Review Buku Amigdala karya Sheillapnf

Review Buku Amigdala karya Sheillapnf

Ada cerita unik dari proses review buku Amigdala: Tentang Riuhnya Kata di dalam Kepala karya Sheillapnf ini.

Memang sih, sisi nyaman membaca buku kumpulan quotes, selain bisa dibaca dalam waktu sekali duduk, candunya bisa bikin gagal move on bagi para pembaca. Saya salah satunya.

Beberapa kali, pembaca bisa seolah merasakan panggilan untuk kembali membaca lembaran kata dalam buku, terlebih kalau suatu waktu ada perasaan yang sulit diungkapkan, tapi terwakili oleh quotes-quotes di dalam buku tersebut.

Ibaratnya, kita seakan diberi ruang untuk bercerita, tapi nggak harus terlalu keras buat berkata-kata.

Kiranya begitulah kisah saya ketika mengkhatamkan Amigdala dalam satu kali duduk di waktu istirahat sore. Eh, satu-dua hari kemudian, saya kembali membuka beberapa halaman untuk membaca buku kumpulan quotes karya Sheillapnf sebagai ruang berbagi cerita.

Nah, untuk mengenal lebih lanjut tentang buku ini, simak ulasannya sampai akhir, ya!

Baca Juga: Review Buku Antologi Melukis Kenangan Bersama Ayah

Review Amigdala: Tentang riuhnya kata di dalam kepala Karya Sheilla Primawidya N.F

Identitas Buku:

Judul Buku: Amigdala (Tentang riuhnya kata di dalam kepala)
Penulis: Sheilla Primawidya N.F.
Isi: vi + 138 halaman
QRCBN: 62-583-3685-594
Penerbit: Al Mannaf Madia Pustaka

Gambaran Umum Buku Amigdala

Amigdala merupakan buku kumpulan quotes yang menyajikan kejujuran rasa, asmara, religi, renungan, refleksi diri, hingga perlunya berdialog dengan diri sendiri.

Sheillapnf sesekali menuliskan quotes-quotes berupa pertanyaan yang sebetulnya sebagai penegasan dan penguatan akan suatu hal. Gaya tulisan seperti ini dapat mengajak pembaca untuk berintropeksi diri tanpa merasa terhakimi.

Kalau boleh jujur, saya tim sadis saat membaca buku. Sekali ada catatan kata yang saya senangi atau dirasa penting untuk dijadikan referensi, biasanya saya akan langsung menandai buku dengan coretan maupun lipatan.

Pada akhirnya, buku dengan cover indah ini bisa dikatakan korban kesadisan saya ketika membaca buku. Banyak sekali tulisan singkat, pertanyaan, pernyataan, maupun quotes yang saya tandai dalam Amigdala.

Tapi, pada review ini, sengaja tidak akan saya tuliskan untaian kata-kata indah itu. Biar para calon pembaca saja yang bisa segera memeluk bukunya secara langsung.

Kejujuran Rasa

Siapa bilang menulis itu mudah? Siapa bilang bertutur kata dengan segudang cerita itu gampang?

Setiap orang pasti diberi anugerah oleh Pencipta berupa sisi kurang yang dilengkapi sisi lebihnya sebagai bukti keunikan dari setiap makhluknya.

Pada lembar pertama, Sheillapnf menuliskan sebuah pernyataan yang bisa mewakili orang-orang introvert seperti saya (dulu). Dan ungkapan penulis memang benar adanya.
Karena aku tahu bercerita denganmu secara langsung tidaklah mudah, maka aku menulis. Barangkali kamu berkenan membaca tulisanku di tengah-tengah kesibukanmu. - (hlm. 1)

Religi

Sebagai seorang hamba, manusia tentunya tidak bisa mengecualikan dirinya dari hubungan dengan Sang Pencipta. Hal itu ditegaskan oleh beberapa quotes Sheillapnf yang cukup menampar agar diri segera kembali sadar.
Adakah ruang paling tenang untuk merebahkan lelah, mengusir semua gundah saat kita salah arah selain bersimpuh di atas sajadah? - (hlm 4)
Kalau semua yang kita inginkan terwujud, nanti jadi malas-malasan untuk bersujud. Kalau semua yang kita inginkan selalu tercapai, kita tak pernah tahu lelahnya berikhtiar saat menggapai. - (hlm. 101)

Asmara dan Ketulusan Rasa

Rasa dan asmara, keduanya ibarat garam dan gula dalam bumbu masak. Ya, begitu kompleks. Agaknya, hidup hanya sekadar hidup bila tidak ada cerita seputar rasa dan asmara.

Quotes kategori asmara dan rasa dalam Amigdala ini bukan sekedar quotes asmara biasa, tapi mengajak pembaca untuk mengambil hikmah tentang bagaimana rasa yang ada. Tentang cinta yang tidak dimaknai dalam ruang sempit, bukan hanya kepada lawan jenis, tetapi keluarga dan juga orang tua.
Berbahagialah! Meski bukan ragaku yang menemani langkahmu. Tersenyumlah! Meski bukan lagi aku alasan bibirmu merekah indah. - (hlm.6)
Dalam diamku selalu ada bait-bait rindu yang kusematkan dalam doa pada Sang Pencipta. - (hlm.41)
Jadilah pribadi yang peka terutama pada orang tua. Sebab, ada saja hal-hal dan perasaan yang mereka sembunyikan dari anaknya. Kitalah yang harus bisa menerka itu semua. - (hlm. 9)
Ada yang rela mengesampingkan jadwal tidurnya demi meraup rezeki untuk keluarga. Memaksa kedua netranya terus bercahaya. Semoga ia diberikan kesehatan selalu oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. - (hlm.94)
Dalam catatan pribadi, quotes halaman itu saya beri nama “Seni menjadi anak”.

Quotes tersebut menegaskan bahwa seorang anak harus memahami orang tua. Juga menegaskan bahwa untuk mengetahui maupun memahami, tidak semua hal harus mengalaminya terlebih dahulu.

Maksudnya, tidak harus mengalami kematian untuk mengetahui mati, tidak harus menjadi orang tua dulu untuk mengetahui bagaimana orang tua. Cukup perhatikan, pikirkan, dan pahami.

Baca Juga: Review Buku Insya Allah Aku Siap Nikah

Self Care

Salah satu kategori pembahasan yang paling saya senangi dalam Amigdala adalah quotes-quotes yang mengarah pada pentingnya self care. Sebab, proses maupun pencapaian diri sendiri pasti tidak sama dengan orang lain. So, membandingkan kehidupan diri sendiri dengan orang lain bukankah hanya membuang energi saja?
Pelan-pelan saja, yang penting ada progresnya. Berjalanlah bila berlari berat bagimu. Merangkaklah bila berjalan terasa melelahkan. - (hlm 90)
Tanggung jawablah atas apa yang telah kamu mulai. Jalani pilihanmu dengan baik. Bila langkahmu berat, istirahat dulu sejenak, bila langkahmu ternyata salah, mari Bermuhasabah dan berbenah. - (hlm. 87)
Jika bukan untuk mereka, jadilah sumber kebahagiaan untuk dirimu sendiri. Sebab, yang mengerti apa maunya hati adalah diri ini seorang. Jangan menggantungkan harap pada orang lain. - (hlm. 74)
Sudahkah kamu berterima kasih pada dirimu sendiri? Diri yang selalu menemani kala jiwa ragamu rapuh, lalu dengan susah payah dibangkitkannya lagi semangat dalam jiwamu. Sudahkah? - (hlm 67)
Mari peluk diri sendiri dan ucapkan terima kasih kepada penulis buku ini.

Pandangan Reviewer Mengenai Buku Amigdala karya Sheillapnf

Buku ini menjadi koleksi yang akan saya rekomendasikan ketika ada seseorang yang ingin berbagi cerita maupun berbagi rasa.

Ada satu quotes di dalam buku ini yang selaras dengan jurnal harian pribadi saya. Bahkan bisa dibilang, quotes favorit saya dalam Amigdala.
Hidup memang penuh kejutan. Tak ada bocoran hal apa yang akan terjadi di depan. Namun, bukankah justru sebuah ketidakpastian yang membuat kita terus berjuang dan memupuk harapan agar terus bertahan di setiap keadaan? - (hlm.11)
Saat itu, ada tanya jawab yang panjang dengan diri sendiri, setelah menjalani hari-hari yang cukup melelahkan. Hingga akhirnya, saya jadikan sebuah catatan.

“Ketidakpastian adalah hal yang pasti ada dalam hidup. Ketidakpastian merupakan wujud tanda tanya dalam hidup, sementara menjalani kehidupan merupakan cara untuk mendapatkan jawabannya sebagai wujud keyakinan akan Ada-Nya Tuhan.”

Wawancara dengan Sheillapnf

Reviewer: Sebelumnya, saya ucapkan selamat ya kak atas lahirnya karya tulis solo pertama kakak ini. Sebelum karya ini lahir ternyata cukup banyak juga karya tulis antologi yang sudah terbit. Di kata pengantar disampaikan bahwa karya ini begitu kakak nantikan hadirnya, Kalau boleh tahu berapa lama kakak menuliskan naskah buku ini? Dan apa yang menjadi motivasi kakak ingin segera menghadirkan karya ini?

Sheillapnf: Saya menulis kumpulan quotes ini selama satu bulan, Kak. Di mana tiap harinya saya tuliskan 5 buah quotes.

Motivasi saya adalah diri saya sendiri. Saya merasa lega karena dapat menyelesaikan tantangan menulis dalam waktu sebulan dengan lebih dari 100 quote yang tercipta. Selain itu, semua yang saya tulis sudah seperti bagian dari diri saya yang terpendam lama, dan sudah saatnya untuk ditampilkan melalui buku ini.

Saya kira beberapa quotes ada yang relate juga dengan teman-teman pembaca.

Reviewer: Membuat quotes sepertinya menjadi rutinitas yaaa bagi kakak, hehe. Mengingat cukup banyak kata-kata motivasi dan refleksi yang menghiasi postingan media sosial kakak khususnya Instagram, nah biasanya kakak membuat quotes menunggu mood dulu ataukah bisa auto mengalir dapat ide?

Sheillapnf: Hehe benar, Kak. Walau menulis quotes itu terkesan simpel, tapi saya baru bisa merampungkannya sesuai mood. Ide bisa datang kapan saja, tetapi saya mengetikkan dulu ide itu di notes.

Reviewer: Dari mana kakak mendapat inspirasi quotes-quotes ini?

Sheillapnf: Beberapa quotes terinspirasi dari pengalaman pribadi, lalu dari pengalaman orang di sekitar saya, bahkan bisa saya dapatkan saat sedang membaca novel atau menonton film.

Reviewer: Dari buku ini, mana quotes yang paling kakak pegang sebagai prinsip kakak ketika menjalani situasi kehidupan?

Sheillapnf: Wah cukup sulit untuk menentukannya. Quote ini "sibuk menjaga perasaan orang lain sampai tak sadar bahwa perasaan sendiri sedang terluka." Bagi saya quote tersebut menjadi pengingat untuk selalu peduli terhadap perasaan sendiri.

Reviewer: Biasanya kakak mengarsipkan quotes-quotes ini di mana?

Sheillapnf: Saya mengarsipkannya di notes handphone, beberapa ada di postingan media sosial, dan ada juga yang saya tulis tangan di buku.

Reviewer: Kalau boleh bercerita, adakah tokoh yang paling kakak senangi karena banyak untaian mutiara hikmah yang bisa kita ambil dari penuturan tokoh tersebut?

Sheillapnf: Bagi saya, setiap tokoh itu saya senangi karena mereka mempunyai kesan yang berbeda-beda, Kak. Terkadang saya baru mengingat dan dapat menyadari makna dari kehadiran tokoh tersebut setelah sudah tidak bersama dengannya. Entah itu dari sisi sifatnya, kebiasaannya, juga kepribadiannya. Tetapi yang pasti, quotes yang ada di buku ini saya tulis agar bisa diterima secara umum terutama bagi teman-teman introvert.

Reviewer: Adakah buku yang on proses saat ini untuk diterbitkan kembali kedepannya?

Sheillapnf: Belum, Kak. Baru terpikir idenya saja, semoga segera ada.

-

Penulis buku Amigdala dapat kamu sapa melalui laman Instagram @sheillapnf.

Review: Siti Sunduz

Artikel Selanjutnya Postingan Selanjutnya
Tidak Ada Komentar
Tambahkan Komentar
comment url