Cara Menulis Novel Keluarga Berdasar Pengalaman

Cara Menulis Novel Keluarga

Kalau bicara soal cara menulis novel keluarga, tentu saya jadi inget sama novel pertama saya yang kebetulan mengisahkan tentang keluarga sendiri.

Rasanya, pertama kali dibaca oleh keluarga, terutama oleh kakak kandung sendiri, langsung malu aja gitu. Sebab, kisah dia, paling banyak saya ceritakan di dalam novel pertama tersebut.

Proses penulisan novel keluarga berdasar pengalaman pribadi, cukup seru sih karena selalu ada revisi dari keluarga. Mereka, dulu, sering mengatakan bahwa, kejadian ini jangan diceritakan, kejadian itu boleh diceritakan, dan masih banyak lagi.

Kebetulan juga, saya membuat novel keluarga diambil dari pengalaman hidup sendiri. Jadi terbilang bahaya kalau membicarakan hal-hal yang privacy banget. Maka dari itu, banyak yang dieditnya.

Nah untuk kalian yang berminat menulis dan membuat novel keluarga, pada postingan ini, saya akan memberikan sedikit gambaran tentang genre novel ini.

Berikut adalah penjelasannya:

Baca Juga: Cara Membuat Novel Teenlit

Apa itu novel keluarga?

Novel genre keluarga adalah jenis novel yang menceritakan tentang kehidupan keluarga. Genre novel ini paling mudah dibuat karena pembahasannya tidak terlalu luas.

Banyak novel bergenre keluarga yang diangkat menjadi sebuah film karena alur ceritanya menarik. Terlebih, target audiens-nya tepat. Dan jenis novel ini pemasarannya luas.

Lebih dari itu, kalau naskah kita diterima sama penerbit mayor, maka, potensi buku kita difilmkan jauh lebih besar daripada novel romance yang banyak banget saingannya.

Bagaimana cara menulis novel keluarga?

Meskipun genre novel ini cakupannya kecil, tapi bukan berarti proses penulisannya bakal berjalan mulus.

Akan selalu ada saja masalah yang menghampiri seperti masalah izin, lalu membutuhkan riset yang mendalam, dan lain-lain.

Lantas, beginilah cara saya dalam membuat novel genre keluarga.

Minta izin kepada tokoh yang mau kita ceritakan

Saya pernah memiliki pengalaman mengerikan di mana ada seorang penulis, dia tidak minta izin dulu kepada pihak-pihak yang dicantumkan dalam novelnya, langsung diterbitkan aja di penerbit indie.

Hasilnya, setelah novel dia populer, lalu ada beberapa orang yang protes karena nggak terima nama dan kejadian diceritakan dalam novel si penulis tersebut. Ujungnya, dia sampai sekarang selalu merasa bersalah.

Nah, inilah point pertama dalam membuat novel keluarga. Izin nomor satu. Ini kalau mau ngambil cerita dari pengalaman keluarga sendiri. Kecuali jenis novel keluarganya fiksi, hasil dari imajinasi semata. Tidak perlu izin.

Baca Juga: Panduan Menulis Chiklit

Pada poin pertama ini saya hanya mencontohkan saja bahwa, novel saya diambil dari pengalaman hidup sendiri.

Jadi buat kalian yang mau bikin novel dari pengalaman hidup, sebaiknya izin dulu kepada orang-orang yang mau kalian ceritakan.

Mulailah menulis dengan latar belakang keluarga

Langkah kedua untuk memperlancar proses penulisan novel keluarga, adalah dengan cara menulis latar belakang keluarga.

Misal, terlahir dari keluarga kaya namun tidak merasakan bahagia. Banyak tuntutan, merasa jadi beban keluarga. Ini akan menarik!

Atau, terlahir dari keluarga miskin. Jelas serba susah mau ngapa-ngapain. Tapi, punya tekad yang kuat ingin sukses. Ceritakan juga kemiskinan keluarga karena apa.

Atau, latar belakang keluarga sederhana namun suka dianggap kaya. Atau ada juga karena kesederhanaan itu dianggap orang nggak punya.

Intinya, banyak latar belakang keluarga yang bisa kalian ceritakan. Point ini harus menjadi spotlight dulu sebelum masuk ke elemen-elemen pada novel keluarga lainnya.

Buat tokoh utama yang menarik

Nyambung dari poin kedua, bahwa bisa saja latar belakang keluarga itu tidak hanya dari faktor ekonomi saja, bisa dipadukan dengan faktor agama.

Misal, buat tokoh utama seorang minoritas, katakanlah non muslim. Di sekeliling rumah, banyak muslimnya. Oleh karena dari kecil berteman dengan seorang muslim, maka kebiasaan orang muslim kebawa ke rumah, kebawa ke keluarga.

Mulai dari ngucapin salam, bilang alhamdulilah/istighfar, dan masih banyak lagi. Tokoh utama seperti ini jika dikisahkan dalam novel keluarga, bakal menarik banget. Apalagi kalau dipadukan dengan unsur komedi. Bakal keren aja sih.

Selebihnya, tulis saja sesuai dengan pengalaman hidup yang pernah terjadi. Tentu saja ada momen haru, bahagia, bangga, kecewa. Layaknya di cerita-cerita fiksi lah.

Kesimpulan

Tiga poin di atas, saya pikir, cukup untuk memberikan gambaran mengenai cara menulis novel keluarga. Sudah minta izin, nyeritain latar belakang keluarga, dan membikin tokoh utama yang menarik.

Selebihnya, riset mendalam mengenai keluarga. Dan tulis sesuai dengan kenyataan hidup. Biasanya bakal relate bagi pembaca.

Barangkali itu saja penjelasan saya, semoga bermanfaat!

Sekian.

BACA JUGA: Cara Membuat Songlite

Artikel Selanjutnya Postingan Selanjutnya
Tidak Ada Komentar
Tambahkan Komentar
comment url