5 Contoh Latar atau Setting dalam Sebuah Cerita Novel

Contoh Latar atau Setting

Melalui artikel ini, saya ingin membahas tentang contoh latar atau setting. Sebab, salah satu unsur intrinsik ini sudah pasti ada dalam sebuah cerita novel. Dengan membaca postingan ini, kalian akan tahu betul beberapa contoh setting dalam novel.

Apa arti setting dalam cerita?

Setting dalam cerita merujuk pada lingkungan atau tempat di mana cerita berlangsung. Hal ini mencakup lokasi geografis, waktu, suasana, dan konteks sosial yang mempengaruhi cerita tersebut.

Contohnya, dalam sebuah cerita fiksi, setting dapat merujuk pada tempat di mana tokoh utama tinggal, seperti rumah atau kota kecil, atau bahkan planet asing jika cerita tersebut berlatar di luar angkasa.

Setting juga bisa merujuk pada waktu di mana cerita berlangsung, seperti di masa lalu atau masa depan, dan suasana umum seperti cuaca, keadaan alam, atau kondisi lingkungan.

Setting sangat penting dalam cerita karena dapat mempengaruhi suasana dan peristiwa yang terjadi dalam cerita.

Sebagai contoh, jika cerita berlatar di kota besar yang padat, ini bisa menciptakan suasana yang sangat berbeda dari cerita yang berlatar di pedesaan yang tenang dan damai.

Dalam banyak cerita, setting juga dapat menjadi simbol atau metafora untuk tema atau pesan yang lebih besar yang ingin disampaikan oleh penulis.

Baca Juga: Cara Mendeskripsikan Tokoh dalam Novel

Contoh latar atau setting dalam sebuah cerita novel

Berikut beberapa contoh setting atau latar dalam cerita:

1. To Kill a Mockingbird

Karya Harper Lee: Cerita ini berlatar di kota fiksi Maycomb, Alabama, selama era Depresi Besar Amerika Serikat. Setting Maycomb sangat penting bagi cerita karena mencerminkan pandangan sosial dan nilai-nilai yang berlaku pada saat itu.

2. The Lord of the Rings

Karya J.R.R. Tolkien: Cerita ini berlatar di dunia fiksi Middle Earth, yang dihuni oleh berbagai ras seperti manusia, hobbit, elf, dan dwarf. Setting Middle Earth sangat penting dalam cerita karena menciptakan dunia yang fantastis dan memungkinkan petualangan yang epik.

3. The Great Gatsby

Karya F. Scott Fitzgerald: Cerita ini berlatar di New York City dan Long Island pada tahun 1920-an selama periode Roaring Twenties. Setting New York City dan Long Island mencerminkan kemewahan dan ekses yang ada pada saat itu.

4. Harry Potter

5 Contoh Latar atau Setting dalam Sebuah Cerita Novel


Series karya J.K. Rowling: Cerita ini berlatar di dunia sihir yang fiksi, termasuk Hogwarts School of Witchcraft and Wizardry dan berbagai tempat sihir lainnya. Setting dunia sihir sangat penting dalam cerita karena menciptakan dunia yang unik dan memungkinkan petualangan yang ajaib.

5. The Hunger Games

Karya Suzanne Collins: Cerita ini berlatar di negara fiksi Panem, yang terdiri dari distrik-distrik miskin yang dipimpin oleh Capitol yang kaya. Setting Panem mencerminkan ketidakadilan sosial dan politik yang ada pada saat itu.

Contoh setting waktu dalam novel

"Pride and Prejudice" karya Jane Austen: Cerita ini berlatar di Inggris pada akhir abad ke-18, selama periode Regency. Setting ini mencerminkan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku pada saat itu, seperti ekspektasi untuk wanita dan keluarga kelas menengah.

"1984" karya George Orwell: Cerita ini berlatar di London pada tahun 1984, di mana pemerintah totaliterian mengontrol setiap aspek kehidupan masyarakat. Setting ini mencerminkan ketakutan Orwell terhadap kemungkinan sebuah pemerintahan yang otoriter dan kontrol informasi pada masa depan.

Baca Juga: Cara Membuat Karakter Fiksi Menjadi Nyata

"The Time Traveler's Wife" karya Audrey Niffenegger: Cerita ini berlatar di beberapa titik waktu yang berbeda, terutama di tahun 1960-an hingga 2000-an. Setting ini penting karena memungkinkan kisah cinta antara dua karakter yang berbeda waktu dan menciptakan tantangan dan ketegangan dalam hubungan mereka.

"The Catcher in the Rye" karya J.D. Salinger: Cerita ini berlatar di New York City selama akhir tahun 1940-an. Setting ini mencerminkan kecemasan dan keterasingan karakter utama, Holden Caulfield, yang mencari makna dalam kehidupannya.

"The Great Gatsby" karya F. Scott Fitzgerald: Cerita ini berlatar pada tahun 1922 selama periode Roaring Twenties di Amerika Serikat. Setting ini penting karena mencerminkan semangat dan gaya hidup yang berlebihan dari masa itu, dan menciptakan kontras dengan nilai tradisional dan moralitas yang lebih konservatif.

Mengapa dalam novel harus ada latar atau setting?

Memberikan Konteks: Setting memberikan konteks sejarah, budaya, sosial, dan geografis di mana cerita berlangsung. Ini membantu pembaca untuk memahami lingkungan di mana karakter hidup dan bagaimana faktor-faktor ini memengaruhi cerita dan karakter-karakternya.

Meningkatkan Imajinasi: Setting yang baik dapat membantu membawa dunia fiksi kehidupan dan memungkinkan pembaca untuk membayangkan lingkungan yang ada dalam cerita. Ini dapat meningkatkan keengganan pembaca dan membuat mereka merasa seperti mereka berada di dalam cerita.

Menciptakan Atmosfer: Setting dapat menciptakan atmosfer tertentu dalam cerita, seperti ketegangan, kegembiraan, atau ketakutan. Atmosfer ini dapat mempengaruhi emosi pembaca dan meningkatkan pengalaman membaca mereka.

Menambahkan Dimensi pada Karakter: Karakter dalam sebuah novel dapat dipengaruhi oleh setting di mana mereka hidup. Misalnya, sebuah karakter yang tinggal di kota besar dapat memiliki karakteristik yang berbeda dari karakter yang tinggal di pedesaan. Setting dapat membantu membentuk kepribadian dan motivasi karakter.

Memperdalam Tema: Setting dapat digunakan sebagai metafora atau simbol untuk tema yang lebih besar dalam cerita. Sebagai contoh, sebuah kota yang tercemar dan kotor dapat menjadi simbol untuk korupsi atau kejahatan yang ada dalam cerita.

Setting sumber asli untuk cerita fiksi

Setting sumber asli cerita fiksi dapat berasal dari berbagai sumber, seperti pengalaman pribadi penulis, pengamatan, penelitian, dan imajinasi. Berikut adalah beberapa contoh sumber asli yang dapat menjadi inspirasi untuk setting dalam cerita fiksi:

Tempat yang Dikunjungi atau Ditinggali: Penulis dapat memanfaatkan pengalaman pribadi mereka dengan menulis tentang tempat yang pernah mereka kunjungi atau tempat yang pernah mereka tinggali. Misalnya, sebuah cerita yang berlatar di Paris mungkin didasarkan pada pengalaman pribadi penulis yang pernah tinggal atau berkunjung ke Paris.

Pengamatan Lingkungan Sekitar: Penulis dapat memperoleh ide setting dengan mengamati lingkungan sekitar mereka. Mereka dapat memperhatikan detail seperti lanskap, cuaca, flora dan fauna, dan bangunan sekitar mereka, dan menggunakan informasi ini untuk mengembangkan setting dalam cerita fiksi mereka.

Penelitian Sejarah: Penulis dapat melakukan penelitian sejarah untuk menemukan setting yang menarik dan unik untuk cerita mereka. Mereka dapat mempelajari budaya, politik, dan sosial masyarakat di masa lalu untuk mengembangkan setting yang akurat dan meyakinkan dalam cerita mereka.

Imajinasi: Penulis juga dapat menggunakan imajinasi mereka untuk menciptakan setting fiksi yang unik dan menarik. Mereka dapat membuat dunia fiksi yang sepenuhnya baru, dengan karakteristik dan aturan yang berbeda dari dunia nyata.

Penutup

Itulah penjelasan lengkap mengenai contoh latar atau setting dalam sebuah cerita novel. Sekian.


Artikel Selanjutnya Postingan Selanjutnya
Tidak Ada Komentar
Tambahkan Komentar
comment url