Review Buku Napas Panjang untuk Koto Panjang karya Hanan Nugroho

Review Buku Napas Panjang untuk Koto Panjang karya Hanan Nugroho

Di setiap pembangunan yang dirancang dan dieksekusi oleh pemerintah pasti memicu perdebatan. Padahal, tujuan utama dari pembangunan adalah untuk memberikan manfaat besar bagi masyarakat banyak.

Akan tetapi, niat baik tidak selalu ditanggapi dengan baik. Penduduk Koto Panjang contohnya. Mereka merasa dirugikan dengan kemunculan proyek pembangunan waduk dan PLTA. Keberadaan proyek tersebut dianggap merusak tatanan kehidupan mereka.

Dalam buku Napas Panjang untuk Koto Panjang, masyarakat sana yang terganggu dengan proyek pembangunan itu melakukan demonstrasi. Mereka menuntut pemerintah agar memberikan ganti rugi.

Hanan Nugroho, sebagai seorang perencana pembangunan yang bekerja di Bappenas menyaksikan sendiri amukan warga yang berdemo di depan kantornya. Dan, berhubung Hanan dianggap mengetahui permasalahan pembangunan PLTA Koto Panjang, maka ia duluan yang disuruh oleh kepala Bironya untuk menemui para pendemo.

Untuk memahami lebih lanjut tentang persoalan proyek pembangunan PLTA Koto Panjang yang menenggelamkan belasan desa dan ribuan rumah penduduk, simak ulasan berikut.

Baca Juga: Review Antologi Puisi Ibu Surga yang Tersembunyi

Review Buku Napas Panjang untuk Koto Panjang karya Hanan Nugroho

Identitas Buku

Judul: Napas panjang untuk Koto Panjang
Penerbit: Satria Indra Prasta Publishing
Pengarang: Hanan Nugroho
Tahun: 2022
ISBN: 978-623-337-624-2
Isi: viii + 144 hlm

Buku Napas Panjang untuk Koto Panjang terdiri dari dua belas bab. Hampir di setiap bab, penulis kerap menceritakan proyek pembangunan Koto Panjang dengan runtut. Ia membahas proyek dam (waduk/bendungan) dan PLTA bermaksud agar bukunya menjadi masukan atau referensi bagi generasi muda Indonesia.

FYI, buku ini diangkat dari fakta yang terjadi. Silakan tengok saja artikel berikut ini: Gara-gara Pembangunan PLTA Koto Panjang.

Gambaran Umum Buku Napas Panjang untuk Koto Panjang

Tentang Koto Panjang, Akar Perlawanan Warga, dan Hubungan Proyek Pembangunan Waduk & PLTA dengan Jepang

Berdasarkan pemaparan penulis, Koto Panjang terletak di antara ibu kota Pekanbaru dan Padang. Sementara itu, PLTA Koto Panjang tepat berada di desa Merangin, Kecamatan Bangkinang Barat, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

Terkait pembangunan PLTA Koto Panjang, proyek ini dibangun guna menghasilkan listrik. Kehadiran listrik membantu menggerakkan kegiatan ekonomi, menerangi anak-anak pedesaan di malam hari, dan banyak manfaat lainnya.

Begitupun dengan proyek pembangunan dam, air dapat disalurkan untuk pertanian. Sehingga, kegiatan pertanian lebih produktif. Dan lebih dari itu, bermanfaat juga untuk mengendalikan banjir.

Esensi dari proyek pembangunan waduk dan PLTA Koto Panjang tentu banyak maslahatnya. Namun, yang menjadi akar perlawanan warga terhadap proyek ini adalah insiden penenggelaman belasan desa dan ribuan rumah penduduk.

Mau tidak mau, penduduk dipaksa pindah dari pemukimannya. Dan praktis, banyak warga yang tidak siap menjalani hari-hari kedepannya. Meski begitu, warga jelas tidak diam saja. Mereka melayangkan berbagai macam protes. Mereka melakukan perlawanan.

Apa hubungan proyek pembangunan waduk dan PLTA Koto Panjang dengan Jepang?

Pembangunan waduk ternyata dilakukan oleh perusahaan Jepang. Terlebih lagi, proyek dibiayai dari JBIC (Japan Bank for International Cooperation). Negara Matahari Terbit ini banyak terlibat dalam proyek dam + PLTA Koto Panjang.

Pasukan Nindja & Organisasi BP-RKDKP

Protes-protes proyek Koto Panjang sampai bergemuruh di Jepang. Anak-anak pasukan Nindja (Network for Indonesian De Mocracy) bersama LSM Indonesia ikut menggalang protes ke kantor-kantor pemerintahan Jepang.

Iswadi, kampungnya yang menjadi salah satu daerah yang ditenggelamkan paling awal atas proyek waduk dan PLTA geram. Marah. Melawan. Ia dan kawan-kawannya pun menggagas organisasi Badan Perjuangan Rakyat Korban Dam Koto Panjang (BP-RKDKP). LSM yang berpusat di Jawa dan juga pasukan Nindja, ikut bergabung ke dalam organisasi tersebut.

Alhasil, berita-berita seputar Koto Panjang semakin bergaung di Jepang. BP-RKDKP kemudian menggugat pemerintah Jepang dan Indonesia. Mereka meminta ganti rugi sebanyak 19,3 milyar. Mereka menuntut juga agar pemerintah Indonesia menghancurkan waduk Koto Panjang.

Proyek Koto Panjang sendiri menimbulkan efek hingar bingar yang luar biasa di Jepang. Hanan Nugroho merasa anomali membayangkan efek ini mengingat negara Sakura itu berbudaya sangat tertib. Ditambah lagi, banyak pembangunan waduk yang dibangun Jepang namun hampir tidak ada yang menimbulkan ribut-ribut seperti pembangunan waduk Koto Panjang.

Pertanyaannya, bagaimana nasib tuntutan yang diajukan oleh BP-RKDKP? Apakah pengadilan Tokyo menyetujui atau menolak tuntutan mereka? Untuk menjawab pertanyaan ini, tentu saja detailnya dapat kamu ketahui dalam buku Napas Panjang untuk Koto Panjang.

Yang jelas, protes-protes dari BP-RKDKP, sisi positifnya menyebabkan pihak Jepang mengubah banyak kebijakan bantuan luar negeri secara signifikan. Proyek Koto Panjang pun mendorong pemerintah Jepang mengubah Official Development Assistance (ODA) Charter mereka.

Pandangan Reviewer tentang Buku Napas Panjang untuk Koto Panjang

Usai membaca buku setebal 144 halaman ini, banyak knowledge yang saya dapati. Mulai dari masalah utang piutang Indonesia, sikap Jepang dalam mencampuri politik dalam negeri Indonesia, hingga gambaran demonstrasi medio reformasi silam.

Selain itu, polemik proyek pembangunan waduk dan PLTA Koto Panjang menambah insight baru untuk pembaca awam seperti saya yang tidak tahu-menahu masalah pembangunan. Dan memang benar bahwa—sesuai tulisan yang tertera di belakang sampul—buku dan catatan pembangunan ini menghadirkan persoalan pembangunan dalam narasi sederhana, sehingga mudah dicerna oleh berbagai kalangan pembaca.

Tidak perlu grafik, angka, maupun data untuk memahami persoalan di dalam sebuah buku. Namun lewat cerita, justru lebih gampang dipahami dengan saksama.

Terbitnya buku Napas Panjang untuk Koto Panjang, saya rasa visi penulis berhasil tercapai. Adalah bukan kemungkinan, namun anak-anak muda pasti akan menemukan laporan-laporan teknis mengenai proyek pembangunan Koto Panjang. Tulisan di dalam buku ini pun layak masuk ke dalam arsip perpustakaan.

Bukankah begitu, Pak Hanan?

Baca Juga: Review Novel Zamzam

Wawancara Kami dengan Hanan Nugroho (Coming Soon)

Reviewer: Sebelum bertanya soal isi buku, kami ingin bertanya dulu tentang rutinitas Pak Hanan, yaitu kami seringkali melihat Pak Hanan di sosmed posting video lagi lari. Pertanyaannya, selain untuk kesehatan, apakah lari dapat memberikan ide-ide segar untuk menulis buku? Boleh diceritakan kepada kami, Pak? Apakah ada korelasinya?

Hanan Nugroho: Saya baru saja belajar IG. Coba pasang gambar lari, dsb, yang saya lakukan (sambil promosi agar suka lari ...😄. Ya, olahraga (jalan, lari, berenang, dsb.) bermanfaat untuk memperlancar aliran darah, termasuk darah ke otak. Olahraga menjaga kita fit untuk bisa terus berpikir, menulis, membaca ... Lari itu sederhana, bisa dilakukan dimana saja, kapan saja. Tidak perlu banyak modal, cukup sepasang sepatu saja.

Reviewer: Dalam "Pengantar Buku", Pak Hanan bilang kalau naskah buku ini didahulukan percetakannya. Terbitlah tahun 2022 kemarin. Lantas, sudah sejauh mana progres bapak menulis naskah-naskah yang belum kunjung selesai itu? Kami bertanya seperti ini karena ingin mencontoh produktivitas bapak menulis buku. Kasih bocoran dong pak, buku apa yang nantinya akan bapak terbitkan di penghujung tahun 2023 ini?

Hanan Nugroho: Tidak banyak kemajuannya, naskah yang tak jadi masih disimpan di lemari (eh, di folder). Sekarang kegiatan mulai "normal", tidak seperti waktu Covid dulu. Sekarang bayak pekerjaan kantor, keluar kota, dsb. Menulis tetap ada (dan lumayan banyak), tapi lebih banyak urusan pekerjaan, hampir semuanya non-fiksi.

Reviewer: Terkait pembangunan yang selalu terjadi perdebatan, Pak Hanan sebagai orang yang bekerja di Bappenas, apakah sebelum pembangunan-pembangunan dibuat sudah mengedukasi warga dulu untuk mengantisipasi terjadinya demonstrasi? Kami awam dalam hal ini, sehingga ingin tahu bentuk edukasinya seperti apa?

Hanan Nugroho: Ya, tentu saja ada "sosialisasi, edukasi, dsbnya" untuk warga oleh pelaksanana/Tim Proyek. Tentu juga bentuk "sosialisasi" itu beda-beda antar proyek.  Agak terlalu panjang untuk dituliskan di sini, namun kalau ada yag berminat, misalnya untuk "magang/kerja praktek" bisa kami tunjukkan jalannya. Bappenas tidak terlibat langsung dalam pekerjaan ini.

Reviewer: Soal nasib tuntutan yang diajukan organisasi BP-RKDKP, apakah Pak Hanan sudah pesimis sebelum bertanya ke Velia? Boleh dijelaskan tidak jika bapak pesimis, mengapa?

Hanan Nugroho: Waduh, ini cerita "novel" ya. Tepatnya, ya faksi. Tidak semuanya fakta. Tapi soal bahwa tuntutan teman-teman Koto Panjang itu tidak dikabulkan oleh "Court" di Jepang, ya, karena dasar hukumnya kurang kuat. Tepatnya, bukan kepada pemerintah Jepang mereka harus menuntut. Itu soal lokal dalam negeri.

Reviewer: Setelah kami riset, proyek Koto Panjang ini diangkat dari kisah fakta. Pertanyaannya, adakah kekhawatiran tersendiri dalam menulis buku ini? Misal takutnya dapat mengingatkan kembali duka lama pembaca sana.

Singkat saja pak yang ingin kami tanyakan. Selebihnya kami sangat memahami buku ini.

Hanan Nugroho: Tidak ada kekhawatiran. Justru kita harus lebih banyak punya "cerita" soal proyek-proyek pembangunan, yang disampaikan secara "mudah dipahami". Kita punya proyek-proyek seperti itu ribuan; seberapa banyak yang bisa kita pelajari dengan "gampang" (dalam bentuk "cerita" misalnya?). 

"Cerita-cerita" seperti itu akan bikin kita lebih cepat belajar, dan dapat memperbaiki kekeliruan masa lalu yang tidak perlu. Saya menulis "cerita" seperti itu dulu sebetulnya untuk junior di kantor atau mahasiswa/pegawai di kelas-kelas yang saya kadang mengajar. Sebagai bahan tambahan di samping angka, grafik, tabel yang mungkin "membosankan" atau tidak menarik.

-

Penulis buku Napas Panjang untuk Koto Panjang dapat kamu sapa lewat Instagram @hanannugroho68.

Artikel Selanjutnya Postingan Selanjutnya
Tidak Ada Komentar
Tambahkan Komentar
comment url