5 Strategi Promosi Buku Karya Sendiri agar Terjual Banyak

Strategi Promosi Buku

Perlu saya sampaikan dalam postingan ini bahwa, saya bukanlah penulis buku terkenal. Dan, saya pun tidak pernah bermimpi untuk terkenal.

Tapi, mengapa dua buku yang pernah saya tulis bisa begitu banyak pembelinya sedangkan nama pena saya tidak dikenal banyak orang?

Jawabannya adalah, saya selalu memiliki strategi promosi buku yang out of the box. Dan kabar baiknya, saya akan membagikan rahasia memasarkan buku sendiri berdasar pengalaman yang pernah saya lakukan.

Kalau kalian ingin tahu triknya, silakan simak saja penjelasan saya sampai selesai.

Apa enaknya buku karya sendiri terjual banyak?

Salah satu enaknya adalah apa yang saya tulis dalam buku terjangkau luas oleh banyak orang. Katakanlah suara saya dalam bentuk 'teks' di dengar sama banyak orang. Dan itu tentu menjadi manfaat bagi saya sendiri.

Saya tidak peduli berapa banyak uang yang saya dapatkan dari penjualan buku tersebut. Karena uang itu, kalau sudah ada di tangan saya, pasti habis. Tapi, kalau menebar ilmu lewat buku, setidaknya berguna bagi pembaca.

Kira-kira begitu alasan saya kalau ditanya apa enaknya buku terjual banyak.

Sayangnya, memang, tidak banyak penulis buku yang tahu tentang memasarkan bukunya itu harus seperti apa. Apalagi penulis buku yang menerbitkan bukunya di penerbit indie. Yang menerbitkan bukunya menggunakan modal sendiri.

Bukankah sayang sekali sama uang yang sudah dikeluarkan, sementara itu buku tidak laku. Maka dari iru, harus paham dulu strateginya.

Dan, beginilah strateginya..

Strategi promosi buku terbaik

1. Gratiskan 1 buku ke banyak sekolah bergengsi

Langkah pertama yang kudu kalian lakukan adalah mendata nama-nama sekolah bergengsi yang ada di kota kalian. Sekolah bergengsi itu, kalau menurut saya pribadi, adalah sekolah yang prestasinya luar biasa. Sekolahnya itu selalu ingin berkembang. Kerap menghargai keberadaan buku. Bahwa, buku jendela ilmu.

Mengapa harus digratiskan dulu?

Sebab, kalau niat kalian datang atau menghubungi sekolah untuk menjual buku, biasanya pihak sekolah suka menolak. Dan, yang jadi pertanyaan, memangnya kalian siapa? Seorang penulis terkenal bukan? Followers sosmed banyak nggak?

Tapi, dengan digratiskan, otomatis sekolah bakal nerima. Ketika mereka menerima dan menganggap bahwa buku kalian bagus, ada kemungkinan mereka akan membelinya. Alasan dibeli biasanya untuk tugas review buku yang memang ada dalam pelajaran Bahasa Indonesia.

Setidaknya, itu pengalaman yang pernah saya alami. Dan setiap saya bikin buku baru, strategi pertama ini pasti saya lakukan.

Jadi, pihak sekolah yang saya hubungi dan datangi, mereka biasanya membeli 10 buku. Bayangkan kalau ada 20 sekolah yang membeli buku kalian 10 eksemplar per sekolah. Itu udah waw banget!

2. Gunakan jasa review buku ke pereview yang punya 'nama'

Hubungi jasa review buku. Baik itu bookstagram, pengulas buku di YouTube, maupun pereview buku yang mereview banyak buku di blog.

Bookstagram, misalnya, hubungi mereka dan ajak kerjasama. Bayar mereka agar memposting buku kalian dengan kata-kata menarik. Lalu, kalian repost di Instagram sendiri.

Pengulas buku di YouTube, misalnya, sama, hubungi mereka dan bayar mereka agar merekomendasikan buku kalian ke subscribernya.

Dan, jangan lupa menghubungi blog yang suka mereview buku. Seperti blog penulis Garut ini. Sudah banyak penulis yang bekerjasama dengan saya. Dan bukunya jadi unjuk/tayang di Google.

Dari ketiga platform, entah itu Instagram, YouTube, maupun blog, carilah seorang bookstagram, YouTubers, dan Blogger yang memiliki banyak pengikut aktif. Dengan demikian, buku kalian bakal diketahui banyak orang.

Ini gampang. Dan yakin saja. Pasti dapat eksposure.

Bagaimana, strategi kedua ini mudah, kan?

3. Launchingkan buku di banyak tempat

Launchingkan buku di banyak tempat


Beruntungnya penulis yang bekerjasama dengan blog ini adalah, buku mereka sudah pasti dilaunchingkan secara gratis (khusus penulis yang berlokasi di Garut). Sehingga, nama mereka mencuat ke publik.

Nah, tugas kalian untuk melakukan strategi ketiga ini adalah, hubungi komunitas penulis dan komunitas membaca buku yang beralamat di lokasi kalian tinggal. Kerjasama dengan mereka. Minta dilaunchingkan atau dibedah buku kalian oleh komunitas tersebut.

Untuk membikin acara launching buku, coba baca artikel saya ini: Cara Launching Buku bagi Penulis. Dengan adanya acara launching, setidaknya ada dokumentasi lah bahwa buku kalian hidup.

Launching buku dapat dilakukan di kafe, kampus, ruang komunitas, dan masih banyak lagi.

4. Buat podcast berjalan tentang buku

Enaknya hidup di zaman sekarang ini, platform untuk berkarya itu bentuknya beragam. Salah satunya lewat podcast. Lewat rekaman suara sendiri yang kemudian kita unggah ke Spotify.

Kalian silakan gunakan strategi keempat ini. Bodo amat dulu memikirkan, siapa yang mau mendengar. Kesampingkan dulu. Yang penting, create, create, and create. Itu aja dulu. 

Jadi, konsep podcast-nya adalah cerita berjalan. Mulai dari episode pertama, misalnya, membahas tentang proses pembuatan buku, pemilihan judul, target pembaca. Lanjut episode kedua, kasih gambaran bab 1 bahas apa. Dan sampai ke bagian belakang buku atau penutup.

Ini mudah. Dan gratis!

5. Judul buku jadikan kaos/totebag, sekalian dengan gambar cover

Strategi terakhir dan bisa dijadikan tambahan promosi menarik, yakni dengan membuat kaos custom dengan menggunakan cover buku sendiri atau judul bukunya saja. Bisa juga dengan membuat totebag yang dicustom dengan tulisan judul buku sendiri.

Bikin aja dulu, niatkan untuk eksistensi diri sendiri. Atau, untuk promosi buku. Misal, harga buku 85K lalu dikasih totebag. Atau kalau mau bukunya doang, harganya jadi 60K.

Promosi seperti itu biasanya menarik. Percaya sama saya.

Saran tentang promosi buku

Setelah mengetahui lima strategi promosi buku di atas, saya perlu ngasih saran bahwa, promosilah dengan tenang. Atur jadwal promosinya dengan berbagai macam bentuk promosi yang unik. Jangan langsung gass-gass saja.

Berdasar pengamatan saya, promosi penulis pemula itu suka nggak diatur. Sehingga, audiens merasa bosan. Apalagi kalau bentuk promosinya gitu-gitu aja.

Jadi, tenanglah. Buku tidak akan basi. Pasti terjual dan habis.

Bagaimana jika tidak laris?

Katakanlah kalian sudah melakukan strategi di atas dengan susah payah, tapi hasilnya tidak laku. Nah biasanya hal yang saya perbuat adalah dengan membuat tulisan copywriting/storytelling, seolah-olah bahwa sebenarnya buku saya laku. Sudah terjual sekian dan sekian.

Ini boleh dilakukan?

Boleh. Sehingga, orang akan penasaran dan berminat buku kalian.

Kalau masih tetap belum laku, solusinya adalah dengan memperkuat personal branding. Gila, personal branding itu penting sekali di era teknologi sekarang.

Cara untuk meng-create personal branding, silakan simak artikel ini: Cara Meningkatkan Personal Branding Penulis Buku.

Demikian teman-teman, itulah penjelasan saya mengenai berbagai macam strategi untuk mempromosikan buku.

Saya harap, salah satu dari strategi di atas, kalian mengaplikasikannya. Minimal satu atau dua strategi.

Sekian.

Artikel Selanjutnya Postingan Selanjutnya
Tidak Ada Komentar
Tambahkan Komentar
comment url