Rebel in the Rye Adalah Film Perjalanan Menjadi Penulis Sejati
Selain film The Words, film Rebel in the Rye masuk ke jajaran film favorit yang saya tonton. Sebab, kedua film ini dekat dengan idealisme saya, yakni ingin mengabdikan diri sebagai penulis sehingga tidak tertarik dengan dunia kerja maupun usaha.
Ketika berambisi atau terobsesi ingin menjadi penulis, ada ujian yang harus dihadapi. Salah satunya ujian dari keluarga yang sering kali menganggap bahwa menjadi penulis itu susah untuk menafkahi keluarga. Itu lah yang juga dialami oleh Rory Jensen di film The Words dan Jerry di film Rebel in the Rye.
Film The Words pada bulan lalu pernah saya ulas. Maka, kali ini, saya ingin sedikit mengulas tentang film Rebel in the Rye.
Di film Rebel in the Rye, dikisahkan ayah Jerry lebih menginginkan anaknya untuk meneruskan bisnisnya. Tapi, Jerry menolak. Ia tetap memilih ingin menjadi seorang penulis. Beruntungnya sih Jerry didukung oleh ibunya. Berbeda dengan kehidupan saya, boro-boro didukung. Ibu Jerry kemudian merasa anaknya itu punya bakat menulis yang bagus.
Nah, untuk mengembangkan bakat menulisnya, Jerry sekolah menulis kreatif di Columbia. Di sana, ia diajar oleh dosen yang bernama Whit Burnett.
Ada percakapan menarik antara Jerry dan Whit Burnett. Dan percakapan ini relate sekali dengan alasan mengapa saya suka menulis. Dan bahkan oleh karena percakapan ini, saya jadi tertarik untuk nonton film Rebel in the Rye hingga selesai. Berbeda ketika saya nonton film Finding Forrester yang terpaksa menunggu sampai 52 menit dulu lalu berpikir harus menontonnya hingga selesai.
Berikut percakapan Whit Burnett dan Jerry.