Review Novel Gemini: Everlasting Iris karya Rifat Reiss

Review Novel Gemini: Everlasting Iris Karya Rifat Reiss

Belakangan ini rasi bintang Gemini kerap menjadi buah bibir warganet karena dianggap “meresahkan”. Namun, novel Gemini: Everlasting Iris rupanya mematahkan anggapan itu.

Natha, salah satu tokoh yang termasuk ke dalam konstelasi Gemini, malah memiliki kisah yang memilukan. Mempertahankan ikatan persahabatan dengan seorang gadis bernama Livia, tentu bukan perkara mudah bagi Natha.

Dalam novel ini, saya yakin perasaan pembaca akan diporak-porandakan. Tepatnya, merasa “gemas” dengan keputusan-keputusan yang diambil oleh para tokoh.

Mulanya saya skeptis tidak bisa merampungkan bacaan novel ini dalam kurun waktu yang singkat. Namun, setelah masuk ke dalam ceritanya, saya malah mengkhatamkan novel dengan tebal 342 halaman ini dalam waktu dua hari. Entah mengapa, jalan ceritanya seolah candu dan membuat saya larut di setiap halamannya.

Penasaran dengan gambaran isi novelnya seperti apa?

Simak ulasan berikut ini!

Baca Juga: Review Buku Kembara Tiga Benua

Review Novel Gemini: Everlasting Iris Karya Rifat Reiss

Deskripsi Buku

Judul: Gemini: Everlasting Iris
Penulis: Rifat Reiss
ISBN: 978-623-385-307-1
Penerbit: Ellunar Publisher
Isi: 342 halaman
Tahun Terbit: Desember 2022
Cetakan: Pertama
Jenis/Kategori: Novel/Fiksi

Gambaran Umum Novel Gemini: Everlasting Iris

Letter #1 Time Traveler

Bagian pertama dari novel ini menceritakan persahabatan antara Livia dan Natha yang sudah menginjak satu dekade. Tentu sepuluh tahun bukanlah waktu yang singkat.

Dalam kurun waktu tersebut, Natha merasa terhubung dengan Livia, hingga saling ketergantungan satu sama lain.

O ya, pada part ini juga dijelaskan bahwa Livia merupakan mahasiswi jurusan Sastra Indonesia, dan Nathan merupakan mahasiswa jurusan Desain Grafis. Keduanya mengenyam pendidikan di kampus yang sama.

Letter #2 New Princess

Bagian ini cukup menarik, sebab menggambarkan forum petinggi society yang membahas acara tahunan kampus, Camp Journey. FYI, society di sini seperti UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa).

Penulis sangat apik mendeskripsikan suasana forum yang panas, terlebih pertemuan ini melibatkan leader (ketua) dan queen (sekretaris) dari berbagai society.

Natha yang menjadi delegasi dari Gold-Art, merasa ciut dengan forum hebat ini. Di sisi lain, ia kagum dengan Carleen, sang queen dari Night Theater yang terkenal dingin namun cekatan.

Letter #3 Dangerous Beauty

Chapter ketiga didominasi oleh sosok Carleen, seorang gadis yang memiliki reputasi dingin, kaku, dan keras. Namun di balik sikapnya itu, ada seorang sahabat bernama Lilac.

Tokoh Lilac berhasil membuat saya takjub, sebab ia bisa tahan dengan sosok Carleen. Bahkan ada satu momen yang cukup menyentuh, di mana Lilac sengaja mengosongkan perut, demi bisa sarapan dengan sahabatnya, Carleen.

Letter #4 The Love and the Lost

Festival Ilmu Pengetahuan dibahas pada bagian ini. Lagi-lagi saya berdecak kagum dengan wawasan penulis. Bagaimana bisa sang pemilik pena mendeskripsikan sains secara detail?

Pada part ini, diceritakan pula pertemuan tidak sengaja antara Livia dan Leon, sang leader FKMI (Forum Keilmuan Mahasiswa Indonesia) sekaligus ketua umum ASKI (Asosiasi Sains dan Keilmuan Indonesia).

Livia terpesona dengan sosok Leon, dan ia percaya dengan love at first sight.

Letter #5 Cahaya dan Kebohongan

Berlatar Camp Journey–tahun ini bernama Night Journey, tentu banyak hal yang terjadi. Dimulai dari Natha yang berhasil menghangatkan si Ratu Es –Carleen, sampai Livia yang mulai merajut kisah baru dengan Leon.

Saya yakin, pada part ini pembaca akan dibuat gemas dengan keegoisan Livia.

Baca Juga: Review Buku Antologi Puisi Destinasi Rindu

Letter #6 The Past and the Future

Meskipun Natha dekat dengan Carleen –as a new friend, tapi pikiran dan hatinya masih berkiblat pada Livia.

Di part ini, ada momen di mana Natha tidak sengaja bertemu kembali dengan Livia. Tahu apa yang terjadi? Sikap Livia biasa saja, seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Pun hubungannya dengan Leon, tidak ia ceritakan pada sahabatnya itu.

Selang beberapa waktu, Carleen menemui Livia. Entah mengapa, kekesalan Carleen sampai juga kepada saya selaku pembaca.

Kenapa Livia tidak pernah merasa bersalah sedikit pun? Kenapa ia tidak mengerti duduk persoalannya? Pertanyaan yang sama dengan Carleen di halaman 232, “Apa selama ini Natha menjaga orang yang salah?”

Letter #7 The Visioner

Bagian ketujuh ini didominasi oleh cerita hiking Leon dan kawan-kawan, termasuk Livia.

Pendakian yang dipimpin oleh Lucas ini melalui Jalur Putri. Dan ya, untuk kesekian kalinya penulis begitu cakap menuliskan segala sesuatunya secara runtut dan detail.

Letter #8 Gemini’s Mind

Pada chapter terakhir ini, saya memberikan warning kepada pembaca. Sebelum menyusuri halaman berikutnya, pastikan mood sedang dalam kondisi baik.

Baik, di sini Natha mengajak Carleen ke kawasan wisata Taman Bunga Nusantara, Bogor. Menariknya, di tempat ini mereka bertemu dengan dua sejoli, Livia dan Leon. Keempatnya sontak kaget dan terdiam cukup lama. Tentu, isi kepala mereka penuh dengan pertanyaan dan spekulasi masing-masing.

Kemudian, Carleen menyingkap hal yang selama ini dirahasiakan dari Natha. Terutama mengungkapkan bahwa Livia dan Leon tengah menjalin asmara.

Tahu bagaimana respons Natha?

Natha malah membela Livia. Ia ingin Livia kembali menuju “orbit” yang seharusnya. Ia sibuk membanggakan perasaannya atas Livia dan tidak memedulikan betapa menyakitkannya menjadi Carleen. Entah berapa umpatan yang saya keluarkan saat membaca part ini!

Carleen berada di ujung tanduk dari segala permasalahannya. Pertama, kepeduliannya pada Natha telah ditepis jauh. Kedua, luka lama yang belum sepenuhnya pulih, malah kembali terbuka lebar. Ketiga, perjalanan Carleen di Night Theater harus terhenti.

Sementara itu, Natha memberanikan diri bertemu dengan Livia. Ia ingin memperbaiki hubungan persahabatannya dengan gadis itu. Namun, niatan Natha dicampakkan begitu saja oleh Livia, “...Gue gak bisa melanjutkan persahabatan kita”.

Perjalanan Livia dan Natha berakhir di atas keputusan yang Livia buat secara sepihak. Livia bersikukuh mempertahankan masa depannya dengan sang visioner, Leon.

Pemeran Gemini: Everlasting Iris

Nama-nama yang turut memeriahkan novel ini, diantaranya:

1. Hanaya Artha Livia
2. Natha Rheya Zydan
3. Helvia Carleen Lavisha, queen Night Theater
4. Leon Areas, leader FKMI dan ketua umum ASKI
5. Rhena, leader Peach Literasi sekaligus kakak Carleen
6. Keluarga Livia: Lisia (kakak Livia), orang tua Livia
7. Keluarga Natha: Yuuvi (adik Natha), orang tua Natha
8. Teman Natha: Dhean, Selene (leader Gold-Art)
9. Leaders dan Queens Society: Clair, Nicola, Lucas, Melody, Juliet, Grandine, Severine, Violet, Sky, Reavisha, Yuuki, Everest, Sevilla, Ivory, Qeenan, Claudy, Laura, Valery,
10. Tokoh lainnya: Lilac, Lynarda, Indra, Greece, Herard, Bi Jiah, Zhura, Viar, Ehrlich, Silva, Om Cliff, Cerise.

Sudut Pandang Reviewer Mengenai Novel Gemini: Everlasting Iris

Novel dengan sudut pandang orang ketiga ini menggunakan alur campuran. Kendati ada beberapa jalan cerita yang flashback, namun penulis selalu menyertakan timeline sehingga memudahkan pembaca untuk memahami runtutan cerita.

Dari segi penggunaan bahasa, penulis cukup apik dalam memilih kata. Dialog antartokoh menggunakan bahasa lisan, sehingga cenderung santai dan tidak kaku. Selain itu, penamaan tokoh terbilang sangat unik.

Kendati berlatar di Indonesia, namun nama-nama yang disinggung sangat aesthetic. Bisa jadi referensi untuk nama anak di masa depan nih!

Selain jalan ceritanya yang oke, saya akui kehebatan penulis dalam mendeskripsikan sesuatu secara mendetail. Wawasan penulis juga sangat luas, sehingga mampu menggambarkan emosi, suasana, tokoh, hingga hal-hal berbau ilmiah secara rinci. Tentu hal ini bisa membantu pembaca untuk membayangkan maksud dari si penulis.

Di akhir cerita, penulis menggunakan gaya open ending. Jadi, pembaca akan dibuat penasaran dengan kelanjutan kisahnya. Apakah Livia akan benar-benar bahagia dengan Leon? Atau mungkin, Livia kembali mengorbit di sekitar Natha? Bagaimana dengan Carleen?

Ah, saya benar-benar overthinking dengan kelanjutan ceritanya. Tampaknya, kita perlu menagih cerita berikutnya kepada penulis!

Okay, back to review. Sebenarnya saya hampir tidak menemukan cela pada novel ini. Kisah Gemini: Everlasting Iris terlalu bagus untuk dibaca. Saya bahkan membayangkan bagaimana jika kisah ini diangkat ke layar kaca.

Wawancara dengan Rifat Resiss

Venssha: Menjadi buku pertama, kenapa Mas Rifat mengusung rasi bintang Gemini?

Rifat:  Pertama, pada dasarnya saya emang suka dengan dunia perbintangan, tapi bukan soal ramalan atau prediksi zodiaknya ya, emang suka aja. Kedua, kenapa mengambil tema bintang karena ini merupakan projek besar saya dalam membuat buku, saya berniat untuk mengangkat 12 rasi bintang dimana setiap tokoh dari 12 buku ini saling terhubung.

Kalau korelasinya dengan jalan cerita, jadi dalam mitosnya itu Gemini adalah dua sosok kembar bernama Pollux dan Castor, dimana suatu saat castor mati terbnuh. Kemudian Pollux yang memiliki keabadian meminta kepada dewa Seus untuk menghidupkan Castor kembali, namun justru Dewa Zeus mencabut keabadian Pollux untuk diberikan kepada Castor dan mereka berdua disandingkan di langit. 

Di cerita ini, laki-laki bernama Natha dan Livia bersahabat 10 tahun, dan ada permasalahan dimana mereka berdua berselisih pendapat sampai akhirnya memaksa mereka harus berpisah, tapi Natha tidak mau, akhirnya ia berjuang untuk mendapatkan kembali Livia agar bsa kembali kepadanya meski ia harus berpura-pura untuk jatuh cinta.

Vanesha: Pada bagian Prolog, apakah ada alasan khusus Mas mengambil latar tahun 2027?

Rifat: Latar waktu di prolog ini merupakan gambaran masa depan dan konklusi dari seluruh kisah Natha dan Livia, karena niatnya akan ada 3 buku, nah bisa dibilang prolog ini menggambarkan nasib akhir dari kisah persahabatan Natha dan Livia, tapi disini pembaca harus membaca sampai 3 buku supaya tahu kenapa bisa terjadi keputusan seperti itu.

Vanesha: Apakah tempat-tempat yang disinggung dalam buku ini pernah Mas kunjungi?

Rifat: Pernah, terutama Whirpool Lake, hanya saja namanya disamarkan, beberapa tempat juga merupakan latar asli, seperti gambaran kampus, kafe, rumah, dan lain-lain, hanya saja nama-namanya disamarkan.

Vanesha: Di halaman 330, Mas seolah ngasih spoiler tentang kisah lanjutan Gemini di sudut lain, yaitu Virgo. Boleh tahu gak Mas, kira-kira kapan buku Virgo diluncurkan?

Rifat: Virgo rencana rilis akhir tahun ini, dengan tema yang masih sama yakni Livia dan Natha, namun ada beberapa tokoh baru yang akan membawa kisah Virgo ini sedikit berbeda.

Vanesha: Apakah ada rencana untuk menulis konstelasi lain? Kalau iya, apakah cerita-cerita di dalamnya saling berkaitan dengan buku Gemini?

Rifat: Ya, seperti yang disampaikan di atas, akan ada 12 konstelasi bintang dimana setiap tokoh dari 12 buku ini memiliki keterhubungan satu sama lain, dan penerbitannya diusahakan satu tahun sekali, atau paling cepat setahun 2 buku terbit.

-

Well, kerens sekali visi Rifat Gakarian ini dalam menulis novel, ya.

Okay, penulis novel Gemini: Everlasting Iris dapat kamu sapa melalui Instagram @rifatgakarian.

Artikel Selanjutnya Postingan Selanjutnya
Tidak Ada Komentar
Tambahkan Komentar
comment url