7 Hal yang Disorot Editor saat Naskah Masuk, Penulis Wajib Tahu!
Jenis editor yang satu ini merupakan “orang pertama” yang harus disapa penulis ketika mengirimkan naskah via email.
Lewat artikel ini, saya tidak akan menjelaskan tugas apa saja yang dilakukan editor akuisisi. Namun, justru, hal-hal apa saja yang disorot oleh editor tersebut saat naskah masuk. Dengan begitu, kamu sebagai penulis dapat menyempurnakan naskah dengan harapan di-notice olehnya.
Penasaran? Kriteria naskah yang kayak gimana sih supaya dilirik editor?
Begini penjelasannya…
Hal-Hal yang Disorot Editor saat Naskah Masuk
Disclaimer:Artikel ini berdasar pengalaman pribadi dan juga melakukan riset untuk mendapatkan informasi lebih dalam mengenai topik yang diangkat.
Jadi, berikut di bawah ini hal-hal yang menjadi spotlight editor saat naskah para penulis masuk melalui email.
Menyapa editor saat mengirimkan naskah via email
Layaknya menyerahkan kado atau barang pada orang lain, kamu mesti bercerita. Misal, dalam rangka apa sih kamu memberinya hadiah? Atau, umumnya, diawali dulu dengan menyertakan selamat ulang tahun. Pun, begitu juga ketika kamu menulis email.Jangan sampai badan email kosong, kamu harus menulis pengantar dengan baik, sopan, dan ramah. Mulailah dengan menyapa editor yang akan menerima naskah bukumu. Setiap orang pasti suka disapa dengan ramah, kan? Begitu juga sang editor.
Setelah itu, tuliskan apa maksud dan tujuan kamu menulis email tersebut dan mengirimkannya. Ya! Kamu ingin agar editor membaca naskah bukumu dan mempertimbangkannya untuk kemudian diterbitkan.
Jadi, sapalah editor sebaik-baiknya.
Premis yang unik
Tidak mungkin editor langsung membaca isi naskah. Apalagi banyak naskah yang masuk melalui email. Maka, untuk mengefektifkan waktu, editor biasanya membaca premis lebih dulu.Premis yang unik, terbaru, dan belum pernah ditemukan pada buku-buku yang telah diterbitkan, berpotensi besar untuk dilirik olehnya.
Ingin tahu cara membuat premis? Baca selengkapnya melalui artikel: Cara Membuat Premis.
Genre cerita
Harus dipahami bahwa setiap penerbit memiliki selera yang berbeda dari sisi genre buku yang diterbitkannya. Oleh karena itu, pastikan naskah kamu relevan dengan kriteria genre buku yang mereka cari.Bukankah banyak penerbit yang menerbitkan buku, khusus genre romance saja? Non-fiksi saja? Dan lain-lain? Nah, kamu harus stalking dulu genre yang betul-betul mereka cari.
Penerbit A misalnya lebih banyak menerbitkan buku genre fantasi, kamu tidak perlu mengirimkan naskah non-fiksi. Jelas, editor bakal mengabaikan naskahmu.
Sinopsis yang menarik
Sinopsis adalah garis besar dari sebuah naskah atau buku. Sinopsis biasanya digunakan untuk memberikan gambaran umum mengenai isi dan juga alur cerita.Nah, kalau editor tertarik saat membaca sinopsis pada sebuah naskah, maka kemungkinan dilirik untuk terbit makin tinggi. Jadi, buatkan sinopsis yang menarik seperti terdapat kejadian atau konflik cerita yang dianggap dramatik.
Cukup jelaskan detail konfliknya dan kemudian berikan ending yang menggantung agar editor semakin penasaran dengan isi bukumu.
Penulisan Rapi
Makin rapi dan baik penulisan pada naskah, makin meringankan juga kinerja editor. Jujur saja, saya sendiri tentu saja malas kalau melihat naskah yang tulisannya masih awut-awutan. Rasanya beban kerjaan jadi bertambah.Jadi, penulisan harus benar-benar rapi, ya!
Kuat di tiga bab pertama
Para editor biasanya, setelah membaca sinopsis, akan dilanjutkan dengan membaca tiga bab pertama naskah. Makin menarik, makin dilirik.Kuatkan di tiga bab pertama seperti pengenalan tokoh, lalu konflik utama yang memancing ketertarikan editor untuk membaca bab-bab selanjutnya.
Mengikuti pasar
Tidak memungkiri kalau editor juga melirik hal ini. Entah itu mengikuti pasar atau menyadari potensi pasar baru dari naskah kamu.Maka, kamu juga harus tahu pasar dari penerbit yang kamu tuju dengan cara stalking Instagramnya, websitenya, buku-buku yang diterbitkannya, dan lain sebagainya. Dengan begitu, kamu dapat menyesuaikan.
Kesimpulan
Tujuh hal di atas, umumnya menjadi perhatian editor ketika naskah-naskah baru masuk. Silakan pelajari satu-satu dengan baik. Mungkin saja naskah kamu tidak disorot editor karena penulisan kurang rapi, tidak mengikuti pasar, atau bahkan kurang riset.Perlu effort memang untuk naskah bisa diterima oleh sebuah penerbit. Belajarlah terus, dan terus asah juga kemampuan menulismu. Baik itu untuk kebutuhan buku fisik maupun digital.
Nah, bagi kamu yang suka mengarang novel dan menerbitkan di sebuah aplikasi, saran saya gunakanlah sebuah template. Namanya Template Novel Planner.
Silakan klik Review Template Novel Planner untuk tahu lebih detail tentangnya.
Sekian.