5 Rekomendasi Jenis Konflik Cerita agar Dilirik Penerbit

Jenis Konflik Cerita

Dalam bentuk cerita apa pun, konflik merupakan elemen terpenting. Tentu saja termasuk saat mengarang cerita novel. Namun, banyak pengarang kesulitan menciptakan konflik yang menarik.

Lewat postingan ini, izinkan saya untuk berbagi rekomendasi konflik cerita agar dapat dilirik penerbit. Sehingga, naskah berpotensi besar diterima oleh pihak penerbit yang kamu tuju.

Baik, begini penjelasannya…

Baca Juga: 5 Contoh Latar atau Setting Cerita

Sekilas, Apa Itu Konflik?

Sederhananya, konflik ialah pertentangan yang terjadi antara tokoh utama dengan hambatan, tantangan, atau rintangan, yang mana dalam prosesnya menghalangi si tokoh utama untuk meraih tujuannya.

Konflik dalam cerita fiksi harus menciptakan ketegangan atau drama yang kemudian mendorong alur cerita. Di setiap cerita-cerita populer, pasti memiliki formula konflik yang baik.

Inilah Rekomendasi Jenis Konflik Cerita agar Dilirik Penerbit

1. Konflik Antar Karakter

Ketika sedang mengarang sebuah novel, kamu pasti sudah membuat lebih dari dua-tiga karakter.

Nah, konflik antar-karakter terjadi saat ada ketegangan antara beberapa karakter di dalam cerita. Bisa berupa konflik antara teman atau rekan kerja.

Melalui konflik ini, kamu dapat mengeksplor dinamika hubungan antar karakter sehingga bisa menghadirkan momen yang menggugah emosi pembaca.

Contohnya, novel 5cm memiliki konflik antar-katakter yang sangat menarik saat dibaca.

2. Konflik dengan Antagonis

Konflik antagonis sudah pasti melibatkan perlawanan langsung antara tokoh utama vs antagonis. Antagonis, seperti yang kita kenal, dilabeli sebagai tokoh yang jahat.

Perlu dipahami bahwa konflik yang satu ini hanya berfokus pada satu musuh utama. Contohnya dapat ditemukan pada cerita-cerita petualangan atau superhero. Tujuan karakter utama dikatakan tercapai apabila musuh utama (si antagonis) dikalahkan.

3. Konflik Internal

Rekomendasi jenis konflik cerita selanjutnya yaitu konflik internal.

Konflik ini terjadi saat tokoh utama menghadapi pertentangan atau dilema batin. Misalnya, tokoh utama mengalami konflik antara keinginan mengikuti hati nuraninya dengan pikirannya, atau menghadapi ketidakpastian saat mengambil keputusan besar.

Contoh konflik internal banyak digambarkan pada buku Harry Potter.

4. Konflik Sosial

Konflik ini timbul akibat pertentangan dari struktur sosial atau norma-norma masyarakat. Ia mencerminkan masalah-masalah sosial di dalam kehidupan nyata dan direalisasikan pada cerita fiksi.

Melalui konflik sosial, kamu dapat menyampaikan pesan isu-isu penting di dunia nyata.

5. Konflik dengan Lingkungan

Konflik ini lebih banyak membahas perjuangan tokoh utama dengan alam seperti cuaca ekstrem, atau situasi berbahaya.

Lingkungan yang buruk bisa menjadi penghalang bagi tokoh utama untuk mencapai tujuannya.

Kesimpulan

Seperti yang saya sebut di awal bahwa konflik adalah elemen terpenting dalam penulisan cerita. Tanpa konflik yang jelas, cerita akan menjadi sangat datar. Bahkan, terbilang tidak menarik dan akan membosankan.

Saya yakin, penerbit buku fiksi pasti lebih suka mendapatkan naskah novel yang di dalamnya mengandung konflik cerita yang unik.

Konflik pun, seperti yang saya bahas pada artikel cara membuat premis, mesti dimasukkan ke dalam struktur premis supaya editor tahu; konflik besar dari naskah kamu itu apa?

So, silakan pilih salah satu jenis konflik yang saya rekomendasikan di atas. Dan, buatlah konflik yang bisa bikin editor terkesima saat membaca naskahmu.

Bagaimana? Apakah artikel ini dapat kamu pahami?

Jika dapat dipahami, saya akan merekomendasikan juga sebuah template untuk melancarkan aktivitas kamu saat mengarang sebuah novel, yaitu Novel Planner Kit.

Kamu dapat menggunakan template tersebut dengan cara stalking dulu Instagramnya melalui @kotaksenin. Atau, baca ulasan tentang review template Novel Planner.

Sekian.
Artikel Selanjutnya Postingan Selanjutnya
Tidak Ada Komentar
Tambahkan Komentar
comment url