Jadilah Penulis Kreatif di Penulis Garut

Sumber gambar: penuliskreatif.com

Kreatif, dalam hal ini, bukan hanya tertuang dalam naskah yang kamu buat. Akan tetapi, memiliki ide-ide baru yang disampaikan kepada kami.

Penulis Garut merupakan media literasi yang fokusnya untuk membantu naskah teman-teman diterbitkan menjadi sebuah buku. Lalu, setelahnya, kami mengadakan acara launching bersama penulis yang bersangkutan.

Launching tersebut bukan hanya kami lakukan di sekolah maupun kampus, tetapi misalnya jika sedang tidak memungkinkan seperti sekarang terkait Covid19 ini, bisa juga buku kamu di bedah lewat online.

Masalahnya adalah apakah setiap penulis yang sudah bekerja sama dengan kami memiliki inisiatif sendiri untuk pengen bikin ABCD dan didiskusikan bersama kami?

Sejauh ini, penulis Garut, saya bikin seberbeda mungkin dari media lain. Bayangkan saja, jika penulis Garut dijadikan sebuah komunitas, saya yakin, akan banyak sekali followers-followers kami yang pengen ikut bergabung. Namun, saya tidak, malah penulis Garut labelnya adalah sebuah tim.

Banyak media yang mengatas namakan "penulis" misalnya "penulis (kota Anu)" lalu labelnya adalah komunitas, mereka bikin kopdar, bikin event lomba-lomba puisi atau cerpen, dan seterusnya. Akan tetapi, penulis Garut tidak saya buat seperti itu.

Penulis Garut, cukup fokus pada satu tujuan saja yakni membantu naskah teman-teman untuk diterbitkan menjadi sebuah buku. Selebihnya, soal pengen belajar menulis, pengen gabung, teman-teman bisa ke komunitas menulis yang ada di kota Garut, banyak, asal mau giat mencari.

Bagaimana menjadi penulis kreatif di penulis Garut, khususnya bagi para penulis yang sudah bekerja sama dengan kami?

Pertama, punya insiatif sendiri, apapun itu. Saya masih ingat ide dari penulis buku Bermuara Luka Cinta, Kang Wandi Rohim, ketika bukunya di bedah lewat online dan mengajak saya untuk ikut bergabung ke acaranya. Namun, dikarenakan saya belum paham betul konsepnya bagaimana, saya tidak ikut.

Lambat laun, acara bedah buku online itu saya setujui ketika ada ide dari penulis buku ABDI, Kang Deden, ia mengajukan kepada tim penulis Garut agar bukunya bisa dibedah melalui grup WA. Nah, saya dan tim membutuhkan ide seperti itu.

Tim penulis Garut sendiri dalam sususan agenda bulanan, tidak memasukan acara bedah buku melalui online, tetapi alhasil, karena penulis kami yang memintanya, tentu saja kami semangat untuk merealiasikannya.

Kedua, berani mendiskusikan keinginan. Ambil contoh, pada postingan penulis Garut tanggal 14 Juni kemarin, ada giveaway buku Arunika karya Teh Yuni Heryanti. Pada dasarnya, penulis Garut, mau setengah tahun atau ulang tahunnya ke satu tahun pun, giveaway buku tidak akan kami bikin.

Alhasil, karena ada ide yang brillian, maka kami semangat untuk menyetujuinya. Lebih dari itu, momennya pas dengan setengah tahun berdirinya akun kami.

Dalam hal ini, salah satu alasan kenapa sejauh ini penulis Garut tidak pernah membuat lomba-lomba puisi, cerpen, bedah buku online, giveaway. Alasannya sederhana, kami ingin menjadi media yang fokus pada satu tujuan dan beda dari yang lain.

Namun, fokus pada satu tujuan itu, beda dari yang lain itu, akan  melebur visinya ketika ada penulis yang kreatif, berinisiatif, mendiskusikan keinginannya. Atau barangkali, ada followers kami yang punya pengaruh besar di bidang literasi mengajak bikin lomba-lomba puisi, cerpen dan semacamnya.

***

Pesan saya dua hal bagi penulis yang sudah bekerja sama dengan kami; jadilah penulis kreatif dan berinisiatif di penulis Garut!