Review Antologi Puisi Ibu Surga yang Tersembunyi karya Thomas Krispianus Swalar

Review Antologi Puisi Ibu Surga yang Tersembunyi karya Thomas Krispianus Swalar

Akhir-akhir ini, buku antologi puisi lebih sering mendarat di kotak masuk surel. Bagi saya, buku jenis ini selalu berhasil menyampaikan pesan, meski dikemas dalam bahasa yang ringkas.

Pada penghujung bulan Agustus, saya berkesempatan untuk mengulas buku Ibu Surga yang Tersembunyi karya Thomas Krispianus Swalar. Mulanya saya kira buku ini hanya berputar di ranah “Ibu”. Akan tetapi, buku dengan tebal 50 halaman ini memuat puisi-puisi bertema orang terkasih, tanah air, religi, hingga bumbu-bumbu kehidupan.

Untuk menyelami puisi-puisi yang termaktub dalam buku ini, simak ulasannya sebagai berikut.

Baca Juga: Review Buku Objectives

Review Buku Ibu Surga yang Tersembunyi karya Thomas Krispianus Swalar

Deskripsi Buku

Judul: Ibu Surga yang Tersembunyi
Penulis: Thomas Krispianus Swalar
ISBN: 978-623-290-206-0
Penerbit: CV Pustaka Media Guru
Isi: vi, 50 halaman
Tahun Terbit: November 2020
Jenis/Kategori: Antologi Puisi

Gambaran Umum Buku Ibu Surga yang Tersembunyi

Disclaimer, meskipun buku ini berjudul Ibu Surga yang Tersembunyi, tetapi puisi-puisi yang termaktub di dalamnya tidak hanya seputar ibu. Penulis menyajikan 41 puisi bertema orang terkasih, tanah air, religi, hingga kehidupan.

Pada halaman awal, pembaca akan disuguhi puisi tentang ibu. Penulis merepresentasikan sosok ibu sebagai “surga”, tempat ternyaman yang selalu membukakan beribu pintu maaf. Istilah “surga di bawah telapak kaki ibu” benar-benar dijelaskan dalam puisi ini.

Beralih ke halaman berikutnya, tepatnya di halaman 7. Berhubung buku ini terbit pada November 2020—tepat pada era pandemi Covid-19—jadi penulis membubuhkan puisi tentang situasi negeri kala itu.

Bergema suara anak negeri

Ratap pilu dalam duka

Korona

Mengapa engkau menghampiri negeriku?


Di sisi lain, penulis juga menyajikan puisi tentang perjalanan kisah kasihnya. Dikemas dengan diksi yang manis, penulis mengusung judul “Episode Cinta” sebanyak sembilan kali.

Ah, betapa beruntungnya “Adinda” yang menjadi inspirasi penulis. Entah berapa banyak bahasa cinta yang dilukiskan oleh penulis pada sembilan puisi ini.

Sementara itu, puisi pamungkas dalam buku ini berjudul “INA”. Sayangnya, saya belum memahami maksud dari puisi tersebut, sebab dituturkan dengan bahasa daerah.

Untuk mengetahui arti dan interpretasi puisi “INA”, penulis akan menjelaskannya pada sesi wawancara di akhir ulasan ini.

Pandangan Reviewer tentang Buku Ibu Surga yang Tersembunyi

Buku Ibu Surga yang Tersembunyi memuat 50 halaman dan 41 puisi yang dikemas secara lugas. Selain itu, setiap bait puisi dibubuhi diksi yang tidak terlalu kompleks. Tentu hal ini akan mempermudah pembaca untuk menginterpretasikan maksud yang ingin disampaikan penulis.

Namun, sejujurnya, saya cukup kaget saat melihat isi buku yang tidak hanya membahas “ibu”. Hal ini tentu agak bertolak belakang dengan judul buku yang diusung. Namun tetap saja, kita perlu melihat perspektif dari sang pemilik pena terkait konteks puisi dalam buku ini.

Sisi baiknya, buku ini berhasil menyampaikan nilai-nilai yang sarat makna, sekaligus menyisipkan petuah untuk pembaca.

Sementara itu, dari segi konsistensi penulisan judul, kiranya perlu ada separasi di beberapa halaman. Saya menemukan beberapa case, dalam satu halaman terdapat 2 judul puisi dengan konteks yang berbeda. Katakanlah di halaman 3 yang memuat puisi tentang “Ayah”.

Di halaman yang sama, ada judul “Sabana Rinduku” yang menceritakan tentang alam. Begitupun case di beberapa halaman lainnya. Barangkali boleh memberi masukan, dua puisi yang berbeda konteks alangkah lebih baiknya jika dimuat dalam halaman yang berbeda pula.

Dengan demikian, setiap judul puisi akan memiliki “rasa” sendiri, tanpa bercampur dengan konteks lain.

Terlepas dari hal itu, banyak puisi yang saya sukai dalam buku ini. Sebut saja “Senandung Rindu”, “Sujudku”, “Senandungku”, dan sebagainya.

Selain penggunaan diksi yang baik, penulis juga cukup apik menggunakan majas yang relevan. Hal ini membuat puisi-puisinya seolah memiliki “jiwa” untuk menggerakan hati siapapun yang membacanya.

Secara keseluruhan, buku ini memiliki sisi baik dimulai dari penggunaan diksi, majas, konteks, hingga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Buku ini juga bisa menginspirasi para pembaca untuk lebih menghargai orang-orang terkasih, hingga mendekatkan diri pada dekapan Sang Maha Pengasih.

Baca Juga: Review Novel On the Land of Sorrow

Wawancara Kami dengan Thomas Krispianus Swalar

Reviewer: Mohon maaf Pak, mulanya saya mengira buku antologi puisi Ibu Surga yang Tersembunyi ini ruang lingkupnya hanya tentang ibu. Ternyata diangkat pula tema puisi tentang orang terkasih, tanah air, religi, hingga bumbu-bumbu kehidupan. Barangkali Bapak berkenan menjelaskan, mengapa mengusung judul Ibu Surga yang Tersembunyi? Sedangkan isi bukunya tidak hanya tentang “ibu”?

Thomas: Baik, Ibu Surga yang Tersembunyi merupakan salah satu dari 'Kumpulan Puisi' saya. Saya mengangkat judul ini karena semua yang saya jalani dalam hidup ini adalah anugerah yang diberikan oleh Tuhan lewat ibu, sebagai seorang anak mungkin ini sekelumit rasa terima kasih saya terhadap sosok ibu. Sosok ibu menginspirasi setiap derap langkah kehidupan saya. Ibu adalah surga yang Tuhan kirimkan ke dunia.

Ia senantiasa menjaga, merawat dengan penuh cinta. Ia pun tak pernah meminta balas, atas apa yang ia lakukan. Ia akan merasa bahagia, jika melihat putra dan putrinya hidup bahagia. Itulah ibu.

Reviewer: Di halaman 41 terdapat puisi berjudul “Surat Cinta untuk Tuhan 5”. Hal apa yang melatarbelakangi terbentuknya judul tersebut? Apakah ada puisi Surat Cinta untuk Tuhan 1 sampai 4-nya?

Thomas: Baik, memang Surat Cinta untuk Tuhan 1-4 ada waktu itu sudah dikirim ke penerbit untuk dicetak, tapi belum dicetak juga. Yang melatarbelakangi terbentuknya puisi tersebut adalah karena kekosongan jiwa, maka hal yang harus saya lakukan adalah mengungkapkan perasaan hati saya kepada Sang Pemberi Kehidupan. Bahwa hanya kepada Tuhan, segala beban hati yang kita rasakan dan kita alami, kita pasrahkan pada Penyelenggaraan Ilahi, dengan penjelasan saya tentang Surat Cinta untuk Tuhan 5.

Reviewer: Puisi terakhir berjudul “INA” menggunakan bahasa daerah yang belum saya ketahui. Barangkali Bapak berkenan menjelaskan, puisi tersebut menggunakan bahasa daerah mana dan maknanya apa?

Thomas: Baik, puisi tersebut menggunakan bahasa daerah Lamaholot.

Makna dari puisi tersebut adalah:

Kata orang, Surga ada dibawah telapak kaki Ibu
Anak minta ampun
Semua pengorbanan, jeri lelah
Anak tak dapat membalasnya

Ibu yang penuh cinta
Anak hanya meminta
Kepada Dia, Penguasa Langit dan Bumi
Melindungi Ibu selalu

Reviewer: Dengan latar belakang Bapak sebagai seorang pendidik, barangkali ada tips untuk menyeimbangkan antara kegiatan mengajar dan konsisten menulis buku?

Thomas: Baik, untuk menyeimbangkan antara kegiatan mengajar dan konsentrasi menulis buku, yang harus saya utamakan adalah tugas utama saya sebagai seorang pendidik, sedangkan untuk menulis, saya sudah membangun komitmen dalam diri saya untuk terus menulis apapun itu, dan tentunya waktu untuk menulis adalah dengan mengisi waktu senggang di sekolah dan di rumah. Dengan demikian dua-duanya akan sejalan.

-

Penulis antologi puisi Ibu Surga yang Tersembunyi dapat disapa melalui Instagram: @thomaskrispianusswalar.

BACA JUGA: Review Novel Zamzam
Artikel Selanjutnya Postingan Selanjutnya
Tidak Ada Komentar
Tambahkan Komentar
comment url