Review Novel Psychebook karya Imel Rebecca

Review Novel Psychebook karya Imel Rebecca

Diawali dengan sederet rencana perjalanan honeymoon yang dibuat oleh Angga Putra Soemargo—tepat setelah melamar Lily Amartya—novel Psychebook karya Imel Rebecca pun dimulai. Andai rencana perjalanan tersebut tidak dibuat Angga, mungkin novel ini tidak tercipta.

Lebih dari itu, Andai saja Angga tidak mengalami kecelakaan, pertunangannya dengan Lily sudah pasti terjadi. Bahkan, keduanya bakal menikah. Dan mereka pasti bakal bulan madu ke Marocco, Spanyol, dan Perancis.

Akan tetapi, takdir berkata lain ternyata. Lily lah yang justru memutuskan berlibur sendirian mengikuti perjalanan yang sudah Angga rencanakan.

Perjalanan Lily sendiri di ketiga negara tersebut mengalami serangkaian kejadian yang aneh. Kejadian-kejadian itulah yang melatarbelakangi novel Psychebook menarik untuk ditelusuri lebih dalam.

Pertanyaannya, apakah kamu penasaran dengan isi gambaran novel ini? Lalu, apakah kamu ingin tahu juga tanggapan saya (sebagai reviewer) setelah membaca novel Psychebook?

Simak ulasan lengkapnya berikut ini…

Baca Juga: Review Buku Antologi Berjudul Perempuan itu Ibuku

Review Novel Psychebook karya Imel Rebecca

Deskripsi Buku

Judul : Psychebook
Penulis : Imel Rebecca
ISBN : 978-623-5706-25-2
Penerbit : CV KAMPUNGKU
Isi : vii + 219 halaman
Tahun Terbit : April, 2022
Jenis/Kategori : Novel

Novel Psychebook dibalut dalam lima chapter. Alur cerita dalam novel ini berupa alur campuran (maju-mundur) dimana penulis menyampaikan peristiwa dengan teknik bolak-balik.

Sementara itu, sudut pandang yang dipakai dalam novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai tokoh utama. Dengan begitu, penulis seolah-olah masuk ke dalam cerita sebagai tokoh sentral. Hal ini pun terbukti setelah saya mewawancarai Imel Rebecca.

Penulis kelahiran 10 Agustus itu terus terang kepada saya bahwa dirinya pernah mengunjungi beberapa negara yang ia ceritakan pada novelnya. Terlebih lagi, saat saya membaca novel ini, nama-nama restoran, menu makan, hingga tempat-tempat yang pernah dikunjunginya ditulis dengan detail. Sehingga, jelas, POV yang diambil memang ‘orang pertama sebagai tokoh utama’.

Gambaran Chapter 1

Perjalanan liburan Lily dimulai di Casablanca, Marocco. Tujuan Lily liburan, selain untuk memenuhi rencana bulan madu calon suaminya, juga dipersembahkan untuk hadiah ulang tahunnya.

Pada chapter 1 ini, Lily menjelaskan latar belakang keluarganya. Lily merupakan anak tunggal yang mengalami masa-masa remaja sendirian. Ayahnya sudah meninggal, bahkan sebelum melihat Lily lahir.

Sewaktu Lily SMA, ibunya menikah lagi dengan seorang duda yang sudah memiliki tiga anak. Sejak ibunya menikah lagi, Lily memutuskan tinggal sendirian daripada ikut pindah dengan keluarga baru ibunya. Praktis, hubungan Lily dengan ibunya pun jadi agak menjauh.

Di masa SMA dan kuliah, Lily dipertemukan dengan sahabat-sahabatnya, Karen dan Angga. Bahkan mereka berada di satu universitas yang sama. Dan, kebetulan juga, Lily dan Angga satu jurusan. Sehingga, mereka semakin akrab.

Di Casablanca, Lily menginap di hotel Movenpick. Selama tiga hari di kota ini, Lily mengunjungi dua restoran yang direkomendasikan Angga; Le Nkoa Restaurant dan Le Petit Rocher. Dan di hari terakhir, terutama pada sore hari, ia ke pantai Qualidia.

Semua aktivitas Lily di kota Casablanca didokumentasikannya dengan baik. Dan uniknya, ia selalu mengirim foto-foto hasil jepretannya ke WhatsApp Angga.

Apa kejadian aneh di perjalanan pertama Lily?

Adalah saat dirinya menceritakan tentang Javiero Hugo. Seorang laki-laki asal Spanyol yang bahkan Lily sendiri tidak mengerti mengapa dirinya bisa bertemu dengan Javi.

Saya rasa, bukan hanya Karen dan teman-temannya saja yang bakal tidak percaya dengan kejadian aneh Lily di Casablanca, saya sendiri sebagai pembaca ngerasa aneh juga…

Gambaran Chapter 2

Pada chapter 2, alur cerita mundur ke tahun 2014. Tahun dimana Lily bertemu dengan Angga setelah tiga tahun tidak bertemu. Setting cerita di chapter ini di London, Inggris.

Pertemuan mereka diawali dengan keberanian Lily berkunjung ke rumah Angga tanpa janjian dulu. Namun, tidak disangka, begitu Lily ke rumah Angga, ada seorang perempuan cantik dengan rambut panjang diikat satu di belakang. Namanya Amanda.

Amanda adalah pacar Angga. Mereka baru jadian sekitar tiga bulan. Kebetulan, Amanda orang Indonesia, terus satu kuliahan dan sekantor juga dengan Angga.

Pada chapter inilah pembaca bakalan tahu perasaan Lily ke Angga seperti apa, begitupun sebaliknya, meskipun mereka sahabatan. Titik terang hubungan mereka kelihatan di chapter ini.

Baca Juga: Review Buku Titik Koma karya Wicaksana Satya

Gambaran Chapter 3

Masih ingat kejadian aneh Lily di Casablanca?

Di chapter 3, sosok Javi ternyata masih suka muncul di kepala Lily. Mula-mula Javi datang dalam mimpinya. Lalu gara-gara Javi, Lily bela-belain ngetrip ke Andalucia, Spanyol. Di kota ini, Lily bertemu dengan Benedicto (disapa: Ben).

Lewat cerita Lily ke Ben dan melalui perbincangan mereka, setidaknya teka-teki tentang Javi dapat saya pahami. Saya lega. Sungguh lega.

Akan tetapi, kelegaan itu hanya bertahan sebentar saja. Sebab, berhubung novel Psychebook penuh dengan keanehan, saya pun ngerasa aneh lagi di balik angka 444.

Maksudnya apa coba???

Dalam chapter ini, laporan kegiatan Lily ke nomor WhatsApp Angga masih kerap ia lakukan. Meskipun, cerita tentang Angga sendiri tidak terlalu intens.

Gambaran Chapter 4

Pada chapter 4, benang merah novel ini terbuka semuanya. Mulai dari lamaran Angga ke Lily, rencana perjalanan bulan madu mereka, hingga peristiwa Angga mengalami kecelakaan. Dan dalam hal ini, saya berterima kasih kepada Claire yang sudah membuat Lily mau menceritakan segalanya.

Iya, Claire. Tapi, Clare yang mana???

Lagi-lagi, saya dibikin heran sekaligus takjub sama novel ini. Sebab, sosok Claire saja ada dua. Hih! Benar-benar penuh dengan kejutan.

Teka-teki di balik angka 444 pun, Claire juga yang membukakan rasa penasaran saya.

Saya jika ditanya tokoh favorit dalam novel ini siapa, jelas saya akan menjawab Claire; perempuan lulusan sastra Perancis yang punya passion memasak.

Apakah novel ini setelah benang merahnya ketemu bakal berjalan biasa-biasa saja?

Tidak!

Ada kejutan lain dimana selama Lily mengirim foto dan text message ke WhatsApp Angga, ternyata di-read…

Coba, mana mungkin orang yang sudah meninggal dunia bisa membaca chat???

Gambaran Chapter 5

Memasuki chapter terakhir, Lily dipertemukan dengan laki-laki bernama Jazz. Dan jujur saja, saya kesal sama endingnya! Sehingga, malas banget untuk memberikan gambaran chapter 5, hhh.

Saya rasa, alangkah lebih baiknya kamu membeli buku ini. Lalu, silakan rasakan gimana sebelnya masuk ke imajinasi Liliverse.

***

NOTES:

  • Novel ini dikhususkan untuk pembaca 17+
  • Novel ini rampung selama 4 bulan (dari Mei hingga Agustus 2021)
  • Ada 6 kota di 5 negara yang melatarbelakangi kisah Lily Amartya; Casablanca - Morocco, London - Inggris, Madrid & Andalucia - Spanyol, Paris - France dan Jakarta - Indonesia
  • Inspirasi terbesar penulis dalam menulis novel ini adalah musik
  • Di balik angka 444 dialami langsung oleh penulis

Jiwa-Jiwa yang Meramaikan Novel Psychebook

1. Lily Amartya
2. Anggara Putra Soemargo
3. Javiero Hugo
4. Jason Atmajoe
5. Karen Agatha
6. Jaka Biyantara
7. Widyasari
8. Claire
8. Prilly Aretha
9. Manuela
10. Benedicto
11. Mickey
12. Sharon
13. Amanda
14. Mama-nya Lily
15. Mama Wanda
16. Papa Pieter
17. Ronald
18. Mama-nya Javiero
19. Tante Aretha
20. Suster Irma
21. Ojan

Tanggapan Saya setelah Membaca Novel Psychebook

Terus terang saja dari chapter 1 hingga akhir, cerita yang dikemas oleh penulis tidak melelapkan. Sebab, misalnya, Imel Rebecca mengenalkan karakter Lily Amartya secara pelan-pelan. Sehingga di setiap lembar halaman novel ini penuh dengan kejutan-kejutan yang tidak saya duga.

Akan tetapi, kelemahan novel ini hanya terletak pada karakter Lily yang tidak begitu kuat, terutama pada fisiknya. Sehingga, saya tidak bisa membayangkan ciri khas Lily ini seperti apa gelagatnya.

Overall, tanggapan saya setelah membaca novel Psychebook tentu saja seru bukan main. Penulis pandai betul dalam menciptakan karakter-karakter pendukung, serta pandai juga dalam membuat setting/latar yang unik.

Sampai sekarang, saya masih kepikiran alur ceritanya, konfliknya, sekaligus keanehan-keanehannya. Dan untung saja dalam novel ini ada halaman “Author’s Warning”. Halaman yang membuat saya tidak akan mencaci maki penulisnya, meskipun setelah membaca novel ini, terutama di bagian ending, pengin banget bilang “What the f*ck!”

Penutup

Saya pastikan bahwa, novel Psychebook karya Imel Rebecca menarik banget untuk dibaca, apalagi kalau kamu suka sama cerita fantasi.

Jika kamu ingin membeli novel ini, penulis dapat dihubungi melalui ig @imelrebecca.

Sekian.

BACA JUGA: Review Buku Antologi Puisi Jejak Aksara
Artikel Selanjutnya Postingan Selanjutnya
Tidak Ada Komentar
Tambahkan Komentar
comment url