Review Novel The Ethereal Closet: One Dress At A Time karya Angeliqrch
Apakah kamu masih percaya pada keajaiban? Seberapa mungkin keajaiban terjadi dalam hidupmu? Di era modernitas seperti sekarang, sepertinya banyak orang yang memilih untuk menuhankan logika. Mempercayai keajaiban sama saja dengan mempercayai dongeng.
Tidak begitu bagi Angeliqrch. Novel The Ethereal Closet: One Dress At A Time sangat mewakili kegemaran penulis pada cerita bergenre fantasy.
Every chapter has it magical thing. Pembaca diajak memasuki dunia ajaib di sebuah butik kecil bernama Ethereal Closet. Butik kecil itu merupakan satu-satunya dunia bagi seorang perempuan bernama Clara.
Saya ingin mengajak pembaca memasuki keajaiban itu.
Supaya tidak semakin penasaran, simak ulasan berikut.
Baca Juga: Review Novel Astaya
Judul: The Ethereal Closet: One Dress At A Time
Penerbit: Ellunar Publisher
Pengarang: Angeliqrch
Tahun: Agustus, 2023
Isi: 129 halaman
ISBN: 978-623-385-411-5
Setiap chapter menyajikan cerita dengan pemeran utama yang berbeda. Meski begitu, terdapat benang merah di dalam judul-judul tersebut yakni butik Ethereal Closet, Clara, dan Rei.
Pada chapter pertama, croissant menghubungkan dua tokoh utama kita yaitu Lukas dan Verene.
Lukas, lelaki muda yang lahir dari keluarga berada. Ia punya hubungan yang kurang baik dengan ayahnya. Sedangkan Verene, ia menjadi salah seorang pekerja di sebuah cafe.
Bertahun-tahun berpisah, keduanya tanpa sengaja bertemu lagi. Pertemuan itu membuat Verene sedikit terkejut. Sedangkan bagi Lukas, ia sangat kesal karena sama sekali tak ingin bertemu lagi dengan Verene.
Entah apa yang terjadi di antara keduanya. Padahal, sepuluh tahun lalu, mereka merupakan sepasang teman kecil yang sangat akrab. Mereka berdua sering memanggang kue bersama.
Setelah pertengkaran hebat dengan Ayahnya, Lukas menyempatkan diri bertemu dengan Rei, sahabatnya. Pertemuan tersebut dikacaukan oleh kehadiran Verene di cafe itu. Namun, pada akhirnya, kejadian itulah yang mengantarkan mereka menuju Ethereal Closet.
Dari Ethereal Closet, di butik kecil itu, sebuah keajaiban untuk Lukas dan Verene sedang bekerja. Saat Verene memutuskan menyusul Lukas ke sana, ia malah bertemu Clara dan Rei.
Entah mengapa, Verene menceritakan semua kisahnya dengan Lukas kepada mereka berdua. Clara memberikan beberapa saran untuk Verene sekaligus memilihkan sebuah gaun berwarna gradasi orange yang sangat cantik.
Warna baju itu tampak seperti suasana golden hour. Dua kata tersebut mengingatkan Verene pada kue yang dulu sering ia panggang bersama Lukas.
Verene memberanikan diri untuk kembali menemui Lukas. Ia ingin tahu mengapa Lukas seolah tak mengenali dirinya. Juga ingin mempertanyakan mengapa lelaki itu tak lagi memanggang kue.
Pembaca akan dibuat sedih sekaligus senang saat membaca kisah Lukas dan Verene. Ada rahasia yang begitu pedih yang selama ini disimpan oleh Lukas. Namun, di akhir cerita, penulis memberikan kejutan yang sangat manis.
Nasib sial seolah sedang menghampiri Denise. Hari itu ia tertipu oleh sebuah penginapan palsu. Hal tersebut menyebabkan dirinya terlunta-lunta di jalanan.
Seseorang bahkan berhasil memotret dan mengunggahnya ke Twitter. Sialnya lagi, handphone-nya kehabisan baterai. Ia tak bisa memesan penginapan baru ataupun menghubungi orang lain.
Selalu ada alasan di balik segala sesuatu, begitupun dengan hari buruk yang dialami Denise. Itu mengantarkan dirinya menuju Ethereal Closet.
Di butik tersebut, Denise tak hanya bisa mengisi daya handphonenya. Tanpa diduga, butik tersebut, menjadi perantara untuk nasib baik bagi Denise.
Selama ini, Denise banyak menerima komentar jahat di media sosial. Komentar netizen tersebut cukup mempengaruhi pandangan Denise kepada dirinya sendiri.
Lowongan pekerjaan di Ethereal Closet seperti memberikan kesempatan baru bagi Denise. Ia bertemu Clara dan Farel. Bahkan, di malam natal, Farel memberikannya sebuah gaun berwarna Lavender. Gaun yang menarik perhatian Denise saat pertama ia masuk ke Ethereal Closet.
Mengenakan gaun Lavender pemberian Farel, ketika langit bersalju, di bawah mistletoe, Denise mendapatkan keajaiban. Keajaiban yang mungkin tak pernah ia bayangkan.
Kali ini, butik Ethereal Closet memberikan keajaiban kepada Hugo dan Nelie. Lewat sebuah gaun berwarna hijau, Clara menolong keduanya untuk berdamai.
Hugo dan Nelie, sepasang sahabat itu tergabung dalam sebuah band. Mereka akan mengikuti audisi Summer Festival. Tak dinyana, mereka berdua bertengkar cukup hebat.
Hugo sangat kebingungan. Ia tak tahu harus berbuat apa sampai ia teringat bahwa Nelie sangat menginginkan gaun hijau di butik Ethereal Closet. Gaun itu ingin Nelie pakai saat ia tampil di acara Summer Festival.
Hugo bergegas ke butik itu. Dia menemui Clara dan Hugo dengan sangat tergesa. Ia meminta mereka agar memberikannya gaun hijau yang diinginkan Nelie.
Namun, sebuah keanehan terjadi. Hugo pingsan. Ia lama tak sadarkan di Ethereal Closet. Saat terbangun, ia mendapati Nelie datang juga ke butik itu.
Keanehan lain pun terjadi. Hal itu membuat Hugo sangat terpukul. Hugo meminta tolong agar Clara menyampaikan pesannya kepada Nelie.
Sebuah keajaiban lagi-lagi terjadi di tempat tersebut. Berkat Clara, Hugo dan Nelie bisa saling menemui lagi. Mereka membicarakan segala hal yang selama ini tak sempat mereka ungkapkan.
Karina meminta Dion, kekasihnya, untuk memberikan gaun itu sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke-22. Sebuah permintaan yang tidak lazim. Selama ini, Karina tidak suka diberi hadiah saat berulang tahun. Terlebih hadiah yang diinginkan yaitu sebuah gaun.
Dion tahu bahwa selama ini Karina senantiasa berpenampilan kasual. Ia senang memakai baju basket kesayangannya atau sekadar celana jeans dan kaos.
Gaun sama sekali bukan gaya Karina. Meski demikian, setelah pertandingannya seminggu kedepan, Dion bertekad membelikan gaun itu untuknya.
Ternyata, seminggu bahkan sampai hari ulang tahunnya, Karina sulit dihubungi. Dion merasa sangat cemas. Meski begitu, dia tetap mampir ke Ethereal Closet untuk membeli gaun.
Belum sampai gaun itu ia ambil, Karina menghubunginya. Perempuan itu meminta Dion untuk bermain basket dengannya.
Tanpa Dion bayangkan, hari itu menjadi permainan basket terakhir bagi mereka berdua. Karina ingin Dion menjauhinya. Sungguh Dion sangat terpukul karenanya. Padahal, selama ini, mereka punya mimpi dan janji yang akan diwujudkan bersama-sama.
Clara merasa heran karena Dion tak kembali ke butik untuk mengambil gaun tersebut. Meski Clara ‘tidak bisa’ pergi jauh dari butik, ia memutuskan untuk mengantarkan gaun itu ke rumah Karina.
Karina cukup terkejut. Namun, keputusan Clara memberikan gaun itu ternyata sangat membantu keduanya.
Karina dan Dion kembali bertemu. Dalam pertemuan itu, bukan hanya kebahagiaan tetapi kenyataan pahit juga sedang menunggu Dion.
Selama ini, Clara senantiasa bekerja keras untuk memenuhi harapan orang lain. Ia tak hentinya membuat gaun. Stoplesnya pun sudah penuh dengan benang dari gaun yang ia buat.
Rei merasa sudah saatnya Clara membuat permintaannya sendiri. Benangnya sudah lebih dari cukup untuk mewujudkan keinginan Clara.
Namun, tak semudah itu. Farel menjelaskan segala sesuatunya kepada Rei. Di sana, Rei mulai mengerti mengapa Clara melakukan semua ini.
Clara dan Rei terlibat sebuah pertengkaran hebat. Mereka berdua berpisah dengan cara yang buruk. Dua tahun lamanya, Rei tak pernah datang lagi ke butik itu.
Apa sebenarnya alasan Clara mengumpulkan semua benang itu?
Mengapa ia selalu membuat pakaian untuk mewujudkan keinginan orang lain?
Apa yang dilakukan oleh Rei selama 2 tahun?
Pembaca pasti akan penasaran dengan nasib Clara dan Rei. Apalagi, Rei memutuskan keluar dari pekerjaan lamanya untuk membantu Clara di butik itu.
Mungkinkah keduanya akan memiliki akhir bahagia seperti pasangan lainnya?
Review Novel The Ethereal Closet: One Dress At A Time karya Angeliqrch
Identitas BukuJudul: The Ethereal Closet: One Dress At A Time
Penerbit: Ellunar Publisher
Pengarang: Angeliqrch
Tahun: Agustus, 2023
Isi: 129 halaman
ISBN: 978-623-385-411-5
Gambaran Umum Novel The Ethereal Closet: One Dress At A Time
Sebagaimana genre buku yang disukai oleh penulis, The Ethereal Closet: One Dress At A Time bergenre fantasi dan romansa. There are five chapters for the whole story. Those are: Golden Croissant, Under the Mistletoe, Rhapsody in June, One Last Promise, and The Purest Heart.Setiap chapter menyajikan cerita dengan pemeran utama yang berbeda. Meski begitu, terdapat benang merah di dalam judul-judul tersebut yakni butik Ethereal Closet, Clara, dan Rei.
Golden Croissant
Familiar dengan roti croissant yang beberapa tahun belakangan sempat jadi perbincangan?Pada chapter pertama, croissant menghubungkan dua tokoh utama kita yaitu Lukas dan Verene.
Lukas, lelaki muda yang lahir dari keluarga berada. Ia punya hubungan yang kurang baik dengan ayahnya. Sedangkan Verene, ia menjadi salah seorang pekerja di sebuah cafe.
Bertahun-tahun berpisah, keduanya tanpa sengaja bertemu lagi. Pertemuan itu membuat Verene sedikit terkejut. Sedangkan bagi Lukas, ia sangat kesal karena sama sekali tak ingin bertemu lagi dengan Verene.
Entah apa yang terjadi di antara keduanya. Padahal, sepuluh tahun lalu, mereka merupakan sepasang teman kecil yang sangat akrab. Mereka berdua sering memanggang kue bersama.
Setelah pertengkaran hebat dengan Ayahnya, Lukas menyempatkan diri bertemu dengan Rei, sahabatnya. Pertemuan tersebut dikacaukan oleh kehadiran Verene di cafe itu. Namun, pada akhirnya, kejadian itulah yang mengantarkan mereka menuju Ethereal Closet.
Dari Ethereal Closet, di butik kecil itu, sebuah keajaiban untuk Lukas dan Verene sedang bekerja. Saat Verene memutuskan menyusul Lukas ke sana, ia malah bertemu Clara dan Rei.
Entah mengapa, Verene menceritakan semua kisahnya dengan Lukas kepada mereka berdua. Clara memberikan beberapa saran untuk Verene sekaligus memilihkan sebuah gaun berwarna gradasi orange yang sangat cantik.
Warna baju itu tampak seperti suasana golden hour. Dua kata tersebut mengingatkan Verene pada kue yang dulu sering ia panggang bersama Lukas.
Verene memberanikan diri untuk kembali menemui Lukas. Ia ingin tahu mengapa Lukas seolah tak mengenali dirinya. Juga ingin mempertanyakan mengapa lelaki itu tak lagi memanggang kue.
Pembaca akan dibuat sedih sekaligus senang saat membaca kisah Lukas dan Verene. Ada rahasia yang begitu pedih yang selama ini disimpan oleh Lukas. Namun, di akhir cerita, penulis memberikan kejutan yang sangat manis.
Under the Mistletoe
Ingar bingar kehidupan seorang influencer dirasakan oleh Danelisa Star atau Denise. Sayangnya tak selamanya dunia tersebut penuh dengan gemerlap.Nasib sial seolah sedang menghampiri Denise. Hari itu ia tertipu oleh sebuah penginapan palsu. Hal tersebut menyebabkan dirinya terlunta-lunta di jalanan.
Seseorang bahkan berhasil memotret dan mengunggahnya ke Twitter. Sialnya lagi, handphone-nya kehabisan baterai. Ia tak bisa memesan penginapan baru ataupun menghubungi orang lain.
Selalu ada alasan di balik segala sesuatu, begitupun dengan hari buruk yang dialami Denise. Itu mengantarkan dirinya menuju Ethereal Closet.
Di butik tersebut, Denise tak hanya bisa mengisi daya handphonenya. Tanpa diduga, butik tersebut, menjadi perantara untuk nasib baik bagi Denise.
Selama ini, Denise banyak menerima komentar jahat di media sosial. Komentar netizen tersebut cukup mempengaruhi pandangan Denise kepada dirinya sendiri.
Lowongan pekerjaan di Ethereal Closet seperti memberikan kesempatan baru bagi Denise. Ia bertemu Clara dan Farel. Bahkan, di malam natal, Farel memberikannya sebuah gaun berwarna Lavender. Gaun yang menarik perhatian Denise saat pertama ia masuk ke Ethereal Closet.
Mengenakan gaun Lavender pemberian Farel, ketika langit bersalju, di bawah mistletoe, Denise mendapatkan keajaiban. Keajaiban yang mungkin tak pernah ia bayangkan.
Rhapsody In June
Bagaimana jika kita tak lagi punya waktu untuk meminta maaf kepada orang yang sangat kita cintai?Kali ini, butik Ethereal Closet memberikan keajaiban kepada Hugo dan Nelie. Lewat sebuah gaun berwarna hijau, Clara menolong keduanya untuk berdamai.
Hugo dan Nelie, sepasang sahabat itu tergabung dalam sebuah band. Mereka akan mengikuti audisi Summer Festival. Tak dinyana, mereka berdua bertengkar cukup hebat.
Hugo sangat kebingungan. Ia tak tahu harus berbuat apa sampai ia teringat bahwa Nelie sangat menginginkan gaun hijau di butik Ethereal Closet. Gaun itu ingin Nelie pakai saat ia tampil di acara Summer Festival.
Hugo bergegas ke butik itu. Dia menemui Clara dan Hugo dengan sangat tergesa. Ia meminta mereka agar memberikannya gaun hijau yang diinginkan Nelie.
Namun, sebuah keanehan terjadi. Hugo pingsan. Ia lama tak sadarkan di Ethereal Closet. Saat terbangun, ia mendapati Nelie datang juga ke butik itu.
Keanehan lain pun terjadi. Hal itu membuat Hugo sangat terpukul. Hugo meminta tolong agar Clara menyampaikan pesannya kepada Nelie.
Sebuah keajaiban lagi-lagi terjadi di tempat tersebut. Berkat Clara, Hugo dan Nelie bisa saling menemui lagi. Mereka membicarakan segala hal yang selama ini tak sempat mereka ungkapkan.
One Last Promise
Sebuah gaun biru di etalase Ethereal Closet berhasil menarik perhatian Karina.Karina meminta Dion, kekasihnya, untuk memberikan gaun itu sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke-22. Sebuah permintaan yang tidak lazim. Selama ini, Karina tidak suka diberi hadiah saat berulang tahun. Terlebih hadiah yang diinginkan yaitu sebuah gaun.
Dion tahu bahwa selama ini Karina senantiasa berpenampilan kasual. Ia senang memakai baju basket kesayangannya atau sekadar celana jeans dan kaos.
Gaun sama sekali bukan gaya Karina. Meski demikian, setelah pertandingannya seminggu kedepan, Dion bertekad membelikan gaun itu untuknya.
Ternyata, seminggu bahkan sampai hari ulang tahunnya, Karina sulit dihubungi. Dion merasa sangat cemas. Meski begitu, dia tetap mampir ke Ethereal Closet untuk membeli gaun.
Belum sampai gaun itu ia ambil, Karina menghubunginya. Perempuan itu meminta Dion untuk bermain basket dengannya.
Tanpa Dion bayangkan, hari itu menjadi permainan basket terakhir bagi mereka berdua. Karina ingin Dion menjauhinya. Sungguh Dion sangat terpukul karenanya. Padahal, selama ini, mereka punya mimpi dan janji yang akan diwujudkan bersama-sama.
Clara merasa heran karena Dion tak kembali ke butik untuk mengambil gaun tersebut. Meski Clara ‘tidak bisa’ pergi jauh dari butik, ia memutuskan untuk mengantarkan gaun itu ke rumah Karina.
Karina cukup terkejut. Namun, keputusan Clara memberikan gaun itu ternyata sangat membantu keduanya.
Karina dan Dion kembali bertemu. Dalam pertemuan itu, bukan hanya kebahagiaan tetapi kenyataan pahit juga sedang menunggu Dion.
The Purest Heart
Saya sempat bertanya-tanya, kapan kisah Clara dan Rei akan diceritakan oleh penulis? Ternyata inilah saatnya.Selama ini, Clara senantiasa bekerja keras untuk memenuhi harapan orang lain. Ia tak hentinya membuat gaun. Stoplesnya pun sudah penuh dengan benang dari gaun yang ia buat.
Rei merasa sudah saatnya Clara membuat permintaannya sendiri. Benangnya sudah lebih dari cukup untuk mewujudkan keinginan Clara.
Namun, tak semudah itu. Farel menjelaskan segala sesuatunya kepada Rei. Di sana, Rei mulai mengerti mengapa Clara melakukan semua ini.
Clara dan Rei terlibat sebuah pertengkaran hebat. Mereka berdua berpisah dengan cara yang buruk. Dua tahun lamanya, Rei tak pernah datang lagi ke butik itu.
Apa sebenarnya alasan Clara mengumpulkan semua benang itu?
Mengapa ia selalu membuat pakaian untuk mewujudkan keinginan orang lain?
Apa yang dilakukan oleh Rei selama 2 tahun?
Pembaca pasti akan penasaran dengan nasib Clara dan Rei. Apalagi, Rei memutuskan keluar dari pekerjaan lamanya untuk membantu Clara di butik itu.
Mungkinkah keduanya akan memiliki akhir bahagia seperti pasangan lainnya?
Baca Juga: Review Buku Antologi Melukis Kenangan Bersama Ayah
Benang merah yang disisipkan penulis dalam setiap judul cukup solid. Penulis menyisipkan petunjuk-petunjuk kecil. Hal tersebut membangun kelogisan cerita dengan sangat baik. Meski bergenre fantasi, penulis tidak serta merta membuat cerita yang tidak masuk akal.
Pemilihan ‘gaun’ sebagai unsur magis sangat cocok bagi cerita ini. Saya jadi berpikir, sebuah gaun bisa memberikan dampak yang sangat ajaib jika dipakai pada orang yang pas di waktu yang tepat.
Pakaian bisa jadi bukan sekadar pakaian. Pakaian bisa menjadi identitas diri. Sebuah pakaian bagus yang dibuat sepenuh hati mampu memberikan kebahagiaan bagi pemakainya.
The Ethereal Closet menyajikan ragam kisah yang bermakna. Pembaca bisa mengeksplorasi kegembiraan dan kesedihan cinta.
Di kisah ini, saya melihat bahwa cinta adalah sebuah kata kerja. Perlu ada upaya dari kedua belah pihak untuk membuatnya berhasil.
Jika sedang membutuhkan kisah yang ‘nyaman’ sekaligus ‘menarik’, saya yakin The Ethereal Closet adalah pilihan bagus.
Pembaca diberikan perasaan yang kompleks: sedih, haru, dan bahagia. Meski begitu, perpaduan semua perasaan tersebut justru menimbulkan efek menenangkan. Barangkali inilah keajaiban sebenarnya dari novel ini!
The Ethereal Closet sangat penuh dengan keajaiban. Dari sekian banyak hal, mengapa Kak Angel memilih ‘gaun’ sebagai keajaiban di novel ini? Bolehkah Kak Angel spill proses kreatifnya kepada pembaca kami? Pasti tak kalah menarik dari bukunya!
Angeliqrch: Awal muncul ide karena mau membuat jalan cerita yang ringan dibaca tapi punya unsur sedikit fantasi dan romantis. Dan karena saya suka berbelanja dan kadang mengagumi butik yang unik jadi langsung muncul ide tentang sebuah butik yang mungkin punya keajaiban yang bisa menolong setiap pelanggan yang datang, terutama dalam kehidupan percintaan mereka.
Reviewer: Dalam setiap cerita, gaun yang diinginkan oleh setiap tokoh memiliki warna yang berbeda. Adakah filosofi khusus untuk setiap pemilihan warna tersebut ataukah warna gaun disesuaikan dengan karakter tokohnya? Pasalnya, di chapter ketiga, Kak Angel mengatakan bahwa hijau adalah warna keberuntungan. Saya penasaran bagaimana dengan warna-warna gaun lain di cerita ini?
Angeliqrch: Sebenarnya tidak ada nilai filosofis tersendiri yang ingin ditunjukan. Pemilihan warna hanya menyesuaikan karakter yang ada di setiap chapter.
Reviewer: Di judul Rhapsody In June, sama seperti pertanyaan Rei, apa alasan Kakak membuat Hugo baru berkunjung ke Ethereal Closet setelah 1 tahun? Ini bikin gemes sih, kayak gak peka banget gitu Hugo ini!
Angeliqrch: Kenapa ada jeda 1 tahun, sebenarnya karena butik Ethereal Closet selalu muncul secara tidak terduga diwaktu yang berbeda. Dan karena karakter Nellie mulai mencari jawaban untuk move on setelah 1 tahun.
Reviewer: Karakter cowok di cerita ini tuh green flag semua ya! Seru banget sih kalau cowok-cowok bisa belajar sepeka ini ke pasangannya. Buat Kak Angel, adakah dari salah satu karakter itu yang merupakan tipe Kak Angel banget? Saya juga penasaran bagaimana Kak Angel memandang sebuah hubungan romansa? Soalnya, hubungan tokoh-tokoh kita di sini pun amat menyenangkan.
Angeliqrch: Kalau dari semua karakter sebenarnya tipe saya justru yang seperti Rei. Karena terkadang dia memang tidak terlalu serius namun selalu ada untuk Clara dan selalu mendampingi disampingnya hehe.
Reviewer: Chapter kedua, Under The Mistletoe ngingetin saya sama lagunya Justin Bieber. Terkait mistletoe ini, sering banget dikaitkan sama Hari Natal ya, Kak. Bolehkah Kak Angel jelasin lebih dalam seberapa spesial mistletoe dan natal sampai-sampai harus ada adegan tentang itu di chapter ketiga?
Angeliqrch: Karena natal menggambarkan awal yang baru, dan secara tidak langsung menggambarkan Denise yang berani melakukan hal yang baru terlepas dari komentar buruk tentangnya. Dan mistletoe adalah simbol love and peace.
-
Penulis novel The Ethereal Closet: One Dress At A Time dapat kamu sapa melalui laman Instagram @angeliqrch
Reviewer: Lupy Agustina
Pandangan Reviewer terhadap Novel The Ethereal Closet: One Dress At A Time karya Angeliqrch
Saya analogikan The Ethereal Closet sebagai ice cream penutup hari. Manis dan menyenangkan. Perpaduan antara fantasi yang kental dengan sedikit romansa. Saya rasa, siapapun dengan mudah akan menyukainya. Tidak ada porsi yang berlebihan.Benang merah yang disisipkan penulis dalam setiap judul cukup solid. Penulis menyisipkan petunjuk-petunjuk kecil. Hal tersebut membangun kelogisan cerita dengan sangat baik. Meski bergenre fantasi, penulis tidak serta merta membuat cerita yang tidak masuk akal.
Pemilihan ‘gaun’ sebagai unsur magis sangat cocok bagi cerita ini. Saya jadi berpikir, sebuah gaun bisa memberikan dampak yang sangat ajaib jika dipakai pada orang yang pas di waktu yang tepat.
Pakaian bisa jadi bukan sekadar pakaian. Pakaian bisa menjadi identitas diri. Sebuah pakaian bagus yang dibuat sepenuh hati mampu memberikan kebahagiaan bagi pemakainya.
The Ethereal Closet menyajikan ragam kisah yang bermakna. Pembaca bisa mengeksplorasi kegembiraan dan kesedihan cinta.
Di kisah ini, saya melihat bahwa cinta adalah sebuah kata kerja. Perlu ada upaya dari kedua belah pihak untuk membuatnya berhasil.
Jika sedang membutuhkan kisah yang ‘nyaman’ sekaligus ‘menarik’, saya yakin The Ethereal Closet adalah pilihan bagus.
Pembaca diberikan perasaan yang kompleks: sedih, haru, dan bahagia. Meski begitu, perpaduan semua perasaan tersebut justru menimbulkan efek menenangkan. Barangkali inilah keajaiban sebenarnya dari novel ini!
Wawancara dengan Angeliqrch
Reviewer: Halo, Kak Angel. Bolehkah saya memanggil Kakak dengan sebutan itu? Sebelum masuk ke sesi pertanyaan, saya ingin mengucapkan selamat karena Kakak sudah menerbitkan novel yang seru ini!The Ethereal Closet sangat penuh dengan keajaiban. Dari sekian banyak hal, mengapa Kak Angel memilih ‘gaun’ sebagai keajaiban di novel ini? Bolehkah Kak Angel spill proses kreatifnya kepada pembaca kami? Pasti tak kalah menarik dari bukunya!
Angeliqrch: Awal muncul ide karena mau membuat jalan cerita yang ringan dibaca tapi punya unsur sedikit fantasi dan romantis. Dan karena saya suka berbelanja dan kadang mengagumi butik yang unik jadi langsung muncul ide tentang sebuah butik yang mungkin punya keajaiban yang bisa menolong setiap pelanggan yang datang, terutama dalam kehidupan percintaan mereka.
Reviewer: Dalam setiap cerita, gaun yang diinginkan oleh setiap tokoh memiliki warna yang berbeda. Adakah filosofi khusus untuk setiap pemilihan warna tersebut ataukah warna gaun disesuaikan dengan karakter tokohnya? Pasalnya, di chapter ketiga, Kak Angel mengatakan bahwa hijau adalah warna keberuntungan. Saya penasaran bagaimana dengan warna-warna gaun lain di cerita ini?
Angeliqrch: Sebenarnya tidak ada nilai filosofis tersendiri yang ingin ditunjukan. Pemilihan warna hanya menyesuaikan karakter yang ada di setiap chapter.
Reviewer: Di judul Rhapsody In June, sama seperti pertanyaan Rei, apa alasan Kakak membuat Hugo baru berkunjung ke Ethereal Closet setelah 1 tahun? Ini bikin gemes sih, kayak gak peka banget gitu Hugo ini!
Angeliqrch: Kenapa ada jeda 1 tahun, sebenarnya karena butik Ethereal Closet selalu muncul secara tidak terduga diwaktu yang berbeda. Dan karena karakter Nellie mulai mencari jawaban untuk move on setelah 1 tahun.
Reviewer: Karakter cowok di cerita ini tuh green flag semua ya! Seru banget sih kalau cowok-cowok bisa belajar sepeka ini ke pasangannya. Buat Kak Angel, adakah dari salah satu karakter itu yang merupakan tipe Kak Angel banget? Saya juga penasaran bagaimana Kak Angel memandang sebuah hubungan romansa? Soalnya, hubungan tokoh-tokoh kita di sini pun amat menyenangkan.
Angeliqrch: Kalau dari semua karakter sebenarnya tipe saya justru yang seperti Rei. Karena terkadang dia memang tidak terlalu serius namun selalu ada untuk Clara dan selalu mendampingi disampingnya hehe.
Reviewer: Chapter kedua, Under The Mistletoe ngingetin saya sama lagunya Justin Bieber. Terkait mistletoe ini, sering banget dikaitkan sama Hari Natal ya, Kak. Bolehkah Kak Angel jelasin lebih dalam seberapa spesial mistletoe dan natal sampai-sampai harus ada adegan tentang itu di chapter ketiga?
Angeliqrch: Karena natal menggambarkan awal yang baru, dan secara tidak langsung menggambarkan Denise yang berani melakukan hal yang baru terlepas dari komentar buruk tentangnya. Dan mistletoe adalah simbol love and peace.
-
Penulis novel The Ethereal Closet: One Dress At A Time dapat kamu sapa melalui laman Instagram @angeliqrch
Reviewer: Lupy Agustina
BACA JUGA: Review Buku Insya Allah Aku Siap Nikah