Review Buku Insya Allah Aku Siap Nikah karya Nina Alviana

Review Buku Insya Allah Aku Siap Nikah karya Nina Alviana

Sejauh ini, pernikahan masih menjadi topik yang cukup krusial sekaligus sensitif di kalangan masyarakat kita. Masih banyak orang yang beranggapan bahwa menikah sebagai salah satu indikator keberhasilan hidup. Dampaknya, jika pada usia tertentu seseorang belum menikah, ia kerap didorong dan dipertanyakan seolah-olah telah melanggar sebuah kelaziman.

Tak hanya itu, ihwal pernikahan juga sempat dijadikan sebagai bahan ‘dagangan’ oleh beberapa kalangan. Pada tahun 2000-an awal, cukup santer fenomena menikah muda. Tak sedikit mereka yang telah terdoktrin oleh konsep pernikahan impian, menikah tanpa persiapan matang.

Nina Alviana tampaknya mengerti betul fenomena tersebut. Buku Insya Allah Aku Siap Nikah memfasilitasi pembaca untuk mengukur kematangan diri dalam menghadapi pernikahan.

Bukan hanya bagi pembaca yang belum menikah, bagi pembaca yang sudah menikah pun, buku ini dapat dijadikan panduan untuk mengevaluasi keberlangsungan pernikahan.

Untuk tahu panduan apa saja yang diberikan buku ini dalam mempersiapkan pernikahan, simak ulasan berikut.

Baca Juga: Review Novel Astaya

Review Buku Insya Allah Aku Siap Nikah (Panduan Mempersiapkan Diri Menjadi Jodoh Impian) karya Nina Alviana

Identitas buku

Judul buku: Insya Allah Aku Siap Nikah (Panduan Mempersiapkan Diri Menjadi Jodoh Impian
Penulis: Nika Alviana
Penerbit: Ellunar Publisher
Halaman: 166 halaman
ISBN: 978-623-385-423-8

Gambaran Umum Buku Insya Allah Aku Siap Nikah karya Nina Alviana

Nina Alviana membagi bahasan buku Insya Allah Aku Siap Nikah ke dalam sembilan pembahasan. Pembahasan-pembahasan tersebut diantaranya:

1. Hakikat Pernikahan
2. Konsep Jodoh
3. Persiapan Diri Menjadi Jodoh Impian
4. On Process
5. Serba-Serbi Pernikahan
6. Hari H
7. Untuk Calon Suamiku
8. Untuk Calon Istriku, dan
9. Insya Allah Aku Siap Nikah

Hakikat Pernikahan

Di lingkungan sosial kita, selama ini menikah dianggap sebagai sebuah ‘keharusan’. Anggapan ini membuat mereka yang memilih untuk tidak menikah, dipandang sebelah mata. Mereka dicibir seolah telah berbuat dosa yang besar.

Bab Hakikat Pernikahan, membahas hal paling mendasar dalam pernikahan yakni hukum dan tujuan pernikahan. Bahasan ini, menurut saya, sangat penting bagi semua orang. Selain untuk meluruskan pandangan kita soal hukum menikah, kita juga dapat menjadikan hukum pernikahan untuk lebih memahami kondisi dan pilihan orang lain tentang pernikahan.

Pada bab ini, penulis menyampaikan bahwa pernikahan adalah sebuah sunnatullah. Meski demikian, menurut pandangan para ulama, hukum pernikahan terbagi menjadi lima yakni wajib, sunah, mubah, makruh, dan haram.

Dalam bab ini, penulis menyampaikan bahwa salah satu tujuan yang benar dalam pernikahan yakni untuk menyelamatkan keluarga dari api neraka dan mengantarkannya ke surga.

Konsep Jodoh

Manusia memang cenderung penasaran pada sesuatu yang berada di luar kekuasaannya, termasuk perihal jodoh. Menurut penulis, dalam hal mendapatkan jodoh, terdapat dua hal yang harus diperhatikan yaitu antara ketetapan Allah dan pilihannya sendiri.

Seperti kematian, jodoh memang sepenuhnya menjadi hak prerogatif Allah. Kita tidak tahu dengan siapa kita akan dijodohkan. Meski demikian, sebagai hambanya, kita bisa berikhtiar mendekatkan jodoh dengan upaya yang diridhoi Allah.

Perkara jodoh, menurut penulis, hal tersebut merupakan fitrah manusia. Dalam Al-Quran sendiri, Allah telah berfirman bahwa manusia diciptakan berpasang-pasangan. Untuk itu, penulis berpesan, jika kita merasa telah mampu dan memiliki keinginan menikah, jangan ragu untuk mengupayakannya.

Lebih dari itu, penulis menyampaikan bahwa dalam mengupayakan jodoh seperti memancing ikan. Jika ingin ikan yang bagus dan besar, bukankah kita perlu menyiapkan kail dan umpan yang bagus pula?

Persiapan Diri Menjadi Jodoh Impian

Bab ketiga menjadi bab paling panjang dalam buku ini. Penulis membahas dengan terperinci persiapan apa saja yang penting dimiliki sebelum memasuki sebuah pernikahan.

Persiapan dasar untuk menjadi seorang jodoh impian yakni persiapan ilmu. Menikah merupakan sebuah ibadah yang panjang. Selayaknya ibadah ini kita jalani dengan ilmu yang mumpuni. Penulis menjabarkan beberapa ilmu yang penting dikuasai yakni:

1. ilmu manajemen waktu,
2. manajemen komunikasi suami istri,
3. manajemen konflik rumah tangga,
4. manajemen emosi, dan
5. manajemen harta keluarga.

Menurut penulis, menikah bukan hanya soal cinta atau kesenangan semata. Menikah merupakan nikmat sekaligus ujian. Dengan ilmu juga iman, segala ujian yang ada dalam pernikahan bisa dihadapi dengan lebih bermakna.

Pada bab ini, penulis juga menyediakan kuesioner-kuesioner dalam setiap sub bahasannya. Ini sangat berguna terutama bagi pasangan yang telah menikah untuk mengukur sejauh mana penguasaan mereka terhadap setiap manajemen yang dipaparkan penulis.

On Process

This part is kind of technical thing. Bagian On Process memaparkan tahapan yang dapat dilakukan seseorang saat hendak menikah. Penulis menjelaskan tentang tahapan Ta'aruf, Nazhor, dan Khitbah.

Penulis meluruskan beberapa hal berkaitan dengan taaruf. Selama ini banyak yang beranggapan bahwa taaruf merupakan ‘pacaran halal’. Mereka berkata tengah melakukan ta'aruf padahal yang dilakukannya sangat jauh dari tata cara taaruf dalam Islam.

Bab ini sangat bermanfaat bagi para singlelillah—begitu kata penulis—agar tidak terjebak dalam taaruf yang ‘abal-abal’. Penulis merinci tahapan-tahapan taaruf yang sesuai syariat. Bahkan, penulis pun memberikan contoh CV taaruf sebagai rujukan bagi para singlelillah.

Dalam tahapan nazhor atau pertemuan setelah pertukaran CV pada taaruf, ada beberapa topik yang perlu dibahas. Penulis memberikan contoh dan rincian topik seperti prinsip hidup, kebiasaan, pengelolaan keuangan, bahkan poligami.

Saat taaruf, menurut penulis, penting untuk tidak mengedepankan perasaan. Seseorang harus lebih mengutamakan keridhaan Allah. Artinya, kita harus mengedepankan pikiran logis sesuai yang dibenarkan oleh Allah.

Khitbah atau lamaran, menurut penulis, merupakan sesuatu yang sebaiknya tidak diumbar-umbar. Pasalnya, meski sudah dalam tahap khitbah, masih mungkin tidak berujung pada pernikahan.

Pada tahap khitbah ini, seseorang tidak boleh melamar atau menerima lamaran orang lain.. Perlu juga dibicarakan informasi yang lebih spesifik tentang satu sama lain agar lebih saling mengenal. Calon pengantin pun mesti membicarakan soal mahar, tempat tinggal, dan pembagian hak-kewajiban.

Serba Serbi Pernikahan

Pada Serba Serbi Pernikahan yang dijelaskan penulis yakni; syarat berkas pernikahan, hukum foto prewedding dalam Islam, dan mahar pernikahan.

Penjelasan penulis sangat membantu. Tak bisa dimungkiri banyak yang masih kebingungan terutama saat mempersiapkan berkas administrasi untuk pendaftaran di KUA. Pembaca diberitahu dengan sangat jelas berkas apa saja yang perlu dilengkapi.

Setelah itu, penulis menyinggung fenomena prewedding yang marak terjadi saat ini. Jika telah melakukan tahapan perkenalan dengan syar’i dan Islami, ada baiknya tidak melakukan hal yang kurang layak. Penulis mengatakan bahwa prewedding haram hukumnya. Alasannya, karena saat prewedding, calon pengantin berkhalwat karena posisi keduanya belum menjadi mahram.

Ketimbang memikirkan prewedding, lebih penting untuk membicarakan mahar. Mahar pernikahan dalam Islam boleh berupa uang, barang, atau jasa. Mahar sepenuhnya menjadi milik istri. Suami tidak diperkenankan memakai mahar kecuali atas keridhoan istri.

Calon istri boleh mengajukan atau meminta mahar kepada calon suami. Calon suami pun boleh mempertimbangkan permintaan mahar itu sesuai dengan kemampuannya. Bahkan, penulis menuturkan, dalam kisah Abu Darda, seorang calon suami dapat memberikan mahar berupa syahadat maupun hafalan Al-Quran.

Yang menjadi catatan, mahar yang diberikan calon suami harus berasal dari harta yang halal dan diperoleh dengan cara yang baik.

Hari H

Bab Hari H berisi penjelasan saat pernikahan berlangsung. Penulis menjelaskan adab dalam ijab kabul dan penyelenggaraan resepsi.

Penulis sangat mengimbau agar calon pengantin berhati-hati dan menghindari semua hal yang menyebabkan ketidakabsahan akad nikah.

Perlu dipastikan bahwa kedua mempelai harus merasa ridho. Akad nikah pun harus menghadirkan wali dari calon mempelai wanita dan dua orang saksi.

Selain itu, ada baiknya, saat pengucapan ijab kabul, calon pengantin wanita tidak bersebelahan dengan calon pengantin laki-laki karena keduanya masih belum mahram. Bagi pengantin pria sendiri, menurut penulis tidak ada ketentuan untuk mengucapkan ijab kabul dalam sekali nafas.

Usai ijab kabul, pasangan pengantin sebaiknya tidak menunjukkan kemesraannya di hadapan umum. Hal tersebut menunjukkan kurangnya rasa malu sebagai muslim.

Menariknya, penulis bahkan mengimbau agar jamuan resepsi tidak hanya mengundang orang kaya dan lebih baik menjauhi hal-hal yang mendekatkan pada kemusyrikan. Selain itu, dalam resepsi, sediakan hiburan yang memang sesuai dengan syariat.

Untuk Calon Suamiku

Pada bab-bab sebelumnya, penulis memaparkan hal-hal konsep dan teknis keilmuan pada pernikahan. Bab Untuk Calon Suamiku, penulis berbicara soal intimacy. Bab tersebut berisi surat seorang wanita untuk calon suaminya.

Isi surat ini dapat menjadi referensi untuk para singlelillah. Menurut saya, konten dalam surat Untuk Calon Suamiku merupakan analisis secara ringkas dari bab-bab sebelumnya.

Membaca bab Untuk Calon Suamiku memberikan gambaran hal-hal apa saja yang matter bagi kita dalam sebuah pernikahan.

Untuk Calon Istriku

Berkebalikan dari bab sebelumnya, Untuk Calon Istriku, ungkapan perasaan ditulis dari sudut pandang laki-laki. Isinya memberikan awareness kepada para perempuan agar memakai logika dalam menentukan pasangan hidup. Logika juga berlaku untuk mengendalikan persepsi romantisme pada pernikahan.

Bab Untuk Calon Suamiku membantu para perempuan memahami perspektif laki-laki soal pernikahan. Di bagian ini, para perempuan diajak memahami perasaan dan keinginan laki-laki yang kadang jarang sekali mereka bicarakan.

Insya Allah Aku Siap Nikah

Bab terakhir diberikan judul yang sama dengan judul buku ini. Hal ini menjadi penutup yang bagus.

Di bagian Insya Allah Aku Siap Nikah, penulis memberikan afirmasi positif bagi para pembaca. Tulisan pada bab tersebut dapat menjadi pengingat mengapa pembaca memilih untuk menikah.

Selain itu, isinya pun membuat pembaca berpikir ulang mengenai hal apa saja yang bermakna bagi pembaca dalam pernikahan

Pandangan Reviewer tentang Buku Insya Allah Aku Siap Nikah (Panduan Mempersiapkan Diri Menjadi Jodoh Impian) karya Nina Alviana

Buku ini menjadi kabar gembira bagi para singlelillah maupun yang telah memiliki pasangan. Buku karya Nina Alviana berisi panduan yang menyeluruh dalam mempersiapkan pernikahan.

Pembaca diedukasi dari hal yang paling mendasar seperti hukum pernikahan dan juga hal-hal teknis dalam menyiapkan pernikahan.

Bagian yang paling jenius dari buku ini yakni keberadaan kuesioner pada bab Persiapan Diri Menjadi Jodoh Impian. Bukan hanya diberikan paparan tentang konsep-konsep keilmuan dalam pernikahan, pembaca juga diberikan kesempatan untuk merefleksi diri dengan mengisi kuisioner tersebut.

Kuisioner-kuisioner itu menjadi alat yang tepat bagi pembaca agar lebih mengenal kebiasaan dan konsep dirinya.

Hakikatnya, membaca buku bagus akan menumbuhkan pemikiran bagus. Buku Insya Allah Aku Siap Nikah dapat saya katakan sebagai bacaan wajib—selain kitab suci dan kitab-kitab pernikahan lain—bagi mereka yang sedang membuka diri kepada pernikahan

Penulis menyertakan penjelasan yang mudah dipahami meski di dalamnya banyak memuat ayat kitab suci dan hadis-hadis. Semua paparan penulis soal penguasaan ilmu-ilmu dalam pernikahan, sangat legit.

Saat sekali lagi mengatakan bahwa pernikahan bukan untuk semua orang, saya semakin yakin setelah membaca buku ini. Kita tidak bisa menyamaratakan kondisi setiap orang. Oleh sebab itu, Islam memberikan hukum-hukum untuk segala sesuatu dengan kontekstual.

Membaca buku Insya Allah Aku Siap Nikah (Panduan Mempersiapkan Diri Menjadi Jodoh Impian) persis seperti peribahasa ‘sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui’. Kita lebih memahami kebutuhan dan kebermaknaan di dalam diri sekaligus belajar melihat dari atas sepatu orang lain.

Baca Juga: Review Buku Misbah Kehidupan

Wawancara dengan Nina Alviana

Reviewer: Halo, Kak Nina. Terima kasih banyak Kakak sudah membuat buku ini! Isi buku ini benar-benar membuka sudut pandang baru soal pernikahan. Berkaitan dengan isi buku ini, saya ingin sekali menanyakan beberapa hal.

Pertama, di bab Persiapan Diri Menjadi Jodoh Impian, Kak Nina membahas tentang manajemen harta keluarga. Berkaitan dengan itu, saya penasaran dengan pendapat Kakak soal perjanjian pra nikah yang membahas soal harta gono-gini.

Menurut pendapat Kakak, bagaimana Islam memandang perjanjian pra nikah? Apakah itu juga termasuk dalam poin manajemen keuangan keluarga.

Nina Alviana: Dalam Islam, perjanjian pra nikah hukumnya mubah atau boleh-boleh saja selama isi dari perjanjian tersebut tidak melanggar syari'at Islam. Terkait harta gono-gini, dalam Islam pun tidak ada harta gono-gini. Yang ada adalah keterpisahan hak milik antara harta istri dan harta suami.

Apakah perjanjian pra nikah, harta gono-gini termasuk dalam poin manajemen keuangan keluarga?

Jika yang dibahas terkait harta atau keuangan, tentu iya. Tapi kalau bahasa saya, bukan perjanjian ya, tapi diskusi dan kesepakatan sebelum menikah. Hal tersebut bisa masuk ke persiapan manajemen keuangan keluarga kelak ketika sudah berumah tangga. Apakah mau dipisahkan antara harta suami dengan harta istri, atau mau digabungkan saja.

Ada beberapa poin yang perlu dipertanyakan mengenai keuangan keluarga, contoh pentingnya ada saya tulis di dalam buku. Dan lagi soal gono gini, lebih bagus lagi yang didiskusikan sebelum menikah adalah bagaimana pemahaman pasangan terhadap hukum waris. Karena pemahaman tentang hukum waris ini sangat penting sekali dan sudah tercakup di dalamnya apa yang sering dipermasalahkan orang terkait harta gono-gini.

Reviewer: Saya juga penasaran dengan Pasangan Rawan Konflik terutama di poin ‘Perkara ranjang yang tidak harmonis’. Bukan apa-apa, soal kehidupan seksualitas ini, terutama bagi perempuan, kayaknya kok masih tabu ya, Kak. Banyak perempuan yang menghindari pembicaraan tersebut dengan pasangan karena takut pasangannya merasa tersinggung.

Bagaimana membangun pemahaman bahwa hal itu normal dan harus dibicarakan sebagai pasangan, seperti yang Kakak jelaskan?

Nina Alviana: Yang pertama, bisa baca buku "Insya Allah, Aku Siap Nikah" supaya kita dan pasangan sama-sama paham bahwa hal tersebut bukan hal yang tabu untuk dibicarakan, justru sangat perlu agar tidak terjadi ketidakharmonisan dalam keluarga. Sebab, perkara ranjang yang tidak harmonis ini bisa menjadi penyebab pasangan (terutama suami) menjadi cuek, emosian atau mudah marah. Itu kenapa saya tulis poin ini dibagian manajemen konflik.

Yang kedua, katakan kepada pasangan bahwa komunikasi adalah kunci dari sebuah hubungan. Jadi tidak ada salahnya untuk saling mengkomunikasikan apa yang dirasa, apa yang disuka, dan apa yang tidak disuka untuk meminimalisir konflik.

Nah tapi, harus dengan bahasa yang tepat dan di waktu yang tepat. Misalnya saat deep talk sebelum tidur. Insya Allah pasangan akan lebih mudah menerima apa yang kita sampaikan kepadanya.

Reviewer: Terkait dengan tujuan pernikahan, hukum pernikahan, apa pandangan Kakak mengenai pernyataan “Menikah setelah mapan” atau “Menikah dulu baru mapan”?

Nina Alviana: Siap menikah dengan orang yang punya potensi mapan. Jadi meskipun diri sendiri belum mapan, calon pasangan juga belum mapan, tetapi punya potensi untuk mapan, maka saya lebih memilih menikah dulu baru mapan.

Orang yang pekerja keras, bertanggung jawab, memiliki jiwa kepemimpinan, kepedulian, ramah dan aktif berorganisasi dan bermasyarakat, in syaa Allah orang seperti itu punya potensi mapan kedepannya. Jadi tidak masalah untuk menikah sebelum mapan.

Reviewer: Di luar pertanyaan mengenai isi buku, saya juga ingin bertanya soal kesibukan Kakak menjadi seorang pendakwah dan pengajar. Dari pengalaman Kakak sebagai pendakwah dan pengajar, fenomena meresahkan apa yang terjadi di generasi muda kita saat ini terkait dengan pernikahan?

Nina Alviana: Ada banyak sekali muda-mudi memulai proses pernikahan yang sejatinya suci dan berkah, dengan sesuatu yang tidak diridhoi Allah. Contohnya? Pacaran. Berdua-duan, saling bersentuhan, bahkan mirisnya, sering terjadi kecelakaan sehingga akhirnya married by accident.

Bagaimana mungkin mendambakan pernikahan yang sakinnah mawaddah warohmah jika dimulai dengan proses yang tidak diridhoi Allah?

Reviewer: Dalam prakata, saya membaca ucapan terima kasih Kakak terhadap suami. Kalau boleh tahu, bagaimana bentuk dukungan suami Kakak terhadap keberlangsungan buku ini?

Apakah ada treatment khusus dibandingkan buku pertama Kakak, karena topiknya berkaitan dengan pernikahan? Barangkali ini bisa jadi inspirasi untuk para pasangan suami-istri produktif di luar sana.

Nina Alviana: Buku pertama saya terbit saat saya masih singlelillah.

Setelah menikah, saya sudah jarang menulis karena urusan rumah tangga dan amanah lainnya yang tak habis-habis. Suami meminta saya untuk kembali menulis dan menerbitkan buku agar selalu ada karya yang bisa bermanfaat untuk ummat dan untuk kehidupan kedua (akhirat) kami meskipun kelak kami telah meninggal dunia.

Awalnya saya masih ragu bisa atau tidak, karena sedang memiliki amanah yang banyak, tetapi suami terus mendukung dalam hal menyemangati dan juga materi (modal menerbitkan buku).

Beliau selalu mengingatkan supaya saya selalu semangat untuk produktif dan menghasilkan karya-karya untuk ummat, agar semakin banyak keluarga harmonis yang kelak melahirkan jundi-jundi Islam penolong agama Allah.

Jika bukan atas izin Allah, dan jika bukan karena suami saya yang selalu mensupport, mungkin buku kedua saya belum hadir saat ini. Karena itu, saya sangat berterima kasih kepada suami saya yang tidak rela istrinya menyia-nyiakan waktu sedikitpun. Dia selalu berharap waktu kami berdua setiap detiknya bermanfaat.

-

Penulis buku Insya Allah Aku Siap Nikah dapat kamu sapa melalui laman Intagram @ninaalviana78.

Reviewer: Lupy Agustina

Artikel Selanjutnya Postingan Selanjutnya
Tidak Ada Komentar
Tambahkan Komentar
comment url