5 Cara Menulis Opini untuk Lomba

Cara Menulis Opini untuk Lomba


Ada banyak orang yang bertanya kepada saya tentang bagaimana cara menulis opini untuk lomba. Mereka bertanya seperti itu kepada saya disebabkan karena mereka tahu bahwa saya kerja di sebuah media. Media online yang mengharuskan saya untuk menulis opini.

Jujur saja, meski saya pribadi belum pernah ikutan lomba menulis opini, namun saya pernah berada di posisi di mana mengadakan lomba antar mahasiswa. Lomba tersebut tentang membuat esai atau opini bertema demokrasi.

Jadi, intinya, pertanyaan tersebut lumayan bisa saya jawab lah. Dan saran saya, jangan dikira bahwa semua lomba pure murni nggak ada settingan-settingannya. Berdasar pengalaman, sebagian lomba yang diselenggarakan itu suka ada settingannya. Jadi, kalian harus tahu panduan menulisnya.

Mengapa ada lomba menulis opini?

Salah satu alasan mengapa lomba jenis ini diadakan dan mengapa banyak penulis yang tertarik, itu biasanya disebabkan karena untuk menguji kreativitas. Lebih dari itu, hadiah atau bonus yang ditawarkan terhitung besar.

Dan, bayangkan saja, menang lomba dari menulis opini, rasanya luar biasa sekali. Tulisan kita hasil pemikiran sendiri, riset sana-sini, lalu hasilnya memuaskan. Hobi kita selama ini, akhirnya menghasilkan. Susah diungkapkan lewat kata-kata memang.

Akan tetapi, di luar sana, ada banyak juga orang yang mengalami kegagalan setiap ikutan lomba menulis opini. Nah, ini kenapa bisa terjadi?

Untuk menjawabnya, pahami beberapa cara di bawah ini biar nggak gagal mulu.


Cara menulis opini untuk lomba

1. Menulis opini sesuai tema lomba

Saat saya menjadi panitia dan juri, ada banyak peserta lomba yang keliru dalam membuat opini. Misalnya, tema lomba tentang self healing, eh tulisan yang dikirimkan malah soal self love.

Harusnya, saat tema lomba diumumkan, langsung cari tahu aja tentang tulisan-tulisan sejenis yang mungkin pernah dipublikasikan di internet. Sehingga dapat menjadi referensi tulisan.

Jadi, relevansi kiriman tulisan dengan tema lomba harus benar. Jangan kemana-mana subsitansinya. Harus sesuai dengan tema yang sudah ditentukan.

2. Memerhatikan paragraf awal

Pada paragraf awal opini, jangan menulis kalimat yang membosankan. Tetapi tulis lah kalimat yang menggugah pembaca atau juri.

Oleh sebab itu, penting banget menempatkan diri "si penulis" sebagai seorang pembaca dulu, sebelum fiks mengirim tulisan.

Contoh kalimat membosankan dalam tulisan opini, "Di era internet seperti ini".

Contoh kalimat menohok dan emosi, "Terus terang saja era internet ini memuakkan bagi saya. Bagaimana tidak" bla bla bla..

Kira-kira gambarannya seperti itu.

3. Mencari referensi yang kuat, lalu tautkan

Setiap tulisan, saya pastikan akan selalu ada referensinya. Hanya saja mungkin tidak terlalu panjang lebar. Seperti media online yang memublikasikan berita, pasti artikelnya pendek-pendek.

Akan tetapi, meski isi berita tersebut tidak mendalam, tapi bisa dijadikan referensi. Sehingga, setiap opini yang kita tulis, tinggal tautkan saja link-nya untuk menguatkan argumentasi-argumentasi yang hendak kita tulis.

Dengan demikian, argumentasi yang kita layangkan, selain dari pemikiran sendiri, juga ada penguatnya, yakni dari media online yang menulis sebuah peristiwa/kejadian dengan waktu kejadian yang detail.


4. Gunakan gaya menulis kalimat pendek, dan bernuansa naik-turun

Menulis kalimat yang pendek-pendek akan membuat juri paham mengenai apa yang kalian sampaikan. Berbeda kalau membaca kalimat yang panjang, butuh menghela nafas berapa kali untuk memahaminya. Jadi, usahakan, hindari menulis opini dengan kalimat yang naudzubillah capek banget bacanyaa gitu, lhoo..

Maksud naik-turun itu misalnya adalah; pas empat paragraf awal, enak dibacanya, emosi..

Pas begitu di pertengahan..agak turun. Sehingga, seolah malas membacanya..

Pas akhir..naik lagi. Ada data-data penunjang terhadap opini yang kita sampaikan tersebut.

5. Mematuhi peraturan lomba

Pada intinya, sehebat apapun kita menulis opini, kalau tidak mematuhi peraturan lomba, akan kalah juga. Misalnya mematuhi soal deadline, jumlah kata, tema yang sudah ditentukan sama pihak acara, kepadatan kata kunci misalnya, dan masih banyak lagi.

Pernah ada satu kejadian di mana para juri menyayangi tulisan peserta yang bagus banget, tapi dinyatakan gagal karena tidak mematuhi satu peraturan saja.

Oleh sebab itu, patuhi peraturannya dan pahami pula ketentuannya.

Sesederhana itu.

Barangkali itu saja cara menulis opini untuk lomba. Sekian.

Artikel Selanjutnya Postingan Selanjutnya
Tidak Ada Komentar
Tambahkan Komentar
comment url