Berkenalan dengan Buku Tutur Dikara yang sudah Berganti Cover


Buku Tutur Dikara merupakan buku yang pertama kali kami hadiri ke acara launchingnya pada tanggal 19 Januari lalu. Kini, setelah empat bulan berlalu, buku Tutur Dikara sudah berganti cover.

Luthfi Haekal Munawar, penulis buku Tutur Dikara, menyatakan kepada kami alasan cover bukunya diganti, "Cover yang pertama visualisasinya gampang tertebak. Saya tipe penulis yang ingin para pembaca dapat menginterpretasikan sendiri karya yang saya buat".

"Meskipun dengan berganti cover seperti itu bertolak belakang dengan rumus marketing, tetapi saya sendiri percaya bahwa hal yang paling istimewa dalam karya, apapun itu, yakni para penikmat karya bisa menginterpretasikan karya yang kita buat sebebas mungkin." tambahnya, Rabu (20/05).

Terkait pergantian cover yang dilakukan oleh Kang Haekal, sapaan akrab kami kepada beliau, kami menilai buku Tutur Dikara yang baru malah terlihat lebih elegan. Dan faktanya betul, tim penulis Garut sendiri pun dapat menafsirkan secara bebas saat sekilas memerhatikan cover baru itu ketimbang cover pertama yang ia berikan kepada kami.

Bagi pembaca sekalian yang ingin berkenalan dengan buku Tutur Dikara, simak isi wawancara pendek kami kepada penulis yang berasal dari Tarogong Kidul ini.

Kang Haekal, di awal peluncuran hingga empat bulan sudah berlalu, apa komentar yang paling berkesan dari pembaca setelah membaca buku Tutur Dikara?

"Setelah mereka membaca buku Tutur Dikara, komentarnya beragam. Namun, rata-rata, mereka mengatakan baper. Apalagi dengan konsep Albuk (album buku) yang saya buat. Sebab, saat sedang membaca buku, mereka bisa sembari mendengarkan lagu yang terdapat dalam album lagu Tutur Dikara sehingga menambah rasa bapernya."

Buku Tutur Dikara sebenarnya ditujukan untuk siapa? Apakah itu hanya curhatan belaka?

"Buku ini tentu bukan hanya curhatan belaka. Buku ini ditujukan untuk mereka yang sedang rapuh-rapuhnya karena dilanda patah hati, yang sedang benci-bencinya terhadap mantan karena sudah meninggalkan kala sedang cinta-cintanya, apalagi jika alasan berpisah karena ditinggal menikah. Buku ini akan menemani mereka melewati proses yang sangat menyiksa itu."

Sudah terjual berapa banyak buku Tutur Dikara?

"Saat ini yang terjual baru sedikit. Sekitar 11 eksemplar. Semoga kedepannya semakin banyak yang berminat membeli buku Tutur Dikara ataupun buku-buku karya penulis lainnya".

Project selanjutnya di dunia kepenulisan mau ngapain setelah menerbitkan buku Tutur Dikara?

"Saya sekarang sedang terus belajar dan belajar untuk meningkatkan pengetahuan di dunia kepenulisan. Dan untuk project yang paling dekat, saya sedang fokus menulis puisi untuk nantinya dijadikan buku kedua. Namun, saya tidak menargetkan harus selesai tahun ini, karena ingin benar-benar membuatnya sematang mungkin, baik secara konsep maupun secara pemasaran".

Setelah memiliki label seorang penulis, apa sih yang perlu kita jaga?

"Saya rasa hal yang perlu kita jaga yakni harus lebih berhati-hati dalam menulis atau menyampaikan sesuatu, terutama di media sosial. Tetap rendah hati jika ada yang meminta pendapat atau saran perihal kepenulisan, anggap saja itu sebagai moment untuk sama-sama belajar".

Arti menulis bagi Kang Haekal sendiri?

"Bagi saya menulis adalah salah satu cara mengabadikan moment. Dengan menulis, saya bisa berbagi cerita dan pengalaman yang mungkin belum sempat saya sampaikan pada orang lain".

Bagaimana cara membeli buku Tutur Dikara?

"Sekarang para pembaca sudah sangat mudah untuk membeli buku Tutur Dikara. Bisa lewat Instagram @musimbuku disana juga ada nomor tim yang bisa dihubungi jika ingin memesan. Atau agar lebih mudah dan cepat buku Tutur Dikara sekarang sudah tersedia di Tokopedia dan Shopee".

Sekian wawancara pendek kami dengan Luthfi Haekal Munawar, mahasiswa Fikom Uniga. Artikel ini hanya baru berkenalan dengan buku Tutur Dikara yang sudah berganti cover, belum dari cerita dirinya yang seorang musisi juga. Oleh sebab itu, bookmarin website kami untuk postingan-postingan terbaru selanjutnya.

Artikel Selanjutnya Postingan Selanjutnya
Tidak Ada Komentar
Tambahkan Komentar
comment url