayai. Ia hampir percaya kepada Aslan, tetapi gadis itu mendengar berita yang membingungkan tentang pria tersebut.

Apakah Aslan berada di pihak Alana? Siapakah yang sebenarnya mencoba untuk membunuh Ratu Marliana? Apakah pembunuhnya adalah dalang besar di balik Eclipse Movement?

Pertanyaan-pertanyaan itu terus memenuhi pikiran Alana. Terlebih, sebentar lagi ia akan dinobatkan menjadi Ratu. Alana bertekad untuk menyelesaikan semua kekacauan ini. Tak hanya soal ibunya, juga masalah lain yang kini terus menerus mengancam keutuhan persatuan dan perdamaian rakyat Ormovida.

Masalah apakah yang sebenarnya yang sedang terjadi di Ormovida? Apakah Alana berhasil dinobatkan sebagai Ratu? Adakah orang yang bisa Alana percayai untuk mendukungnya saat ini?

Makhluk Mitologi

Tidak afdal rasanya jika cerita fantasi tidak disertai dengan makhluk-makhluk mitologi. Tenang saja, Ormovida punya semua itu. Di lautannya yang luas, makhluk bertubuh setengah ikan dan setengah manusia hidup di sana. Mereka kerap disebut dengan Mermedian.

Tidak hanya itu saja, sebelum ditemukan oleh Raja Sulaiman, tempat tersebut memiliki penduduk asli yaitu para penyihir. Para penyihir tidak hidup di pulau utama dengan penduduk pendapat. Mereka punya tempatnya sendiri yang disebut dengan Sage Village.

Keberadaan makhluk-makhluk mitologi di cerita Ormovida bukanlah tanpa alasan. Baik Mermedian maupun para penyihir, punya peran krusial menjaga keberlangsungan kehidupan di Ormovida.

Namun, apakah kedua makhluk mitologi itu juga mendukung kekuasaan Ratu Alana, sang ratu yang baru? Atau justru mereka memberikan perlawanan karena posisi mereka telah diusik oleh seseorang?

Sebuah Plot Twist

Ormovida dibangun di atas asas perdamaian. Negeri ini didirikan oleh tujuh orang pendiri. Mereka semua sepakat untuk menutup diri dari dunia luar. Mereka tak ingin terlibat dengan pemerintahan negara lain yang penuh dengan intrik politik, juga peperangan.

Dengan kekuatan dongeng yang diperdengarkan secara turun-menurun, para pendiri berhasil mengelola sampah menjadi bahan baku graphelle.

Graphelle merupakan salah satu teknologi canggih milik Ormovida. Dari graphelle inilah mereka berhasil membuat brigadoon—lapisan tembus pandang yang menyamarkan keberadaan Ormovida.

Jauh sebelum Alana lahir, seseorang mempertanyakan keputusan pada pendiri yang memilih menyembunyikan Ormovida dari dunia luar.

Orang itu beranggapan bahwa tak seharusnya mereka menyimpan teknologi graphelle untuk dirinya sendiri. Kemakmuran yang ada di Ormovida seharusnya disebarkan ke negara lain agar orang-orang selain mereka juga bisa menikmati keadaan seperti mereka.

Namun, Raja Sulaiman tetap pada pendiriannya. Ia merasa dirinya tak punya kapasitas untuk mengatur lebih banyak orang selain rakyatnya sendiri. Hal inilah yang ternyata menjadi akar perselisihan di rakyat Ormovida. Tak lama berselang, Raja Sulaiman pun meninggal dunia.

Di tanah kelahirannya, Alana benar-benar hidup sebatang kara. Kakeknya telah lama tiada. Ayahnya, meninggal tak lama setelah kecelakaan yang menimpa mereka. Ibunya bahkan mengembuskan napas terakhirnya sebelum penobatan Alana.

Meski demikian, darah pemimpin telah mengalir dalam tubuh Alana. Ia menjelma menjadi Sang Burung Cendrawasih Raja: begitu anggun dan penuh percaya diri. Alana berhasil menghadapi sebuah peperangan besar. Graphelle dapat ia selamatkan, begitu pun dengan rakyat Ormovida.

Ia memiliki ketangguhan dan kecerdikan yang luar biasa. Saat ia kira upayanya menyelamatkan kerajaannya telah berhasil, ada kejutan lain yang akan datang saat dirinya lengah.

Twist seperti apa yang dihadapi oleh Alana? Apakah itu membawa kebahagiaan bagi dirinya atau justru memberinya kesedihan yang lebih besar?

Hidupnya di Ormovida sungguh tak dibiarkan tenang walau sebentar. Selalu ada kejutan tak terduga bagi Sang Cendrawasih Raja itu.

Oh ya, bagaimana dengan Aslan? Apakah menurutmu, kedua orang ini terlibat dalam hubungan yang baik dan romantis? Ini patut dinantikan.

Baca Juga: Review Buku Amigdala

Tokoh-Tokoh yang Memeriahkan Ormovida

Alana Alaia Sjahrir

Perempuan ceria dengan tawa renyah ini merupakan pewaris pertama Kerajaan Ormovida. Ia adalah putri dari Ratu Marliana dan Raja Alexander. Otaknya yang cerdas sangat menyukai teka-teki.

Iskandar Aslan Barrack

Lelaki ini adalah sepupu Alana. Aslan dikenal sebagai lelaki flamboyan yang kaya raya. Ia memiliki bisnis perhiasan. Ia tak mempedulikan tahta kerajaan walaupun berada di urutan ketiga pewaris kerajaan. Ia justru lebih peduli pada bisnisnya.

Baldwin Chevalier Barack

Pangeran Baldwin memiliki penampilan yang cukup khas. Ia memakai topeng porselen di wajahnya. Topeng itu menyembunyikan bekas luka yang sangat mengerikan. Luka yang menjadi tanda tanya besar sekaligus sebuah tanda kepahlawanan dirinya.

Marliana Abidin

Ratu Marliana adalah anak dari Raja Sulaiman. Ia pemimpin kedua di Kerajaan Ormovida.

Raja Sulaiman Abidin

Raja Sulaiman merupakan raja pertama di Kerajaan Ormovida. Ia merupakan sosok yang pemberani. Dirinya sangat menjunjung tinggi perdamaian.

Madam Beetle

Madam Beetle memang bukanlah tokoh utama pada cerita ini. Meski demikian, pembaca harus mengenal perempuan yang sikapnya cenderung agresif tersebut. Kacamata berbentuk segitiga terbalik menjadi ciri khasnya.

Pandangan Reviewer terhadap Novel Ormovida: Sang Burung Cenderawasih Raja karya Adin Suryaningrat

Sebagaimana yang dikatakan Raja Sulaiman kepada Baldwick, Kerajaan Ormovida merupakan utopia. Novel ini menampilkan kondisi ideal sebuah peradaban. Kemakmuran dan kesejahteraan yang ditampilkan dalam novel ini menjadi impian semua orang.

Di tengah utopia tersebut, penulis membawa kembali pembaca kepada kenyataan tentang kerakusan jiwa manusia. Ironisme ini disajikan penulis di sepanjang cerita. Bagaimana di dalam kehidupan yang sejahtera, saat manusia tak perlu lagi bersusah payah mencari nafkah, ia justru menginginkan lebih banyak dari yang dimilikinya.

Selain pesan mendalam tentang gambaran masyarakat madani, saya juga kagum pada setiap karakter yang dibangun penulis. Mereka memiliki ciri khas yang dapat dengan mudah diingat pembaca. Misalnya, Alana dengan tawa renyahnya, Aslan dengan sikap flamboyan, Madam Beetle yang berkacamata segitiga terbalik, dan tentu saja Pangeran Baldwin dengan topeng porselennya.

Penulis berhasil menyajikan Ormovida dengan indah. Jalinan plotnya menarik, dipenuhi dengan misteri. Pembaca tampaknya akan merasa dirinya sebagai Alana atau Aslan. Teka-teki dalam cerita ini mampu membawa pembaca ke dalam dunia mereka.

Bagian menarik lainnya tentu saja benda-benda dan teknologi unik yang hanya ada di Ormovida. Mau tak mau, saya ikut berandai-andai dengan semua teknologi ciptaan rakyat Ormovida. Teknologi tersebut tidak terasa seperti omong kosong, justru tampak sangat mungkin diciptakan di dunia modern kita saat ini.

Saya tak bisa menyebutkan satu per satu kemeriahan Kerjaan Ormovida. Semua itu harus diselami secara personal oleh pembaca. Pasalnya, selain punya kemampuan deskripsi yang kuat, penulis pun memainkan penggunaan berbagai simbol yang cukup menarik.

Salah satu simbol yang kuat tentu saja simbol burung Cendrawasih Raja. Simbol yang secara gamblang menggambarkan novel karya Adin Suryaningrat. Namun, mengapa simbol burung Cenderawasih yang digunakan? Simbol menarik apalagi yang ada di dalam novel ini? Semua akan terjawab hanya dengan menikmati Ormovida secara utuh.

Saya ingin mewanti-wanti, sebelum lepas landas dari Bandara Federick Lantern menuju Ormovida, persiapkan hati dan jiwamu. Tak hanya Alana yang diberikan kejutan oleh takdir, penulis pun telah menyiapkan berbagai hidangan menakjubkan bagi kita sebagai pembaca.

Wawancara dengan Adin Suryaningrat

Reviewer: Halo, Kak Adin. Salam kenal. Sebelum mengajukan pertanyaan, saya ingin mengucapkan terima kasih karena telah membuat tempat dan kisah yang indah seperti Ormovida. Cerita ini sangat berkesan bagi saya! Saya ingin menanyakan beberapa hal yang masih membuat saya penasaran dengan cerita tersebut.

Dalam satu unggahan, pernah membahas soal teori Maslow tentang kebutuhan manusia. Saya ingin tahu bagaimana Kak Adin menilai obsesi Pangeran Baldwin tentang pemenuhan kebutuhan manusia ini? Apakah menurut Kak Adin itu termasuk ke dalam keserakahan? Mengapa?

Adin: Halo Kak, salam kenal juga, yah! Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca dan mereview Ormovida. Boleh kak, silahkan. Dengan senang hati! ♥️

Oh ya, saya ingat pernah membuat postingan story mengenai ini, Kak. Sebelumnya, izinkan saya menjelaskan sedikit latar belakang Pangeran Baldwin.

Baldwin Barack atau yang kita kenal sebagai Pangeran Baldwin, adalah seorang pria yang cerdas, namun sebelumnya memiliki masalah interpersonal, yaitu kurangnya empati. Namun, alkisah, Raja Sulaiman berhasil menumbuhkan perasaan itu pada diri Baldwin muda melalui serangkaian percakapan. Sehingga ia mampu melihat penderitaan orang lain.

Masalah perdamaian ini menjadi perhatian dari Pangeran Baldwin. Karena ia menilai bahwa Ormovida telah mampu menjadi satu negara yang damai dan makmur, maka ia melihat potensi yang dimiliki oleh Ormovida untuk menjadi satu negara adidaya baru yang dapat membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Yang mana, melenceng dari tujuan ketujuh pendiri.

Dalam perjalanannya, Baldwin jadi melakukan apapun untuk mencapai tujuannya. Hal itu merupakan hal yang ironis. Karena untuk mencapai tujuan mulia itu, Baldwin secara tidak sadar melakukan hal yang dianggap diluar moral, seperti membunuh dan melukai orang lain, hingga orang terdekatnya. Hal ini sudah merupakan sebuah obsesi yang menjurus pada kerakusan.

Kenapa? Karena untuk mencapai sesuatu yang baik, idealnya butuh cara yang baik pula. Dengan baseline seperti itu, mungkin Baldwin kembali ke sifat asalnya. Ia pribadi berpendapat, bahwa butuh orang bertangan dingin untuk mencapai perdamaian di seluruh dunia. Sedangkan Raja Sulaiman tidak berpikir demikian. Ada harga yang harus dibayar untuk mencapai itu semua. Yang artinya, Raja Sulaiman harus mengorbankan rakyatnya.

Jadi, Baldwin berpendapat, tidak apa mengorbankan sesuatu yang kecil untuk kebaikan yang lebih besar. Sebaliknya, Raja Sulaiman berpendapat bahwa tidak baik mengorbankan sesuatu yang kita miliki untuk hal yang bersifat spekulasi seperti cita-cita Baldwin untuk mencapai perdamaian dunia. Apalagi manusia memiliki sifat rakus.

Yang mana kalau dipandang dari segi politis, Ormovida bisa saja kalah dan terjajah. Karena mereka hanya negara kecil. FYI, luas Ormovida hanya sebesar pulau Madura, kurang lebih sedikit lebih luas. Pulau Madura luasnya sekitar 5000 Km persegi, sedangkan Ormovida 9000Km persegi.

Meskipun Ormovida memiliki sistem perlindungan yang canggih, tidak menutup kemungkinan mereka bisa kalah karena sedikitnya prajurit yang mereka miliki yang mampu bertarung. Apalagi ada mahluk-mahluk mitos yang tinggal di dalam Ormovida. Seperti Penduduk Mermaidian, Otto si Kraken yang menjaga gunung emas di bawah laut, dan juga ada sekelompok penduduk penyihir yang kesemuanya dapat menimbulkan kegemparan kalau sampai keluar ke muka bumi.

Reviewer: Melalui tokoh Alana, Kakak juga sempat menyinggung soal kondisi masyarakat Papua? Apakah hal tersebut merupakan proyeksi ketertarikan Kakak tentang isu tersebut? Mengapa?

Adin: Betul, hal ini memang menjadi perhatian saya. Awalnya saya hanya mengagumi keindahan alam pulau Papua termasuk burung Cenderawasih yang jadi ikonnya. Malah, awalnya maunya Ormovida latarnya ada di pedalaman Papua. Cuman karena satu dan lain hal, (karena takut ada konflik interes, dsb) maka saya mengubah latarnya menjadi di Laut Pasifik Selatan yang misterius.

Menurut saya, Papua itu sebuah pulau yang indah. Sayang sekali dengan konflik yang tidak kunjung selesai itu, potensi-potensi lain jadi terkubur. Apalagi sumberdaya yang kita miliki tidak kita kelola sendiri. Dengan seluruh konflik itu, lagi-lagi yang menjadi korban adalah penduduk sipil yang tidak bersalah.

Jujur saja, hati saya menjadi sedih kalau melihat korban konflik. Saya berharap dengan dibawanya isu ini, mudah-mudahan banyak anak muda yang lebih aware lagi terhadap berbagai konflik yang ada di Papua. Mulai dari konflik OPM, Freeport hingga isu lingkungan yang menyasar hutan adat di Papua.

Maksud saya, sebagian penduduk Ormovida yang notabene negara lain saja, sangat peduli dengan Papua sampai rela mendukung Pangeran Baldwin berusaha mengganti sistem monarki yang sudah ada agar bisa membuka Brigadoon dan membantu penduduk sipil Papua. Nah, masa kita yang sebagai saudaranya diam saja? Begitu, hehe.

Reviewer: Dunia yang Kakak ciptakan dalam cerita ini sangat kompleks. Kakak juga sangat memperhatikan detail setiap karakter. Bagaimana proses Kakak membangun dunia Kerjaan Ormovida ini? Bukankah risetnya sangat panjang?

Adin: Kalau ide Ormovida-nya sendiri sudah ada sejak sekitar 15 tahun yang lalu. Premisnya masih sama hingga kini. Namun setahun yang lalu, saya berpikir Ormovida mungkin bisa saya lanjutkan dengan mengelaborasi keresahan-keresahan saya. Banyak sekali inspirasi yang datang. Maka saya mulai membangun kerangka cerita, elemen-elemen apa saja yang akan muncul, lalu baru meriset dan mengelaborasi hasil riset saya.

Riset yang saya lakukan termasuk membaca jurnal, berita, mendengarkan podcast, wawancara dengan orang, diskusi dengan suami, diskusi dengan ChatGPT haha, dan tentu saja, Tiktok. Tiktok juga lumayan membantu saya dalam riset, terutama riset tentang visual karakter serta gerak tubuhnya.

Reviewer: Dan, The Beatles! Oh, saya tidak mengira akan menemukan detail kecil ini di akhir cerita! Apa alasan dan tujuan Kakak memasukkan Ringgo dan The Beatles sebagai bagian dari twist?

Adin: Hahahaha iya, saya tumbuh dengan lagu-lagu oldies. Beberapa musisi yang saya suka adalah Ella Fitzgerald dan The Beatles. Mereka adalah contoh dari musik-musik berkualitas yang ingin saya abadikan dalam karya saya.

Kelak kalau generasi selanjutnya membaca Ormovida, saya ingin tetap menunjukan bahwa musisi-musisi legend ini layak mereka dengarkan. Karena selain musiknya yang unik, liriknya yang dalam masih relevan hingga kini. Bahkan mungkin, timeless.

Saya juga ingin menunjukan bahwa dengan The Beatles latar kerajaan ini ada di waktu yang sama dengan kita. Lalu dengan ditambahkannya detil itu harapannya tokoh-tokoh di dalam Ormovida terasa lebih nyata.

Raja Sulaiman sendiri bersama 3 orang pendiri lainnya tergabung dalam Beatlemania, serta memiliki tempat berkumpul sendiri di Ormovida bersama ketiga pendiri itu untuk menyalurkan kesenangannya pada The Beatles. Hobi akan membuat manusia terasa lebih manusiawi.

Makanya saya membuat 3 playlist.

1. Tema umum Ormovida
2. Playlist Alana
3. Playlist Aslan

Playlist tema umum dibuat sesuai dengan urutan peristiwa yang ada di dalam novel untuk membantu menggambarkan suasana dengan detail.

Playlist Alana dan Aslan, dibuat untuk memberikan kesan manusiawi pada mereka. Meskipun mereka tinggal di negara yang lebih maju dan terdengar seperti dunia dongeng, musik masa kini di dalam playlist akan memberikan kesan bahwa mereka tinggal sezaman dengan kita.

Selain itu, playlist Alana atau Aslan juga merupakan lagu-lagu favorit mereka yang diputar ketika sedang menyetir.

Reviewer: Saya membaca salah satu unggahan Kakak tentang alasan mengapa genre seperti ini yang Kakak pilih. Salah satunya berkaitan dengan kemampuan mengekspresikan diri. Saya jadi melihat bahwa Kakak menjadikan menulis sebagai sebuah terapi. Setelah menyelesaikan novel ini, perubahan signifikan apa yang Kak Adin rasakan?

Adin: Sebelumnya, saya memiliki masalah kecemasan. Sudah pergi ke Psikolog juga. Dia menyarankan, mungkin saya bisa kembali menulis seperti dulu. Kebetulan Psikolog ini teman kuliah saya, jadi ia tahu betul saya suka menulis. Apalagi dulu saya punya blog pribadi.

Katanya, mungkin saya bisa lebih plong kalau menulis lagi. Karena sejak melahirkan, saya meninggalkan hobi saya ini. Jadi, memang betul. Menulis adalah terapi saya untuk mengatasi kecemasan. Apalagi suami mendukung 100%.

Sekarang rasanya saya menjadi lebih baik, walau mungkin belum 100 persen. Kata teman saya ini, tidak apa-apa, karena semuanya butuh proses. Kecemasan itu akan selalu ada, kita yang harus belajar untuk mengendalikannya. Nah, salah satunya adalah dengan merekonstruksi pikiran melalui menulis.

Kalau menulis cerita kan, biasanya kita bikin kerangka tulisan dulu atau outline. Nah, dengan latihan itulah saya juga jadi lebih bisa mengatur emosi, karena sudah lebih tenang dan jalan pikiran lebih runut dari sebelumnya. Begitu kak, kira-kira 🥰

-

Penulis novel Ormovida dapat kamu sapa melalui laman Instagram @dinzakim.

Reviewer: Lupy Agustina

BACA JUGA: Review Novel The Ethereal Closet
Artikel Selanjutnya Postingan Selanjutnya
Tidak Ada Komentar
Tambahkan Komentar
comment url