Review Novel 'Project: INK' karya Arsyanendra

Review Novel 'Project INK' karya Arsyanendra

Dosen saya pernah berkata, “Penulis adalah Tuhan bagi ceritanya”. Penulis memiliki kewenangan absolut. Ia bebas membangun atau meruntuhkan dunia yang diciptakannya. Pun bebas juga memberikan takdir kepada para tokohnya.

Dalam novel Project: INK, Arsyanendra membangun universe yang solid. Tidak main-main. Penulis melakukan riset serius. Melalui unggahan yang dibagikan di media sosialnya, dua berita dari Japan Times tentang peredaran narkoba di kalangan pelajar Kyoto menjadi bahan penelitiannya.

Dalam postingan tersebut, disebutkan juga dua hal lain yang menginspirasi penulis: Game Lost Judgement dan anime Hyouka. Hal-hal inilah yang membuat Project: INK menjadi novel thriller yang menjanjikan bagi pembaca.

Keseriusan penulis dalam membangun dunia Itsuki, Eiji, Minami, dan Janice memang amat terasa. Saya yakin, para penikmat novel detektif akan antusias membaca Project: INK.

Untuk tahu lebih dalam tentang misteri-misteri yang dimuat pada novel ini, silakan simak ulasan berikut.

Baca Juga: Review Novel Love Will Set You Free

Review Novel Project: INK karya Arsyanendra

Identitas buku

Judul: Project: INK
Penerbit: Haebara Publisher
Pengarang: Arsyanendra
Tahun: Maret, 2023
Isi: x + 226 hlm

Gambaran Umum Novel Project: INK karya Arsyanendra

Klub Detektif Sekolah dan Misteri SMA Aoyama

Apa yang paling kamu ingat saat masa SMA? Cinta pertama? Atau persahabatan?

Bagaimana jika masa SMA-mu dihadapkan pada sebuah kasus besar yang terjadi di sekolahmu? Bahkan kasus itu harus membahayakan nyawamu dan juga teman-temanmu? Masa SMA seperti itulah yang dialami oleh Itsuki, Eiji, Minami, dan Janice.

Empat sekawan ini tergabung dalam sebuah ekstrakurikuler bernama Klub Detektif Sekolah. Cukup unik bukan? Klub ini pun hanya memiliki empat orang anggota. Yaitu mereka. Pembina klub tersebut adalah seorang detektif swasta bernama Detektif Todo.

Jangan membayangkan bahwa Klub Detektif Sekolah sebagai sekumpulan anak iseng. Keempat siswa itu justru memiliki andil besar dalam membantu Dewan Perwakilan Siswa. Mereka menyelidiki cukup banyak kasus pelanggaran siswa di SMA Aoyama.

SMA Aoyama sendiri merupakan sebuah sekolah swasta yang terbilang cukup elite dan mewah.

Di suatu sore, saat para siswa hendak meninggalkan sekolah, kejadian mengejutkan terjadi. Tubuh dua orang siswa terjatuh di atas kanopi pintu utama gedung. Suara jeritan terdengar dari para siswa yang menyaksikan kejadian tersebut.

Esoknya, sekolah tidak diliburkan. Pihak sekolah mengklaim bahwa peristiwa itu merupakan sebuah kecelakaan yang diakibatkan kelalaian siswa.

Dewan Perwakilan Siswa dan Klub Detektif Sekolah berkumpul untuk membahas kejadian tersebut. Mereka meminta Klub Detektif Sekolah menyelidiki kasus jatuhnya dua siswa itu.

Itsuki, Janice, Minami, dan Eiji menyambut kasus itu dengan sungguh-sungguh. Meski masih anak SMA, tetapi cara kerja mereka dalam memecahkan kasus sangat profesional. Mereka menyusun strategi. Setiap anggota diberi tugas dan harus melaporkan setiap penyelidikannya.

Seru sekali!

Siapa sangka, keseruan empat sekawan menyelidiki kasus itu berubah menjadi sesuatu yang menakutkan. Bahkan, Janice, ketua klub mereka yang sangat analitis dan pintar, sampai membuat simpulan tak masuk akal.

Apa yang sebenarnya terjadi di sekolah mereka? Benarkah mereka kini dalam bahaya?

Hm, jadi makin penasaran sama petualangan empat detektif remaja ini, kan?

Ancaman-Ancaman

Tidak semua orang menyukai kebenaran.

Penyelidikan Klub Detektif Sekolah pada kasus terjatuhnya dua siswa SMA Aoyama menguak fakta-fakta mengejutkan. Kasus ini tidak sesederhana klaim sekolah.

Janice, Itsuki, Eiji, dan Minami bukan lagi berurusan dengan masalah dua orang siswa. Mereka menghadapi ‘musuh’ yang lebih besar.

Bahaya tengah mengintai mereka. Akan tetapi, siapa sangka, nasib buruk itu datang lebih cepat.

Minami, putri direktur sebuah rumah sakit di Kyoto, harus mengalami kejadian buruk. Saat tengah menunggu kereta bersama Itsuki, seseorang mendorongnya menuju lintasan kereta. Tubuh Minami terdorong ke lajur, tepat saat kereta melintas di depan mereka berdua.

Kejadian itu membuat Minami harus dirawat karena beberapa tulangnya patah. Itsuki merasa bersalah. Ia bahkan tidak tahu siapa orang yang menyebabkan Minami terjatuh.

Kejadian Minami hanyalah permulaan. Saya tak bisa berhenti merasa cemas ketika mereka berhasil mengungkap fakta baru. Pasalnya, saya cukup yakin, penulis pasti akan menyajikan kecelakaan lainnya.

Dan benar saja, setelah Minami kecelakaan, Klub Detektif Sekolah Resmi dibubarkan. Namun, mereka tetap ingin melanjutkan penyelidikan.

Kini, mereka sudah tahu siapa lawan mereka. Kehati-hatian sangat dibutuhkan dalam pengungkapan kasus ini. Sayangnya, mereka harus menerima kabar duka yang sangat menyakitkan. Detektif Todo ditemukan gantung diri!

Mereka sangat yakin, kematian Detektif Todo bukanlah bunuh diri belaka. Detektif itu ternyata meninggalkan sebuah catatan kematian. Catatan yang menurut Itsuki berisi semacam kode.

Kode apa yang ada dalam catatan itu?

Apakah pembunuh Detektif Todo berkaitan dengan kecelakaan Minami?

Lantas, ancaman berbahaya apalagi yang akan mereka dapatkan?

Akankah salah satu di antara mereka kehilangan nyawanya?

Sebuah Rahasia

Salah satu ciri khas dalam cerita detektif yakni rahasia yang dirahasiakan penulis.

Menurut saya, tidak mudah menjaga rasa penasaran pembaca di sepanjang cerita. Penulis mesti pandai merahasiakan informasi dari pembaca tanpa membuat pembaca merasakannya.

Hal itu yang saya rasakan. Penulis pandai menyamarkan kunci dari semua kasus-kasus ini. Saya sempat menaruh kecurigaan pada seorang tokoh, tetapi dipatahkan penulis. Saya membaca cerita ini hingga akhir untuk tahu benang merah dari semua peristiwa.

Banyak yang terjadi dalam penelusuran Klub Detektif Sekolah. Meski telah bergaul cukup lama, ternyata, salah satu di antara mereka punya rahasia tak terduga.

Bagaimana cara mereka menghadapi rahasia yang akhirnya mereka ketahui?

Akankah salah satu di antara mereka mengkhianati persahabatan itu?

Tokoh-Tokoh dalam Novel Project: INK

Itsuki

Di antara mereka berempat, Itsuki bisa dikatakan cukup pandai membaca perasaan orang lain. Itsuki memiliki gaya yang casual. Ia suka memakai pakaian yang nyaman seperti kaos, celana, pendek, dan hoodie.

Saat udara sedang dingin, ia akan memakai jaket atau luaran apapun. Selain itu, ia lebih senang pakai sandal flip-flop.

Eiji

Eiji adalah siswa laki-laki berkaca mata. Bingkai kacamatanya terbuat dari metal tipis. Dibandingkan dengan Itsuki, gaya berpakaian Eiji lebih variatif. Ia lebih suka mengenakan luaran seperti vest, blazer berwarna bumi, atau warna-warna sejuk yang tidak mencolok.

Tentu saja, ia tak bisa kehilangan nafsu makan dalam suasana apapun. Meski demikian, Itsuki menilai, kelak, Eiji akan jadi detektif hebat. Eiji sangat pintar merancang strategi dan membuat deduksi sebuah kasus!

Minami

Minami adalah anak dari keluarga pemilik rumah sakit besar di daerahnya. Ia termasuk siswi populer di sekolah.

Meski begitu, Minami bukan orang yang sombong. Gaya boyish. Ia suka memakai kaos, kemeja flanel, denim, dan jersey. Ciri khasnya yaitu berambut lurus, hitam, dan panjang.

Janice

Janice adalah ketua Klub Detektif Sekolah. Ayahnya seorang detektif. Janice orang yang cukup tegas dan analitis.

Akan tetapi, di samping itu, ia amat menyukai hal-hal berbau supranatural seperti bola kristal dan kartu tarot. Ia senang memakai pakaian gothic berwarna gelap.

Baca Juga: Review Novel Aliyah

Pandangan Reviewer tentang Novel Project: INK karya Arsyanendra

Apakah kamu ingat quotes dari Einstein tentang imajinasi?

Einstein bilang, imajinasi lebih penting daripada pengetahuan. Pengetahuan terbatas, sedangkan imajinasi seluas langit dan bumi.

Lantas, bagaimana jadinya jika imajinasi dikolaborasikan dengan pengetahuan? Tak berlebihan rasanya jika mengatakan Project: INK sebagai salah satu contohnya.

Dalam novel ini, selain menemukan petualangan menegangkan, saya juga belajar banyak informasi baru. Penulis menciptakan dunia 'SMA Aoyama' dengan sangat realistis. Terlebih, soal kultur kartel dan penyebaran narkoba di kalangan pelajar.

Saya yakin, kalaulah bukan karena riset penulis yang mendalam, pembaca akan skeptis dengan alur cerita ini.

Pengetahuan setiap tokoh pada setiap kasus sangat masuk akal. Belum lagi, penulis menyuguhkan latar belakang mumpuni bagi para tokoh utama.

Memiliki lebih dari satu tokoh utama, memang butuh penceritaan yang agak tricky. Apalagi, penulis memakai sudut pandang orang pertama.

Penulis mengakalinya dengan menyertakan nama tokoh setelah subjudul. Ini sangat membantu pembaca memahami POV yang dipakai.

Oh, ya, menurut saya, ada penggunaan diksi yang cukup unik di novel Project: INK. Alih-alih menyebut 'gadis' sebagai kata ganti untuk memanggil para tokoh utama, penulis menggunakan kata 'Nona'. Menarik. Pasalnya, diksi 'nona', sekarang cenderung jarang digunakan.

Novel ini, menurut saya, adalah paket lengkap. Pembaca bisa merasakan ketegangan saat para tokoh terancam. Penulis pun seolah-olah mengajak pembaca untuk menjadi detektif.

Latar belakang penulis yang menyukai anime, juga berkontribusi besar untuk novelnya. Arsyanendra begitu fasih menggambarkan ingar bingar bunkasai dan kehidupan siswa SMA di Jepang.

Omong-omong soal bunkasai, novel Project: INK dibuka dan ditutup dengan cerita bunkasai, lho.

Kira-kira, penulis punya maksud apa dengan hal ini. Terlebih, pembaca akan menemukan open ending yang tentunya membuat kita semakin bertanya-tanya.

Rasa penasaran saya tak berkurang sedikitpun dari awal sampai akhir cerita.

What a fascinating book!

Wawancara dengan Arsyanendra

Reviewer: Saya baca di-bio Instagram Kakak, Kakak ini seorang mahasiswa kedokteran gigi. Saya penasaran, apakah ketertarikan Kakak pada hal-hal berbau misteri dan sains ini dipengaruhi oleh keilmuan kakak sebagai dokter? Atau justru jauh sebelum itu? Bisa diceritakan mengapa Kakak sepertinya tertarik pada genre thriller sehingga buku pertama pun mengambil genre itu?

Arsyanendra: Ketertarikan saya terhadap hal-hal berbau sains datang lebih dulu, sejak SD tepatnya. Belajar IPA, khususnya biologi, sudah jadi "hobi" sejak saat itu. Mungkin dari sini, cita-cita saya untuk menjadi dokter semakin kuat, ditambah keluarga sangat mendukung.

Kemudian di bangku SMA, saya dikenalkan dengan naskah-naskah karya Sir Arthur Conan Doyle, Sherlock Holmes, oleh kakak kelas saya.

Rasanya sangat memuaskan ketika berhasil menguak misteri dengan serangkaian logika. Saya senang dibuat penasaran pada lembaran awal dan mengetahui semuanya ketika naskah selesai dibaca. Dari sana, saya kecanduan membaca naskah misteri. Ketertarikan saya menjadi semakin spesifik ke arah forensik setelah satu kejadian lucu.

Saat pergi ke toko buku dengan ibu, saya selalu membujuk untuk dibelikan novel baru. Waktu itu saya sudah ambil satu buku karya Agatha Christie.

Akan tetapi, rupanya ibu saya kurang setuju dengan pilihan buku ini. Ia lantas mengambil buku itu dari tangan saya dan menggantinya dengan buku "Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal".

Saat itu, ibu saya berpikir bahwa buku tersebut merupakan buku ajar FK. Semenjak saat itu, saya jatuh cinta, lebih lagi pada ranah misteri, forensik, dan penyelidikan.

Reviewer: Ada satu informasi yang bikin saya amaze, yaitu pas Eiji ngebahas soal perdagangan narkoba via media sosial menggunakan kata kunci-kata kunci tertentu. Itu hal baru bagi saya. Kakak sendiri, sedalam apa riset untuk part Eiji sampai informasinya terasa nyata banget?

Arsyanendra: Saya sadar bahwa naskah thriller-kriminal memiliki daya tarik pada intrik, strategi, dan detail-detail baru yang bisa pembaca dapatkan dari naskah.

Selain itu, naskah genre ini juga rawan akan romantisasi. Tindak kejahatan jadi terdengar bagus, jauh dari kenyataan. Jadi, untuk naskah thriller-kriminal memang riset adalah satu agenda wajib.

Riset untuk Project: INK merupakan perjalanan panjang, tapi dicicil. Memang sejak lama saya menyukai penggalian kasus-kasus di ranah pengedaran narkoba. Biasanya saya menggali informasi dari dokumenter, berita, serta berdiskusi dengan rekan saya yang memang paham di ranah hukum dan peradilan.

Bagian Eiji yang membahas pengedaran di dunia maya dengan kode-kode tertentu ini merupakan modifikasi dari kejadian nyata di Jepang.

Pengedaran terjadi via media sosial dengan berbagai slang. (https://www.japantimes.co.jp/news/2022/02/21/national/crime-legal/kyoto-police-drug-slang-emoji/ ). Setelah membaca berita itu, ide untuk menulis Project: INK semakin mengalir.

Reviewer: Di samping terkesan sama empat sekawan Klub Detektif Sekolah, saya juga jatuh hati banget sama si biang gosip, Akira. Tadinya, saya pikir, dia juga akan jadi salah satu tokoh yang terkait dalam kasus tersebut. Apa pertimbangan Kakak memunculkan tokoh Akira dalam cerita ini? Mengapa tokoh ini hanya diberikan sedikit bagian?

Arsyanendra: Sebetulnya Project: INK ini merupakan background story dari lore-nya karakter Kujou Akira, si biang gosip. Hanya saja kisah yang digarap tidak berpusat pada karakter ini, melainkan kakak kelasnya (Itsuki dan kawan-kawan). Karakter Akira sengaja diberikan sedikit bagian agar pembaca penasaran siapa sebenarnya Akira dan apa peran sebenarnya dari karakter tersebut.

Selengkapnya mengenai Akira akan dibahas pada sekuel Project: INK. Mohon doanya agar penggarapan sekuel berjalan lancar. 🙏

Reviewer: Di unggahan Instagram Kakak disebutkan kalau Game Lost Judgement dan anime Hyouka menjadi inspirasi dalam penulisan novel Project: INK. Secara spesifik, apa yang diadaptasi dari kedua hal itu di dalam novel ini?

Arsyanendra: Game Lost Judgement dan anime Hyouka memiliki storyline mengenai misteri di lingkungan sekolah. Lost Judgement mengambil isu perundungan, isu ini diangkat juga di naskah Project: INK sebagai kisah latar belakang dan pengantar menuju konflik sesungguhnya.

Sementara itu, Hyouka membahas mengenai empat anggota klub sastra yang gemar memecahkan misteri sederhana. Saya belajar banyak bagaimana potray karakter seorang siswa, lingkungan dan kegiatan para pelajar di Jepang, serta isu-isu yang melingkupi kehidupan sekolah dari dua referensi tersebut.

Reviewer: Pas saya baca halaman terakhir, saya sebel banget, cerita soal kasus yang diselidiki sama Itsuki dan kawan-kawan kok berakhir open ending. Pembaca pasti penasaran banget sih sama nasib mereka berempat. Apakah ini tanda-tanda bahwa Project: INK akan ada sekuelnya? Atau justru Kakak sedang mengerjakan projek lain? Boleh di-spill sedikit buat pembaca kami?

Arsyanendra: Sebetulnya ini agak menggelitik, karena tidak cuma satu-dua pembaca yang greget. Memang itu tujuannya–membuat pembaca semakin penasaran dengan kelanjutan kisahnya. Bahkan bonus chapter pada buku ini merupakan bocoran kecil dari kisah selanjutnya. Namun, biar saya beri sempalan sedikit.

Penyelidikan kasus pengedaran narkoba merupakan penyelidikan yang pelik. Apa yang dilakukan Itsuki mungkin meredakan sedikit huru-hara sementara. Namun, kartel bisa memotong buntut. Akarnya mungkin masih kuat, masih berkuasa. Jadi, apakah kasusnya benar-benar selesai?

Tentu jawabannya perlu digali lebih lanjut di Project: INK jilid 2. Silakan nantikan kelanjutannya.


-

Penulis Project: INK dapat kamu sapa melalui Instagram @arsyanendra_wrts.

Reviewer: Lupy Agustina

Artikel Selanjutnya Postingan Selanjutnya
Tidak Ada Komentar
Tambahkan Komentar
comment url